
Bambang Aroengbinanghttps://www.blogger.com/profile/14056086394929635116
Pandangan ke arah vihara, memperlihatkan posisinya yang persis berada di lereng kaki bukit dan lebih tinggi dari jalan di depannya. Sebuah lokasi yang sangat beresiko, terutama jika terjadi hujan terus menerus dan lereng bukit menjadi gembur yang membuatnya rawan longsor. Stupa model Candi Borobudur tampak diletakkan di atas setiap pilar pagar depan.

Prasasti peresmian vihara yang ditandatangani oleh Camat Gebog. Letaknya berseberangan dengan prasasti yang ditandatangani ketua umum Sangha Theravada.

Pemandangan yang elok pada badan sungai yang penuh dengan serak batu gunung, dengan latar perbukitan dan langit biru. Jika semua batu berasal dari magma, maka tentunya pernah terjadi letusan gunung berapi di kawasan ini pada jaman dahulu kala.

Sudut pandang dari luar pagar Vihara Narada Rahtawu, dengan stupa-stupa pada pilar pagar, dan bukit cukup tinggi di latar belakangnya.

Sudut pandang yang sedikit digeser ke arah kanan dari foto sebelumnya. Jika saja vihara ini dibangun di puncak bukit dengan arsitektur tradisional yang elok, dengan undakan yang mengular ke atas, tentu akan sangat menarik.

Sponsored Link