Dengan tiket masuk seharga 50 ribu rupiah, pengunjung dapat makan duren sepuasnya. Promosi yang bagus dan gencar selama beberapa waktu ke belakang, termasuk lewat sosial media. Festivak duren yang mengundang amino masyarakat dari berbagai daerah, tidak hanya dari Majalengka sekitarnya berdatangan pula dari Bandung, Jakarta, Bekasi, Sumedang dan kota lainnya.
Pengunjung yang membludak mengakibatkan jalanan menuju tempat acara macet total, kami berangkat dari pasantren Al Mizan Majalengka yang sebelumnya kami singgahi berjarak sekitar 17 kilometer ke tempat acara. Daripada terlalu lama di perjalanan, kami memutuskan untuk turun dari kendaraan dan berjalan kaki menuju tempat acara dilanjutkan dengan naik ojek. Tidak dikira pecinta duren membuat jalanan penuh dan kendaraan tidak bisa berkutik. Pilihan yang tepat turun dari kendaraan jika tidak entah berapa lama lagi terjebak di jalanan.
Kami tiba sekitar jam 3 ke lokasi festival dan ini adalah gerbang masuk Festival Duren Sindangwangi 2017. Selain makan duren diisi hiburan musik, stand pameran yang menjajakan aneka barang, makanan dan minumuan serta tauziah kebudayaan yang disampaikan oleh KH Maman Imanulhaq pemilik pesantren Al Mizan.
Festival Durian Kawit Wangi Sindangwangi, adalah event untuk memperkenalkan destinasi wisata kuliner khas Majalengka. Sebagai ajang promosi ke khalayak luas bahwa di Malajengka-Sindangwangi dan sekitarnya terdapat Duren Sinapeul, nama sinapeul itu sendiri dari aroma dan rasa duren yang dianggap nempel atau lengket sehingga diberi nama Duren Sinapeul.
Duren atau buah durian yang disajikan di Festival Duren Sindangwangi 2017, hasil bumi yang tersebar di beberapa kebun milik masyarakat di desa-desa yang berada di wilayah Kecamatan Sindangwangi dan menghasilkan produk durian lokal unggulan Durian Sinapeul. Kecamatan Sindangwangi memiliki potensi yang besar untuk agro wisata, khususnya durian terdapat hamparan kebun durian yang luasnya mencapai 16 hektar, dan terkonsentrasi di Desa Ujungberung.
Saya sempat berbincang dengan Ginggi Syar Hasyim seorang kawan yang pernah menjabat sebagai wuku atau kepala desa di salah satu desa daerah tersebut, bahwa para petani duren di Sindangwangi dan sekitarnya diberikan pencerahan serta dibina dengan tujuan agar kwualitas duren sinapeul ini tetap terjaga mutunya, salah satunya pemanen duren di saat yang tepat dan melepas ke peminat hanya yang layak dijual. Menurut Ginggi diperlukan mental yang bagus dari para pemilik kebun duren, agar mereka panen dan memilah durennya yang betul-betul berkwualitas untuk dilempar ke pasaran sehingga Duren Sinapeul tetap diminati oleh penggemar duren.
Antusias masyarakat yang mengunjungi Festival Duren Sindangwangi 2017 sangat besar, di festivalpun dipasang spanduk-spanduk yang dipakai ajeng berselfi atau berfoto, sementara kulit duren berserakan di setiap penjuru. Banyak pengunjung yang datang menjelang sore, sementara persediaan duren sudah sangat menipis. Perlu dievaluasi oleh pihak penyelenggara jika Festival Duren Sindangwangi akan diadakan sebagai ajeng tahunan, hal ini menjadi catatan penting yang harus digarisbawahi. Menyediakan duren lebih banyak agar pengunjung puas sesuai dengan tema dari Festival Duren Sindangwangi 2017 yaitu makan duren sepuasnya, sepertinya belum terpenuhi.
Selain itu menurut pengamatan saya, area festival harus lebih luas agar pengunjung yang datang lebih nyaman. Secara umum Festival Duren Sindangwangi 2017 boleh dikatakan sukses sudah berhasil menyedot pengunjung dari berbagai daerah, dan yang paling penting mengangkat nama Duren Sinapeul di kalangan masyarakat luas.
Kulit duren yang berlimpah dikumpulkan oleh pihak penyenggara, ditempelkan di bilah bambu yang sudah dibentuk. Kulit duren disusun dan menjadi dekorasi di lorong jalan Festival Duren Sindangwangi 2017, sementara sampah kulit duren yang lain masih berserakan di mana-mana. Gerimis tidak mengganggu para pengunjung yang masih menyisir duren yang tersisa, dan saya mendengar sajian musik terus berlanjut menghibur para pengunjung di panggung yang cukup besar dengan tenda dan kursi lipat yang dipasang di depan panggung.
Pasar Ikan Regional Desa Lengkongkulon, Kecamatan Sindangwangi-Majalengka hari itu berubah fungsi menjadi ajang festival duren, saya melihat di sebelah gerbang masuk masih ada pedagang ikan yang berjualan memanfaatkan ramainya pengunjung. Dengan adanya Festival Duren Sindangwangi 2017 popularitas Durian Sinampeul menjadi lebih dikenal dan melalui festival ini Kabupaten Majalengka telah berhasil memperkenalkan salah satu potensinya.
Jelang senja para pengunjung mulai meninggalkan area Festival Duren Sindangwangi 2017, kamipun segera pulang menuju Bandung melalui jalan tol Cipali. Jika akan diadakan lagi Festival duren Sindangwangi di tahun-tahun mendatang, tentunya diharapkan lebih baik lagi sehingga memuaskan semua pecinta buah durian yang datang tanpa kecuali, karena tidak semua pengunjung terpuaskan. Dan untuk festival tahun mendatang jangan sampai terjadi hal yang tidak diinginkan seperti tahun ini, salah satunya adalah kekurangan durian. Dan ini adalah catatan saya di hari pertama festival.
Festival Duren Sindangwangi
Kecamatan Sindangwangi Kabupaten Majalengka Jawa Barat.Diubah: Desember 10, 2017. Label: Festival, Jawa Barat, Majalengka, Sindangwangi, Vinny Soemantri, Wisata
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.