
Satu keluarga tampak tengah khusuk berdoa di depan jirat kubur Panembahan Pengulu, cucu Sunan Kalijaga, yang berada di sisi luar dinding pendopo Makam Sunan Kalijaga.

Jirat kubur Panembahan Wijil di kompleks Makam Sunan Kalijaga Kadilangu. Urutan silsilah Panembahan Wijil adalah sebagai berikut: Sunan Kalijaga - Panembahan Kali - Panembahan Pengulu - Panembahan Ketib - Panembahan Sabrang - Panembahan Notoprodjo - Panembahan Widjil.

Seorang peziarah tengah berdoa menghadap dinding pendopo dimana terdapat jirat kubur Sunan Kalijaga, dengan memunggungi jirat kubur Panembahan Sabrang, yang adalah kakek Panembahan Wijil pada foto sebelumnya.

Mustaka pada puncak atap limasan tumpang pendopo atau cungkup Makam Sunan Kalijaga Kadilangu, Demak, yang terlihat anggun dan elok.

Cungkup makam terpisah yang di dalamnya terdapat jirat kubur Pangeran Wijil V (RM Sayid) yang menjadi Pangageng Kadilangu pada tahun 1824 - 1887. Mulai keturunan ke delapan sampai keturunan ke duabelas menggunakan gelar Pangeran Wijil, setelah sebelumnya menggunakan gelar "Panembahan".

Sebuah pohon yang daunnya habis meranggas menarik perhatian saya saat melihat jirat-jirat kubur yang ada di area terbuka kompleks Makam Sunan Kalijaga Kadilangu.

Lorong Utama yang berawal pada akses masuk sisi Selatan dimana terdapat Kolam Segaran peninggalan Sunan Kalijaga. Ke kiri adalah ke arah Masjid Sunan Kalijaga yang panjang lorongnya sekitar 90 meter.

Sponsored Link