
Bagian serambi masjid dengan kain hijau memanjang yang dipasang sebagai pembatas bagi tempat shalat jamaah wanita. Tampaknya kain ini hanya dipasang pada saat awal waktu shalat, dan dicopot setelah beberapa waktu kemudian, karena saya tak melihatnya ketika baru saja tiba.

Sebuah prasasti yang dibuat oleh Kanwil Departeman Agama Provinsi Jawa Tengah, menunjukkan arah kiblat dan shof sholat. Di bagian atasnya terdapat tulisan berupa terjemahan ayat suci Al Quran, berbunyi "Palingkanlah mukamu ke Masjidil Haram. Dan dimana saja kamu berada palingkanlah mukamu ke arahnya." (QS Al Baqarah: 144).

Prasasti yang mendokumentasikan peresmian pembuatan gapura dan pagar Masjid Agung Baitul Makmur Jepara, yang dilakukan pada 22 Oktober 2006, yang dihadiri dan ditandatangani oleh bupati Jepara pada waktu itu.

Pandangan pada bagian depan masjid dengan sepotong bagian gapura di latar depan. Limasan tumpang pada atap masjid memang tampak pendek jaraknya dengan limasan terpancung di bagian bawahnya, sehingga tak mampu memasukkan cahaya yang cukup ke dalam ruangan masjid, baik di serambi maupun di ruangan utamanya. Mudah-mudahan pada renovasi berikutnya atap Masjid Agung Jepara ini bisa dikembalikan ke bentuk awalnya yang lebih anggun.

Pandangan dekat pada salah satu pilar Masjid Agung Jepara yang memperlihatkan ragam ukir yang menghias bagian sabuk di atas landasan pilar. Jepara memang sangat terkenal dengan kehebatan karya seni ukiran kayunya, sehingga bisa dimaklumi mengapa ukir kayu menjadi ornamen yang sangat menonjol di masjid ini.

Sudut pandang lainnya pada ornamen ukir kayu yang menghias pilar masjid, mihrab tempat ruangan imam shalat, serta mimbar. Berbeda dengan kebanyakan masjid di Jawa lainnya, letak mimbar di Masjid Agung Jepara tidak berada dalam relung ruang yang sama dengan tempat imam, namun mengambil area di baris shaf paling depan.

Pandangan tegak yang mengarah ke bagian mihrab masjid, dengan lampu gantung susun tiga di bagian tengah ruangan. Meskipun indah dan anggun, serta tentu saja mahal, kelemahan seni ukir kayu adalah pada keterbatasan umurnya. Hingga ditemukan teknologi yang bisa mengawetkan kayu sehingga bisa berusia ratusan tahun, maka ada masanya bagian-bagian masjid yang terbuat dari kayu itu harus diganti. Masalahnya adalah semakin lama akan semakin sulit untuk mencari kayu jati tua yang berkualitas.

Sponsored Link