Letak Situs Raden Surya Kencana atau Makam Raden Surya Kencana hanya beberapa puluh meter dari Situs Kuta Gegelang, di daerah Gunung Bunder, Bogor. Jarak pendek itu ditempuh dengan berjalan kaki melewati pinggir lapangan sangat luas, dimana segerombolan kerbau milik penduduk setempat tengah merumput ketika kami melintas.
Halaman luar Situs atau Petilasan Raden Surya Kencana ini juga masih merupakan lapangan rumput lega yang bisa digunakan untuk melakukan upacara adat tradisional pada waktu-waktu tertentu. Cukup tingginya curah hujan di sekitar kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak membuat area situs ini terlihat hijau dengan rerumputan subur dan pepohonan yang cukup banyak.
Dari jarak cukup jauh sudah bisa dilihat akses masuk ke area dalam situs berupa gapura beratap genting kemerahan dikelilingi tembok dan pilar bata telanjang dengan sebentuk bola merah di puncaknya. Cukup berselera. Pilar itu dihubungkan dengan pagar besi membentuk kotak berlubang besar, sehingga pejalan bisa melihat ke dalam dari luar tembok. Di belakang gapura tampak pendopo beratap genting kehijauan dimana terdapat situs utama yang berbentuk sebuah kubur memanjang.
Pada pilar gapura Situs Raden Surya Kencana sebelah kanan menempel tengara berbunyi "Pemagaran situs ini dibangun oleh H. Rudy Harsa Tanaya, Drs. H. Dedi Supardi, MM. Bogor, 3 Maret 2012." Yang dimaksud pemagaran adalah pembuatan pagar atau tembok keliling situs. Rupanya ada orang lain lagi yang melakukan pemugaran pendopo utama situs.
Yang unik adalah adanya sepasang Ciok Say dari tembaga di kiri kanan gapura. Ciok Say adalah singa penjaga pintu dan penolak roh jahat yang biasa ditemui di depan kelenteng. Singa jantan dengan bola di kakinya, sedangkan yang betina biasanya bersama anaknya.
Maung Pajajaran mungkin lebih cocok untuk diletakkan di depan pintu pagar itu, sebagai penjaga bangunan dari pengaruh roh jahat. Sesaat setelah mengamati bagian depan situs, kami pun melangkahkan kaki masuk ke dalam area Situs Raden Surya Kencana, dan adalah kebetulan kuncen tengah berada di dalam pendopo.
Wikipedia menyebut penguasa Pakuan Pajajaran adalah Sri Baduga Maharaja (1482 – 1521), Surawisesa (1521 – 1535), Ratu Dewata (1535 – 1543), Ratu Sakti (1543 – 1551), Ratu Nilakendra (1551 - 1567, yang menyingkir dari Pakuan, sekarang Bogor, setelah diserbu pasukan Hasanudin dan Maulana Yusuf), dan Raga Mulya (1567 – 1579) atau Prabu Surya Kencana yang memerintah dari Pandeglang.
Pendopo utama Situs Raden Surya Kencana Gunung Bunder Bogor berukuran lumayan besar dan dibuat cukup indah. Di tengah pendopo terdapat bentuk seperti makam panjang yang dikeliling oleh jaring kelambu transparan berwarna hijau. Meskipun atapnya tak berbentuk pelana namun ada arca naga di puncaknya, menandai adanya pengaruh budaya Tionghoa juga pada bangunan ini.
Ketika tengah memotret pendopo utama ini saya memunggungi pendopo atau saung terbuka lainnya, yang juga berukuran cukup besar. Saung itu digunakan oleh para pengunjung untuk sejenak beristirahat meluruskan punggung atau untuk berbincang dengan kuncen. Di sisi kiri pendopo utama ada lagi satu bangunan kecil untuk tempat membersihkan diri.
Konon Raden Surya Kencana adalah karuhun orang Sunda, putera Prabu Nilakendra (Siliwangi V). Ia dipercaya sebagai raja terakhir Kerajaan Sunda yang beribukota di Pakuan Pajajaran. Raden Surya Kencana juga dikenal sebagai Raga Mulya dan Pucuk Umun (Panembahan) Pulasari, karena ia menyingkir ke Pulasari, Pandeglang, saat Pakuan diserang Kesultanan Banten dan Cirebon.
Situs Raden Surya Kencana Gunung Bunder Bogor dibuat dalam bentuk makam memanjang dengan lubang di tengah dimana terdapat tiga tonjolan yang dibebat kain mori putih. Tiga tonjolan itu sepertinya adalah menhir, benda budaya peninggalan dari jaman megalitikum, yang lewat petunjuk gaib diasosiasikan sebagai situs peninggalan Raden Surya Kencana.
Di bagian atas "makam" berderet tiga payung hijau, satu berukuran besar dan dikiri kanan berukuran lebih kecil bersusun tiga. Pada "nisan" terdapat lambang kerajaan berwarna keemasan. Di bawah lambang terdapat tulisan "Raden Surya Kencana, Kerajaan Padjajaran". Lalu agak ke bawah terdapat tulisan "Dibangun oleh: Prof Dr Thomas Y Purba, 21 Maret 2003".
Petunjuk keberadaan Kerajaan Sunda Pakuan Pajajaran yang berumur 97 tahun diantaranya ditemukan pada Prasasti Batutulis Bogor. Laporan yang dibuat Scipio kepada Gubernur Jenderal Joanes Camphuijs yang dibuat pada 23 Desember 1687 menyebutkan adanya puing istana Pajajaran, terutama tempat duduk raja, yang dikerumuni dan dirawat oleh sejumlah harimau.
Lokasi Situs Raden Surya Kencana berada di Desa Gunung Bunder, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor. Lokasi GPS : -6.6680442, 106.6931301, Waze ( smartphone Android dan iOS ). Jam buka : sepanjang waktu. Harga tiket masuk : gratis, sumbangan diharapkan. Akses ke TNGHS, Hotel di Bogor, Hotel di Bogor Kota, Peta Wisata Bogor, Tempat Wisata di Bogor.Diubah: November 13, 2024.
Label:
Bogor,
Jawa Barat,
Situs,
Wisata
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.