Museum Tionghoa Indonesia

Letak Museum Tionghoa Indonesia [Indonesian Chinese Museum] agak tersembunyi di dalam kawasan Taman Mini Indonesia Indah, namun bukan museum terakhir yang saya kunjungi di kompleks wisata seni dan budaya yang sangat luas itu. Masih banyak museum lain di sana yang hingga kini pun belum juga saya datangi, meski cukup sering lewat di depannya.

Museum ini berada di lantai dua di gedung bergaya Tulou (rumah tanah) yang juga ditempati oleh Museum Hakka Indonesia, di ujung belakang Taman Budaya Tionghoa Indonesia yang cantik. Gedung museum menghadap danau yang cukup luas, dikelilingi taman dengan instalasi patung-patung elok dan gazebo kecil namun anggun di banyak tempat.

Ada akses di sisi kanan taman budaya dimana pengunjung yang naik kendaraan bisa mengendarainya ke belakang dan parkir tepat di depan museum. Jika pun berjalan kaki meski agak jauh ke lokasi Museum Tionghoa Indonesia TMII Jakarta melewati taman budaya, tetap tak akan begitu terasa lantaran di dalam taman ada banyak sekali yang bisa dilihat dan dinikmati. Anak-anak pun akan senang berjalan-jalan di sana dengan adanya sejumlah tempat bermain, serta patung shio dalam ukuran besar yang tentu akan mereka sukai.

Pemandangan pada lantai pertama bangunan dimana Museum Tionghoa Indonesia TMII Jakarta berada, saat seorang pengurus tengah menjelaskan sesuatu di depan deretan foto-foto resepsi kepada dua orang tamunya yang mungkin adalah calon pengantin. Lantai satu museum memang disewakan sebagai tempat untuk menyelenggarakan resepsi pernikahan.

Museum Tionghoa Indonesia berada di lantai dua, yang bisa dicapai dengan naik tangga maupun dengan menumpang lift. Bagi pengunjung yang sudah sepuh, disediakan kursi roda di sana, namun dalam jumlah yang terbatas sehingga ada baiknya membawa sendiri dari rumah. Jika bersama orang tua sebaiknya membawa mobil masuk hingga ke area parkir yang berada tepat di depan museum.

Koleksi museum bisa dibilang lengkap, mulai dari peta demografi suku-suku di Tiongkok Selatan, lukisan kapal layar Tiongkok jaman dulu, keramik dari jaman Ching - Yuan - Ming - Tang - Sung Utara, lukisan sosok - kapal - dan kisah perjalanan Laksamana Zheng He (Cheng Ho), timbangan antik dan peralatan tradisional lainnya, serta masih banyak lagi.

Foto Kuno

Seorang tukang cukur dan korek kuping keturunan Tionghoa yang tengah beraksi melayani pelanggan adalah satu dari banyak sekali repro-foto menarik yang dipajang di Museum Tionghoa Indonesia TMII. Selama hidup baru tahu ada jasa korek kuping yang bahkan tak terpikir untuk meminta orang melakukannya. Dokumentasi itu banyak yang memperlihatkan perjuangan keras para keturunan Tionghoa untuk bisa bertahan hidup.

Kebanyakan foto bersumber dari KITLV (Koninklijk Instituut voor Taal-, Land-en Volkenkunde), Leiden, Belanda. KITLV adalah Lembaga Ilmu Bahasa, Negara dan Antropologi Kerajaan Belanda yang berdiri tahun 1851 untuk penelitian ilmu-ilmu antropologi, bahasa, sosial, dan sejarah di wilayah jajahan dan bekas jajahan Belanda, utamanya Indonesia, Suriname, Antillen Belanda, dan Aruba. Perpustakaan KITLV punya koleksi lengkap buku, naskah manuskrip, foto, dan dokumentasi lainnya.

Tokoh-Tokoh Tionghoa

Satu bagian Museum Tionghoa Indonesia dikhususkan untuk memajang foto-foto hitam putih wajah-wajah keturunan Tionghoa yang dianggap sedikit banyak telah memberi sumbangsih di berbagai bidang kehidupan bagi rakyat dan tanah air dimana mereka tinggal. Pada latar merah putih itu tertulis "Indonesia Kepadamu Kami Berbakti", dengan lambang Garuda Pancasila berwarna keemasan, dan Gunungan wayang Jawa cantik di tengahnya.

