Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2021

Museum Sejarah Nasional Indonesia

Secara tak sengaja saya berkunjung ke Museum Sejarah Nasional Indonesia di Monas, Jakarta Pusat, setelah batal naik ke puncak Monas karena antrian yang sangat panjang. Maklum hari Sabtu, dan masih relatif pagi, waktu yang semua orang menduga lebih sepi, namun yang terjadi justru sebaliknya, karena orang berpikir sama.

Pidato Presiden Joko Widodo di PBB pada Sidang Majelis Umum ke-76 tanggal 23 September 2021

Saya merasa perlu untuk membuat tulisan tentang Pidato Presiden Joko Widodo di PBB dalam Sidang Majelis Umum ke-76 yang berlangsung pada tanggal 23 September 2021. Pidato yang berisikan sejumlah sorotan penting itu, yang menyasar dunia internasional maupun Indonesia sendiri, sangat sayang jika dilewatkan begitu saja.

10 TikToker Keren

TikTok menjadi hiburan selingan yang lumayan menyenangkan, memberi nuansa berbeda dibanding YouTube, Instagram, Twitter, dan Facebook. Yang disebut terakhir sudah lumayan lama saya tak menyentuhnya, demikian pula kedua terakhir yang sekarang lebih banyak dibaca dan sudah lama tak mencuit. Namun sama dengan nasib platform sosial media yang telah lahir lebih dulu, kesenangan TikTok mulai tergerus dengan konten yang menyebar hinaan dan kebencian ke tokoh atau kepercayaan tertentu, atau konten yang berisi usaha dongkrak popularitas tokoh tak populer. TikTok harus mulai menyapu bersih konten semacam itu, jika tak ingin platform-nya dijadikan ajang saling hina dan saling serang yang membuat orang tak nyaman lagi untuk menggunakannya. Bagusnya, TikTok menyediakan cara untuk melenyapkan dari pandangan terhadap konten yang kita tak sukai, meski tak selalu berhasil. Alhasil, secara umum TikTok masih cukup nyaman dan menyenangkan untuk dibuka. Lagipula TikTok tidak mensyaratkan lagi penggu...

10 TikToker Keren

TikTok menjadi hiburan selingan yang lumayan menyenangkan, memberi nuansa berbeda dibanding YouTube, Instagram, Twitter, dan Facebook. Yang disebut terakhir sudah lumayan lama saya tak menyentuhnya, demikian pula kedua terakhir yang sekarang lebih banyak dibaca dan sudah lama tak mencuit.

Pagebluk

Sudah agak lama tidak berkunjung ke kanal Youtube Alip Ba Ta ketika saya membuka unggahan video permainan gayajari gitarnya yang berjudul " Pagebluk ". Pagebluk, atau pageblug, adalah sebuah istilah dalam bahasa Jawa untuk menggambarkan adanya wabah meluas, yang meraja lela. Apa yang saya tengarai pertama kali adalah perubahan pada posisi mic, yang sebelumnya menempel pada badan gitar namun pada video klip ini Alip Ba Ta memakai perekam yang diletakkan di depan gitar. Telinga amatir saya menangkap bahwa ada perbedaan pada suara yang dihasilkan. Yang dulu lebih baik. Namun, jika tak salah ingat, alat perekam ini pernah dipakai di videonya yang lama. Mungkin ia sedang bereksperimen lagi untuk menemukan posisi mic dan perangkat yang bisa menghasilkan rekaman suara lebih baik. Semua peralatan dan letak mic yang ada memang perlu dicoba, dan sebagai seniman yang memiliki kepekaan rasa tinggi Alip tentunya ingin membuat rekaman yang menghasilkan karakter suara gitar yang terbai...

Pagebluk

Sudah agak lama tidak berkunjung ke kanal Youtube Alip Ba Ta ketika saya membuka unggahan video permainan gayajari gitarnya yang berjudul " Pagebluk ". Pagebluk, atau pageblug, adalah sebuah istilah dalam bahasa Jawa untuk menggambarkan adanya wabah meluas, yang meraja lela.

