Lokasi Masjid Kebon Jeruk berada di pinggiran jalan yang sangat sibuk. Sayang sekali terdapat iklan yang menempel di tempat menunggu bus, yang menutup dinding masjid dan mengganggu pemandangan. Masjid Kebon Jeruk terlihat tanpa menara karena sudah runtuh saking tuanya dan tidak dibangun kembali.
Ruangan tengah Masjid Kebon Jeruk berukuran 10 X 10 m yang terlihat sempit dengan jumlah jamaah yang ada di sana. Di dalam Masjid Kebon Jeruk boleh dikatakan hampir tidak ada sesuatu benda atau ornamen istimewa yang menarik sebagai obyek foto. Yang menarik justru adalah dandanan dan rupa para jamaah yang menunjukkan pengaruh Timur Tengah.
Beberapa orang berwajah Timur Tengah tampak menonjola diantara jamaah Masjid Kebon Jeruk. Masjid Kebon Jeruk kabarnya sering dikunjungi para jamaah dari berbagai negara di dunia.
Atap tengah Masjid Kebon Jeruk berbentuk limasan bersegi empat, dengan ukiran dedaunan bergerigi di bagian puncak atapnya. Bintang sabit yang lazim dipasang di puncak kubah masjid, terlihat dilukis pada tiap sisi puncak atap. Kubah bulat bisa ditemui di bangunan bagian belakang masjid.
Di sebelah kanan adalah serambi dengan lubang-lubang lengkung. Jalan masuknya melewati gang kecil, namun masjid dengan halaman depan sempit ini telah ditetapkan sebagai situs sejarah yang dilindungi UU berdasarkan Surat Keputusan Gubernur tertanggal 10 Januari 1972.
Kedua atap Masjid Kebon Jeruk terlihat cukup unik, menunjukkan pengaruh gaya arsitektur Belanda, Tionghoa dan Jawa. Sayangnya posisi masjid ini seperti terjepit diantara bangunan lainnya.
Sebuah ornamen bunga pada pangkal lampu yang menempel di langit-langit Masjid Kebon Jeruk. Para pengurus masjid tampaknya lebih disibukkan dengan isi dan kegiatan masjid, ketimbang memperkaya ornamen yang ada pada masjid.
Jalan masuk ke dalam Masjid Kebon Jeruk. Jika Masjid Kebon Jeruk dikunjungi jamaah dari berbagai pelosok dunia dengan berbagai macam profesi, itu karena Masjid Jami’ Kebon Jeruk merupakan markaz (pusat kegiatan) usaha Tabligh di Indonesia.
Salah satu atap Masjid Kebon Jeruk yang bentuknya dipengaruhi oleh arsitektur Belanda, namun bentuknya yang segi delapan boleh jadi dipengaruhi arsitektur Tionghoa.
Dua orang jamaah tampak menunggu waktu yang tepat untuk menyeberang Jl. Hayam Wuruk di depan Masjid Kebon Jeruk yang selalu sibuk dipadati kendaraan bermotor.
Di sebelah kiri atap yang berbentuk segi delapan itu ada atap berbentuk kubah kecil. Jika saja papan iklan di atas halte itu di buang maka pada tembok bisa dibuat papan nama Masjid Kebon Jeruk yang indah.
Bagian luar Masjid Kebon Jeruk yang menghadap jalan raya ini memang sangat perlu untuk dirapikan, agar terlihat lebih anggun dan berkelas. Halte bus dan papan reklame itu perlu dipindah diganti dengan taman kecil yang rapi dan bersih.
Diubah: Juni 13, 2020.
Label:
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.
© 2004 -
Ikuti