
Foto dokumentasi Museum Masjid Agung Demak yang memperlihatkan kondisi masjid pada tahun 1962, dengan menara yang yang dibuat pada 1932 sudah terpasang di sebelah kiri, dan di bagian depan ada regol cukup besar yang dibuat pada 1804 dan sekarang sudah tidak ada lagi karena dibongkar pada 1964, dan digantikan pilar tugu yang pendek.

Foto dokumentasi museum yang memperlihatkan serpihan kayu jati yang difoto dari ketinggian sekitar 17,5 meter di atas lantai Masjid Agung Demak, yang oleh masyarakat disebut sebagai Soko Tatal atau Tiang Tatal. Tiang ini merupakan ciptaan Sunan Kalijaga, yang bernama kecil R Syahid, putera dari R Wilotikto, Bupati Tuban.

Foto dokumentasi Lambang Surya Majapahit yang ada di atas mihrab atau ruang pengimaman Masjid Agung Demak. Lambang yang juga disebut Hasta Brata ini sangat terkenal pada jaman Kerajaan Majapahit, sehingga ditafsirkan sebagai lambang Majapahit yang berisi delapan pedoman kepemimpinan Raja-Raja Majapahit, dengan mengambil metafora alam yang berasal dari budaya Hindu. Ada 3 lambang Surya Majapahit di dalam ruangan masjid.

Foto dokumentasi Prasasti Pintu Bledeg atau Pintu Petir karya Ki Ageng Selo yang aslinya berada di pintu bagian tengah depan Masjid Agung Demak. Prasasti ini dibaca "Nogo Mulat Saliro Wani" atau 1388 Saka (1466 M). Ki Ageng Selo adalah putra Bondan Kejawen. Beliau beristeri Dewi Nawangsih, putri Jaka Tarub.

Sponsored Link