
Bedug dan kentongan Masjid Raya Kudus yang terlihat elok meskipun sudah agak berumur. Terlihat bahwa kedua benda serta dudukannya dibuat oleh orang yang ahli di bidangnya. Di belakangnya adalah penitipan sepatu, undakan menuju ke lantai dua, dan tempat wudlu pria di sebelahnya kirinya.

Sebuah hiasan terbuat dari kuningan yang menempel pada pilar berbentuk semacam daun. Ornamen hasil karya rasa karsa jiwa raga semacam ini membuat sebuah tempat menjadi terasa lebih ramah, lebih berbudaya. Budaya lahir dari manusia dari berkah hidup yang diberikan oleh Sang Pencipta Yang Mahaagung.

Jamaah shalat maghrib di Masjid Agung Kudus yang sebagaimana kebanyakan tempat lain hanya mampu mengisi empat baris pertama, yang itu pun sering tak penuh. Masjid dan tempat ibadah lain pada umumnya hanya penuh pada saat hari raya. Mungkin ada yang harus dirubah, sebagai sebuah kajian introspeksi.

Pandangan ke arah mihrab, namun diambil pada kolom sebelah kiri relung imam, yang memperlihatkan deretan pilar beton kekar selain pilar kayu jati di bagian tengah, saat seorang bapak menuntun anaknya keluar menuju serambi masjid sehabis shalat berjamaah. Lampu-lampu yang dipasang pada pilar beton menyerupai sabuk yang menyala.

Sponsored Link