
Cungkup Makam Kyai Telingsing dilihat dari belakang dengan kompleks kubur yang ada di sebelahnya. Semua kubur yang ada di luar itu terbuat dari susunan bata merah, sehingga memberi kesan tersendiri, meski semuanya dibuat dalam bentuk yang sederhana. Tak jelas apakah masih ada yang mengenali siapa yang dikubur di sana, karena tak terlihat ada tengara nama.

Sejumlah pohon, termasuk diantaranya glodogan tiang, tampak memayungi kubur antik yang berada di dalam kompleks Makam Kyai Telingsing. Kabarnya memang tak ada mayit baru yang dikubur di sana, sehingga boleh dibilang sudah menjadi museum luar ruang. Tanda cagar budaya juga sudah ada di sana.

Pandangan dekat pada deret kubur yang berada dalam kompleks Makam Kyai Telingsing. Tinggi tumpukan bata, bentuk dan kemiringannya, serta nisannya tampak sama semua. Boleh jadi sebagian besar atau semuanya adalah hasil renovasi karena kondisi kubur yang umumnya masih dalam keadaan bagus.

Posisi cungkup Makam Kyai Telingsing terhadap kubur luar dan halaman yang lumayan luas. Pohon tua di belakang cungkup makam menjadi penghias sekaligus memberi semacam legitimasi bagi makamnya. Ada sepotong foto di Facebook yang menyebutkan keturunan Kyai Telingsing, yaitu Tee Ping An (1503-1575, 70 tahun), Tee Ging Hwie (1524-1587, 62 tahun), Tee Sien Tiong (1562-1632, 70 tahun), Tee Swan Bing (1581-1651, 70 tahun), Tee Tjing Siang (1600-1672, 72 tahun), Tee Gwan Swie (1621-1691, 70 tahun), Tee Sing Kwie (1641-1706, 65 tahun), Tee Tiong Hing (1667-1729, 62 tahun), Tee Tjwan Hing (1689-1758, 68 tahun), dan keturunan ke-10 bernama Tee Hien Sing (1711-1786, 75 tahun).

Sponsored Link