Museum Geologi

Museum Geologi Bandung memiliki koleksi sangat mengesankan ketika saya pertama kali mengunjunginya sekitar pertengahan tahun 80-an. Karenanya, ada dorongan kuat untuk kembali mengunjungi museum ini ketika tengah mengambil cuti dan pergi ke Kota Bandung. Setidaknya sudah tiga kali saya ke museum yang kini sudah tampak jauh lebih modern dibanding saat pertama kali datang.

Lokasi museum ini berada di Jl. Diponegoro 57, dekat lapangan Gasibu dan Gedung Sate. Dulu, satu-satunya hal yang perlu dilakukan pengunjung ketika memasuki gedung museum adalah mengisi buku tamu, gratis masuk. Namun setelah renovasi yang paling akhir, kini ada tiket yang harus dibayar oleh pengunjung jika hendak masuk ke dalam museum. Namun harga tiket masuknya cukup murah.

Tampak muka gedung Museum Geologi Bandung juga sudah terlihat elegan. Ketika saya kunjungi, kondisi museum sangat bersih dan koleksinya terawat dengan baik. Museum ini pernah mengalami renovasi besar dengan bantuan pendanaan dari JICA. Belakangan ada renovasi besar lagi yang membuat tampilan halaman muka menjadi jauh lebih baik, demikian juga penataan isinya menjadi sangat modern dan berselera.

Di bagian depan Museum Geologi Bandung dulu, selain kerangka T-rex dan gajah purba yang sangat mengesankan, ada koleksi fosil Ammonoid (berbentuk spiral) dan Nautiloid (berbentuk lurus). Ammonoid adalah sejenis hewan invertebrata laut mirip cumi-cumi raksasa bercangkang dari subkelas Ammonoidea, Kelas Chepalopoda, yang telah mengalami kepunahan bersamaan dengan dinosaurus sekitar 65 juta tahun lalu.

Kerangka berbagai jenis binatang yang telah punah bisa dijumpai di museum ini. Salah satunya adalah fosil ular Python reticulatus berusia 30.000 - 40.000 tahun. Ular Sanca Kembang (ular sawah, ular petola) ini merupakan jenis ular tak berbisa dengan panjang bisa melebihi 10 m. Pada punggungnya terdapat lingkaran besar seperti jala (reticula berarti jala) berwarna hitam, kecoklatan, kuning, putih.

Museum Geologi Bandung didirikan dengan nama Geologisch Laboratorium, dan kemudian juga disebut Geologisch Museum. Gedung bergaya Art Deco ini dirancang oleh arsitek Ir. Menalda van Schouwenburg, dibangun selama 11 bulan dengan melibatkan 300 pekerja. Pembangunannya dimulai pada pertengahan tahun 1928 dan diresmikan pada 16 Mei 1929. Terakhir berkunjung, museum ini telah berubah total, yang bisa dilihat di .

Salah satu koleksi Museum Geologi Bandung adalah Kerbau Purba (Bubalus palaeokerabau) yang hidup di jaman tersier 6,5 juta – 1,5 juta tahun lalu. Fosilnya ditemukan Eugene Dubois di Pulau Jawa pada 1891. Berat Kerbau Purba bisa 1,2 ton, panjang 3 meter, dengan ekor 1 meter, sementara panjang tanduknya bisa sampai 2 meter.

Replika fosil T-Rex yang sangat indah terlihat dipajang di Galeri Mesozoikum Museum Geologi Bandung. Ada pula dipajang cetakan kaki Tyrannosaurus yang ditemukan pada tahun 2007 oleh Phil Manning, paleontolog asal Inggris, di Hell Creek Formation, Montana. Jaman Mesozoikum berlangsung pada sekitar 251-65 juta tahun lalu.

Ada pula fosil Kuda Nil primitif (Hexaprotodon simplex), migran dari Asia di jaman Pleistosen (1.808.000 - 11.500 tahun lalu) yang lebih kecil dari kerbau, juga Mastodon (Sinomastodon bumiayuensis, dan Kura-kura raksasa (Megalochelys sp). Fosil ketiga binatang purba itu ditemukan di Desa Satir, Bumiayu, Jawa Tengah.

Koleksi menarik lainnya adalah Mastodon (Sinomastodon bumiayuensis, spesies mamalia bergading besar dari genus Mammut. Mastodon adalah pemakan dedaunan dan dahan pohon yang hidup sejak 40 juta tahun silam. Fosil Mastodon yang ada di museum berasal dari Bumiayu itu diduga berumur sekitar 1,2 juta - 1,5 juta tahun.

Koleksi batuan topaz dengan warna yang sangat indah juga ada. Koleksi batuan lainnya adalah cebakan nikel. Daerah penambangan nikel yang cukup besar di Indonesia adalah Soroako di Sulawesi Selatan, dan Kolaka di Sulawesi Tenggara. Masih banyak lagi koleksi batuan menarik lainnya di salah satu museum tertua di Indonesai ini.

museum geologi bandung museum geologi bandung museum geologi bandung museum geologi bandung museum geologi bandung museum geologi bandung museum geologi bandung museum geologi bandung museum geologi bandung museum geologi bandung museum geologi bandung museum geologi bandung museum geologi bandung museum geologi bandung museum geologi bandung museum geologi bandung museum geologi bandung

Ada lagi koleksi batuan yang menarik, diantaranya potongan batuan halogen nikel, bijih timbal, dan Geode ametis. Geode ametis yang dikenal sebagai kecubung pengasih, memiliki nilai keras 7 berdasarkan daftar keras Mohs. Batu ametis berwarna ungu, ungu muda, ungu kemerahan, ungu kebiruan sampai ungu kehitaman.

Tentang Museum Geologi Bandung

Alamat : Jl. Diponegoro 57, Bandung. Telp 022-7213822. Lokasi GPS : -6.900785, 107.621512, Waze. Jam buka Sabtu s/d Kamis pukul 08.00 - 16.00. Jumat dan hari libur nasional tutup. Harga tiket masuk : Rp 2.000 untuk pelajar, Rp 3.000 umum, Rp 10.000 turis asing. Panduan di Bandung : Rute Bandros / Hotel di Lembang / Tempat Wisata di Bandung / Peta Wisata Bandung / Hotel di Bandung / Hotel Murah di Bandung.

Diubah: April 15, 2021.
Label: Bandung, Jawa Barat, Museum, Wisata
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.

aroengbinang,
seorang penyusur jalan.
Traktir BA? Scan GoPay, atau via Paypal. GBU.
« Baru© 2004 - IkutiLama »