Meski hujan yang mengguyur Kota Bogor belum berhenti secara tuntas, namun saya masih bisa menyempatkan waktu untuk mengambil foto Masjid Raya Bogor dari arah samping. Saat memotret saya menggunakan lensa wide angle yang membuat penampakan menara dan bangunan masjid terlihat miring ke arah dalam, tidak sebagaimana aslinya yang tegak ke atas.
Ruangan utama Masjid Raya Bogor terlihat cukup mewah dan lumayan lega. Ini adalah juga kunjungan pertama saya setelah selesainya revitalisasi Masjid Raya Bogor yang telah mulai dilakukan sejak 2006, namun pengerjaannya memakan waktu sangat lama dan baru diresmikan pada 16 Januari 2013.
Bagian dalam kubah utama Masjid Raya Bogor yang cukup indah dengan lampu kristal gantung berada tepat di tengahnya. Setelah revitalisasi total yang menelan dana Rp 22 miliar, Masjid Raya Bogor memiliki kubah besar yang diapit dua kubah kecil, menggantikan atap masjid yang bergaya limasan dua tumpang.
Tembok dinding kiri kanan dan atas mihrab dilapis bahan semen fiber-glass GRC Board, berhias kaligrafi petikan ayat Al-Quran serta ornamen lengkung dan garis. Di atas lubang mihrab terdapat tulisan Arab berbunyi “Allah” dan “Muhammad” dengan kaligrafi mendatar dan melingkar. Tempat imam dan mimbar khatib menjadi satu yang bagian atasnya berhias ukiran.
Ada beragam kegiatan yang biasa dilakukan orang di hari biasa di sebuah masjid. Selain shalat di masjid tentunya, orang biasa membaca Al-Quran, salawat, dzikir, atau seperti yang dilakukan beberapa orang di dekat pintu sebelah kanan, yaitu bersosialisasi, berdiskusi, atau kegiatan bersama lainnya.
Langit-langit balkon dengan hiasan bintang yang elok. Masjid Raya Bogor awalnya dibangun pada 1980 dan baru selesai tahun 1989. Masjid ini dilengkapi dengan Gedung Pusat Pengembangan dan Pengkajian Islam Bogor serta perpustakaan umum yang lokasinya ada di sekitar serambi masjid.
Anak-anak tampak bergerombol merubung seorang mentor wanita di pojok teras masjid saat saya keluar dari ruang utama. Wajah-wajah mereka tampak gembira berhias senyum. Orang-orang yang saya lewati ketika memasuki masjid mungkin sebagian diantaranya adalah para orang tua yang tengah menunggu anaknya belajar mengaji ini.
Menara Masjid Raya Bogor yang letaknya terpisah lumayan jauh dari bangunan utama masjid. Menara Masjid Raya Bogor yang karena letaknya cukup jauh dari bangunan utama terlihat seperti sebuah bangunan mandiri, jika saja tidak ada lorong penghubung diantara kedua bangunan itu.
Diubah: Juli 05, 2020.
Label:
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.
© 2004 -
Ikuti