Memasuki Lourdés berderet hotel yang dipenuhi oleh penziarah dari berbagai belahan dunia, lalu pedagang yang menjual aneka suvenir, untaian batu rasario dengan pernik salib, dan banyak barang-barang lainnya yang berkaitan dengan keperluan ziarah. Saya membeli beberapa buah rosario batu berwana marun untuk kawan di tanah air yang berkeyakinan Khatolik dan seperti biasa setiap kunjungan wisata ke suatu tempat, selalu membeli kartu pos untuk koleksi pribadi.
Begitu tiba di Lourdés kami segera bergegas berjalan menuju katredral yang tampak megah dari kejauhan, tujuan lain adalah ingin melihat sebuah gua di area tersebut yang diyakini oleh umat Khatolik sebagai tempat penampakan Bunda Maria yang diperlihatkan kepada perempuan muda jelita bernama Bernadette Soubirous. Lourdés saat itu penuh dikunjungi para penziarah yang hilir mudik, perjalanan ritual umat Khatolik yang ingin napak tilas di tempat penampakan Bunda Maria.
Inilah puncak gereja di Lourdés, untuk mencapainya kami harus meniti anak tangga yang cukup banyak. Terdapat Kubah bulat di atasnya yang dihiasi mahkota berwarna emas dilengkapi dengan tanda salib, dan di sebelahnya ada 2 menara yang tinggi menjulang menambah kemegahan katredral. Puncak katredral tempatnya sangat sentral, dari atas terlihat jelas aktifitas jemaat di jalanan dan taman. Di tempat ini pula terdapat air suci yang diyakin dapat menyembuhkan orang sakit, diteliti oleh para ahli yang melibatkan tenaga medis dalam kurun waktu yang panjang serta dibenarkan oleh keuskupan agung.
Banyak penziarah yang sengaja membawa air dari Lourdés yang diyakini pula sebagai mujizat, beberapa tahun yang silam seseorang yang bernama Castelli berkewarganegaraan Itali tahun 1986 sembuh total dari penyakit darah tinggi akut sepanjang hidupnya. Setelah minum dan berendam di air Lourdés pada pusat kesehatan Lourdés dan diumumkan secara resmi bahwa kasus ini diakui, setelah dilakukan klarifikasi oleh Komite Medis Internasional yang melibatkan 20 dokter. Kemudian dikeluarkan sertifikat bahwa Castelli sembuh total, dan disebut sebagai mujizat ke 69 di mana sebelumnya mujizat ke 68 adalah seorang biara yang menderita kelumpuhan sembuh total dan bisa berjalan kembali selain itu masih banyak kasus yang lain.
Jalan inilah yang kami tempuh untuk menuju katredral dan gua penampakan Bunda Maria, di mana bisa diperoleh air yang diyakin umat Khatolik dapat menyembuhkan penyakit tersebut. Kami melihat beberapa orang di kursi roda, datang untuk melakukan terapi air Lourdés. Seorang kawan saya di Jakarta belakangan baru tahu jika saya pulang dari Laurdes, ia menyesal tidak menitip air suci menurut pengakuannya sakit migran yang ia derita selama berbulan-bulan sembuh setelah meminum air dari Lourdés
Hal menarik lainnya adalah gua penampakan perawan suci Maria, setelah kami melihat sumber air suci yang dipasang kran berjajar sepintas seperti tempat wudlu umat muslim. Kamipun menuju gua yang dibanjiri para penziarah, dan ikut-ikutan melintasi jalan yang ditunjukkan oleh seorang perempuan setengah baya dari Spanyol kepada rombongan penziarah dari Hongaria.
Gua penampakan Bunda Maria di Lourdes, peristiwa Februari 1858 perawan suci Maria terberkati menampakkan diri kepada gadis kecil berumur 14 tahun yang bernama Bernadette Soubirous, yang kini disebut St. Bernadette, di tahun 1866 ia memasuki biara Nevers. Orang Prancis menyebut gua dengan sebutan grotto dan gua penampakan Bunda Maria itu adalah Grotto Massabielle, yang terletak di tepi sungai Gave. Bernadette yang melihat penampakan Bunda Maria beberapa kali pada saat itu dianggap berhalusinasi.
Para penziarah berbaris mengantri untuk memasuki gua, sebagian dari mereka duduk di bangku kayu tepat di depan gua. Di atas gua ada lobang yang menyimpan patung Bunda Maria, sedangkan di depan mulut gua terdapat lilin putih yang dipajang oleh para penziarah. Dari kedekatan kami menyaksikan ritual yang mereka lakukan, satu per satu berjalan memasuki gua lalu meraba dinding gua sambil mengucapkan doa. Apa yang disaksikan dan dialami oleh Bernadette akhirnya diimani oleh umat Khatolik.
Kamipun memasuki katredral di Lourdes, melihat dari dekat para jemaat dari berbagai negara sedang berdoa di dalam katredral. Seperti biasa saya selalu tertarik pada jejak pemujaan adalah barisan lilin menyala dalam temaram katredral, lilin yang berwarna- warni tersusun dengan artistik dinyalakan oleh para jemaat.
Ada beberapa ruangan gereja yang masing-masing melakukan aktifitasnya. Salah satu ruangan katredral yang besar, di mana kami melihat jemaat meminum air suci yang tersedia di dekat pintu masuk. Setelah melihat-lihat suasana di dalam dan tengadah pada langit-langitnya yang indah, kamipun keluar dan duduk santai di pinggiran sambil melihat para biarawati yang berkostum hitam dengan penutup kepala.
Saya sempat berkenalan dengan 2 perempuan yang berpakaian menarik dari sebuah gereja yang terdapat di Prancis. Dengan bahasa Prancis yang terbata-bata selebihnya hanya senyuman lepas dan bahasa kalbu, melihat perbedaan keyakinan dari bangsa yang berbeda dengan kerukunan adalah indah dan damai. Beberapa dari temannya melihat kami berfoto dan salah seorang dari merekapun ikut mengambil membidik.
Lourdés tidak membuat saya penasaran lagi, kami puas bisa menyisiri Lourdés dan Prancis Selatan yang luar biasa cantiknya. Menyaksikan pegunungan salju di Pyrennes dengan mudahnya tanpa harus bersusah payah, semua ada di hadapan mata. Kota demi kota termasuk Lourdés semuanya mempunyai keunikan tersendiri.
Dua jam berlalu sangat cepat kamipun harus segera meninggalkan Lourdés dengan mobil yang kami tumpangi. Lourdés kembali menuliskan kisah yang saya ceritakan kepada kawan-kawan di tanah air, bukan hanya rosario dan kartu pos saja tetapi kisah perjalanan yang tidak mungkin saya lupakan di Prancis negeri yang indah.
Lourdés
65100, Prancis. Lokasi GPS : 43.0975565, -0.058487, WazeDiubah: Desember 07, 2017.Label: Lourdés, Prancis, Vinny Soemantri
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.