Wajah kedua Wayang Golek Pak Dase Bogor ini mirip, meski pria dan wanita. Keduanya sama-sama menyerupai wanita, dengan alis tipis, dan bibir merah. Hanya pada makuta di kepala, ornamen pada kain dan dada yang berbeda. Ukuran yang pria juga sedikit lebih besar.
Pak Dase bersama dengan sepasang Wayang Golek Rama dan Shinta buatan bengkel seninya. Wayang golek ini dilengkapi pernik pakaian yang indah, dan ukiran muka serta hiasan kepala yang sangat halus. Itulah yang merupakan elemen pekerjaan yang menentukan mutu akhir dari produk wayang golek. Harga untuk jenis ini adalah Rp.650.000 untuk satu pasang.
Selain tokoh yang diambil dari Mahabharata dan Ramayana, Wayang Golek Pak Dase juga membuat wayang golek dengan wajah dan pakaian tradisional Sunda. Ia juga menerima pesanan khusus, yang harganya bergantung tingkat kesulitannya. ia bisa meminta Rp.1.750.00 per buah, lengkap dengan kostum khusus sesuai permintaan, dengan tinggi 75 cm.
Wajah kedua wayang golek ini mirip, meski pria dan wanita. Keduanya sama-sama menyerupai wanita, dengan alis tipis, dan bibir merah. Hanya pada makuta di kepala, ornamen pada kain dan dada yang berbeda. Ukuran yang pria juga sedikit lebih besar.
Tampak samping wayang golek Rama dan Shinta, memperlihatkan ornamen bagian samping makuta, dan bentuk ornamen pada lengan wayang. Kedua wayang ini sama-sama menggunakan anting ganda di kedua telinganya.
Pajangan sejumlah hasil karya Wayang Golek Pak Dase yang ditempel begitu saja pada dinding tanpa penutup kaca untuk melindunginya dari debu. Kebanyakan wayang golek dibuat secara berpasangan. Di bawah pajangan ini terdapat tumpukan buku panduan wisata, semuanya terbitan oenulis asing, dimana nama dan wayang goleknya tercetak di dalamnya.
Seorang pengrajin yang membantu pak Dase tempak tengah bekerja menghaluskan sebuah kepala wayang golek. Sementara di depannya menumpuk sejumlah kepala wayang yang belum selesai dikerjakan.
Bukan hanya warna, dan ornamen wayang golek yang dibuat dengan ragam jenis lumayan banyak, namun kain batik yang dikenakan oleh para wayang golek juga sangat beragam dan memperlihatkan kekayaan budaya kita.
Wayang golek berwajah kera dan berkulit putih itu tentulah Hanoman, tokoh yang diambil dari kisaha Ramayan, namun Raja Kera Hanoman juga bisa ditemui dalam cerita pewayangan dalam kisah Mahabharata.
Ekspresi wajah di hampir semua wayang golek buatan Pak Dase terlihat datar saja, nyaris tanpa emosi. Hampir semua wayang juga dibuat dengan posisi kepala yang sedikit menunduk.
Jika bukan Bima dalam kisah Dewa Ruci, maka wayang golek dengan ular naga melilit di lehernya itu tentulah Gatotkaca. Namun Bima lebih cocok, karena pada jarinya terlihat sepasang kuku Pancanaka yang sangat terkenal itu. Lagipula Gatotkaca mengenakan baju pusaka bergambar bintang pada dadanya.
Di teras depan rumah Pak Dase terlihat geletakan kayu lame di atas sebuah tampah yang tengah dijemur di bawah sinar matahari langsung. Kayu lame karakternya kuat namun ringan, dan tidak mudah patah saat diukir.
Wajah wayang golek pria dan memang wanita nyaris sama, masing-masing dengan alis tipis melengkung, mata lancip dengan bulu mata panjang, dan bibir merah. Yang membedakannya hanya mahkota kepala, dan pernik pakaiannya.
Bagian wajah dengan makuta memang lebih mudah jika dipisahkan, dengan demikian ada fleksibilitas lebih besar dalam pembuatan wajah yang bisa digunakan baik pada wayang golek laki mau pun perempuan.
Pandangan dekat yang memperlihatkan pakaian dan aksesori wayang golek Shinta yang mengenakan kemben dengan pundak terbuka.
Pandangan dekat dari arah samping pada wayang golej Rama dan Shinta, memperlihatkan adanya sedikit perbedaan pada dandanan rambut belakang keduanya. Sedangkan ornamen pada lengan tidak ada perbedaan.
Pandangan dekat pada wayang golek Rama yang memperlihatkan detail ukir kayunya, serta sulaman pada pakainnya.
Pandangan dekat pada wayang golek Shinta atau Sita yang juga memperlihatkan detail ukir serta aksesorinya. Kepala dan tangan wayang yang bisa digerakkan akan memudahkan pengaturan posisi wayang sesuai dengan selera pembelinya.
Diubah: Juli 05, 2020.
Label:
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.
© 2004 -
Ikuti