Semakin Lama Semakin Kesal Mendengar Soun Yang Ini

Semakin lama semakin kesal mendengar soun yang ini , begitulah syair nyleneh yang diiringi musik sederhana namun sangat menggelitik yang beberapa kali saya lihat di TikTok. Siapa pun, setelah mendengarnya, hampir pasti akan dibuat penasaran dan ingin mengetahui siapa pelantun asli dan lagu lengkapnya. Sebenarnya TikTok sudah menyediakan ikon bundar di pojok kanan bawah yang jika diklik akan membawa kita ke kreator aslinya, namun saya malah mencarinya di YouTube dengan kata kunci seperti judul tulisan ini, lantaran tak tahu apa judul lagunya. Sempat kesasar ke channel orang yang mereaksi lagu itu, akhirnya ketemu juga video dari penyanyi aslinya. Ketika mendengar suaranya di TikTok, orang dibuat menduga-duga apakah orang yang menyanyikan lagu itu adalah seorang laki-laki, perempuan, anak-anak, atau remaja. Agaknya banyak orang yang menduga bahwa itu adalah suara laki-laki dusun, demikian pula dugaan saya. Namun ternyata penyanyinya adalah seorang ibu berusia 52 tahun yang berdanda...

Semakin Lama Semakin Kesal Mendengar Soun Yang Ini

Semakin lama semakin kesal mendengar soun yang ini , begitulah syair nyleneh yang diiringi musik sederhana namun sangat menggelitik yang beberapa kali saya lihat di TikTok. Siapa pun, setelah mendengarnya, hampir pasti akan dibuat penasaran dan ingin mengetahui siapa pelantun asli dan lagu lengkapnya.

Musik Pintu Maksiat

Tidak salah pendapat bahwa musik pintu maksiat, namun pendapat itu hanya separuh benar, setidaknya begitulah menurut saya. Separuh benarnya lagi adalah bahwa musik adalah juga menjadi pintu masuk menuju kebaikan dan kebahagiaan. Dengan kata lain, sebagaimana banyak hal di dunia yang tak pernah sempurna dan selalu berubah dari buruk ke baik dan sebaliknya, musik menyediakan dua pintu itu buat semua orang, tanpa kecuali. Semua orang bisa masuk atau kesasar ke pintu yang mana saja, tak ada diskriminasi berdasar SARA, tanpa sebab atau alasan apa pun. Jika ada yang berpendapat bahwa musik itu haram, maka ia juga tidak salah. Namun orang itu pun hanya separuh benar, karena yang separuhnya lagi adalah pendapat bahwa musik itu halal, halal untuk dimainkan dan halal pula untuk dinikmati oleh siapa saja, tanpa batasan usia, gender, atau batasan lainnya. Jika semuanya benar, maka semuanya juga bisa salah, karena hal itu memang sering bergantung pada sudut pandang orangnya. Seperti y...

Musik Pintu Maksiat

Tidak salah pendapat bahwa musik pintu maksiat, namun pendapat itu hanya separuh benar, setidaknya begitulah menurut saya. Separuh benarnya lagi adalah bahwa musik adalah juga menjadi pintu masuk menuju kebaikan dan kebahagiaan.

Tergoogling Pendekar Negeri Minahasa Karya Fary SJ Oroh

Ketika kecil saya pernah membaca sebuah buku roman perjuangan berlatar Minahasa yang kesannya membekas cukup dalam di ingatan hingga puluhan tahun kemudian, namun sayangnya lupa apa judul bukunya. Sudah beberapa kali mencoba menggoogling dengan berbagai kata kunci namun tak ketemu juga, karena judul tak ingat, nama pengarangnya pun tak tahu lagi. Nah ketika dua hari lalu, setelah entah karena apa teringat kembali dengan buku roman sejarah itu, dan untuk kesekian kalinya mencoba lagi menggoogling buku itu, tertumbuklah mata saya dengan baris hasil pencarian yang membawa saya ke laman books.google.co.id, yang menampilkan beberapa bab buku berjudul Pendekar Negeri Minahasa Karya Fary SJ Oroh ini. Nama pengarang dan judul bukunya tak saya kenali, namun memutuskan untuk mencoba membacanya dulu, berharap bisa mengumpulkan serpih ingatan untuk mengenali apakah ini adalah bagian dari buku yang dulu pernah saya baca itu. Setelah puluhan tahun berlalu, ingatan tentang buku itu tentu sudah t...