Monumen Lengkong Tangerang berbentuk tembok berwarna gelap agak melengkung kedalam setinggi lebih dari 2 meter dengan tulisan berwarna keemasan, berisikan catatan sejarah singkat terjadinya Peristiwa Lengkong, serta nama-nama mereka yang gugur dalam peristiwa itu. Bendera Sangsaka Merah Putih juga tampak berkibar pada sebuah tiang tinggi.
Tulisan yang dipahat mengenai Peristiwa Lengkong berbunyi: "Pada Hari Jumat petang tanggal 25 Januari 1946, telah terjadi peristiwa berdarah di Lengkong / Serpong, dimana pasukan dari Akademi Militer Tangerang yang dipimpin oleh Mayor Daan Mogot yang tengah merundingkan penyerahan senjata dari Pasukan Jepang di Lengkong kepada Pasukan TRI secara tiba-tiba sekali telah dihujani tembakan dan diserbu oleh Pasukan Jepang, sehingga mengakibatkan gugurnya 34 Taruna Akademi Militer Tangerang dan 3 Perwira TRI, diantaranya Mayor Daan Mogot sendiri."
Penampakan Monumen Lengkong Tangerang dilihat dari punggung bukit yang menyembunyikan prasasti berisi nama-nama taruna dan perwira yang gugur dalam peristiwa Lengkong. Monumen ini sepertinya dirancang bukan sebagai tempat wisata sejarah, setidaknya karena tidak ditemukan tempat duduk di sekitar lokasi, yang membuat orang ingin cepat-cepat meninggalkan tempat setelah berkunjung. Area di dekitar Monumen Lengkong mungkin hanya dipergunakan dan ramai dikunjungi orang setahun sekali ketika dilakukan acara peringatan yang dilakukan setiap tanggal 25 Januari, tanggal terjadinya peristiwa Lengkong.
Hampir pasti saya tidak sendirian, bahwa meskipun sudah lebih dari dua puluh tahun saya mengenal Jl. Daan Mogot yang menghubungkan Jakarta dan Tangerang, namun saya baru mengetahui siapa itu Daan Mogot dan apa peranannya, saat mengetahui keberadaan Monumen Lengkong ini, dan membaca dengan mata kepala sendiri tentang bagaimana Peristiwa Lengkong itu terjadi. Jasad Mayor Daan Mogot disemayamkan di Taman Makam Pahlawan Taruna di Kota Tangerang.
Tulisan pada tengah bawah berbunyi "Untuk mengenang para kusum bangsa yang telah gugur ketika menjalankan tugas untuk negara pada bulan Maret 1946 telah diciptakan lagu "Pahlawan Lengkong". Jauh di sana di balik tembok, terletak taman pahlawan raya, tewas berjuang di medan Lengkong, untuk membela nusa dan bangsa, s'lamat tinggalla ibunda, s'lamat tinggalla ayahanda, pupergi jauh ke sana, mencari bahagia".
Daftar nama anggota Tentara Nasional Indonesia (TRI) yang gugur dalam Peristiwa Lengkong. Perwira TRI adalah Mayor Daan Mogot (Direktur Akademi Militer Tangerang), Letnan I Soebijanto Djojohadikoesoemo (Polisi Tetara Resimen IV), Letna I Soetopo (Polisi Tentara Resimen IV).
Kemboja, bunga kemboja di pinggiran Monumen Lengkong memberi warna, dan suasana tersendiri bagi pengunjung yang datang. Bunga kemboja atau Kamboja juga biasa ditanam di area pemakaman oleh karena selain sebagai peneduh juga bisa diambil bunganya untuk disematkan di atas makam.
Monumen Lengkong dibuat dengan dinding rumput lumayan tinggi di kiri kanannya. Dinding rumput itu serta arah hadapnya yang memunggungi jalan masuk BSD, membuat lokasi Monumen Lengkong tersembunyi dari pandangan mata.
Monumen Lengkong sepertinya dirancang bukan sebagai tempat wisata sejarah, setidaknya karena tidak ditemukan tempat duduk di sekitar lokasi, yang membuat orang ingin cepat-cepat meninggalkan tempat itu setelah berkunjung.
Monumen Lengkong mungkin hanya dipergunakan dan ramai dikunjungi setahun sekali ketika dilakukan acara peringatan yang dilakukan setiap tanggal 25 Januari.
Sebuah rumah yang terletak di sebelah Monumen yang semula saya duga berfungsi sebagai museum, namun tidak terlihat adanya petunjuk atau tanda apa pun di sana. Jika saja rumah itu dimanfaatkan sebagai museum kecil, serta ada cafe kecil yang menyediakan minuman dingin, tentu akan sangat membantu bagi pejalan yang datang.
Diubah: Juni 28, 2020.
Label:
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.
© 2004 -
Ikuti