Ada banyak nama yang sudah dikenal luas terpampang di dinding itu, dan lebih banyak lagi yang tak begitu terkenal namun bisa membuat mulut pengunjung tetiba monyong dan mengeluarkan bunyi "Oooooo....", lantaran baru mengetahuinya di sana. Mengetahui bahwa orang itu ternyata keturunan Tionghoa, dan tahu peran serta sumbangan yang pernah mereka berikan bagi negeri ini. Saya pastikan Anda akan terkesan.

Pada sebuah dinding dipasang nama sekitar 60-an tokoh Tionghoa yang mendapat gelar penghargaan dari negara, dan setidaknya ada sembilan orang yang jasadnya disemayamkan di Taman Makam Pahlawan. Pada dinding lain dipajang nama-nama tokoh Tionghoa yang terlibat dalam perlawanan melawan Pemerintah Hindia Belanda, lalu mereka yang ikut dalam peristiwa Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928, sebagai perintis kemerdekaan, anggota BPU-PKI, PPKI, para veteran Perang Kemerdekaan.

Ada pula nama-nama yang duduk dalam kabinet sejak Kabinet Sjahrir ke-III hingga Kabinet Indonesia Bersatu II. Nama Thomas Lembong dan Ignasius Jonan yang ada di Kabinet Kerja belum ditambahkan di sana, meski fotonya telah dipajang pada dinding merah putih.

Wayang Potehi

Panggung bagi pertunjukan Wayang Potehi dengan empat boneka dipajang di bagian ujung Museum Tionghoa Indonesia TMII. Bagian ini berisi koleksi benda budaya, adat, seni, hingga kuliner warga keturunan Tionghoa. Jenis wayang tradisional yang hampir punah ini biasanya menampilkan kisah Tiongkok klasik seperti Sie Jin Kwi Ceng Tang dan Sie Jin Kwe Ceng See, serta See Yu dan Sam Pek Eng Tay, dan kadang disisipi pantun dalam bahasa Jawa.

museum tionghoa indonesia tmii jakarta museum tionghoa indonesia tmii jakarta museum tionghoa indonesia tmii jakarta museum tionghoa indonesia tmii jakarta museum tionghoa indonesia tmii jakarta museum tionghoa indonesia tmii jakarta museum tionghoa indonesia tmii jakarta museum tionghoa indonesia tmii jakarta museum tionghoa indonesia tmii jakarta museum tionghoa indonesia tmii jakarta museum tionghoa indonesia tmii jakarta museum tionghoa indonesia tmii jakarta museum tionghoa indonesia tmii jakarta museum tionghoa indonesia tmii jakarta museum tionghoa indonesia tmii jakarta museum tionghoa indonesia tmii jakarta museum tionghoa indonesia tmii jakarta museum tionghoa indonesia tmii jakarta museum tionghoa indonesia tmii jakarta museum tionghoa indonesia tmii jakarta museum tionghoa indonesia tmii jakarta museum tionghoa indonesia tmii jakarta museum tionghoa indonesia tmii jakarta museum tionghoa indonesia tmii jakarta museum tionghoa indonesia tmii jakarta museum tionghoa indonesia tmii jakarta museum tionghoa indonesia tmii jakarta museum tionghoa indonesia tmii jakarta museum tionghoa indonesia tmii jakarta museum tionghoa indonesia tmii jakarta museum tionghoa indonesia tmii jakarta museum tionghoa indonesia tmii jakarta museum tionghoa indonesia tmii jakarta museum tionghoa indonesia tmii jakarta museum tionghoa indonesia tmii jakarta museum tionghoa indonesia tmii jakarta museum tionghoa indonesia tmii jakarta museum tionghoa indonesia tmii jakarta museum tionghoa indonesia tmii jakarta museum tionghoa indonesia tmii jakarta museum tionghoa indonesia tmii jakarta museum tionghoa indonesia tmii jakarta museum tionghoa indonesia tmii jakarta museum tionghoa indonesia tmii jakarta museum tionghoa indonesia tmii jakarta museum tionghoa indonesia tmii jakarta museum tionghoa indonesia tmii jakarta museum tionghoa indonesia tmii jakarta museum tionghoa indonesia tmii jakarta museum tionghoa indonesia tmii jakarta museum tionghoa indonesia tmii jakarta museum tionghoa indonesia tmii jakarta museum tionghoa indonesia tmii jakarta museum tionghoa indonesia tmii jakarta museum tionghoa indonesia tmii jakarta museum tionghoa indonesia tmii jakarta museum tionghoa indonesia tmii jakarta museum tionghoa indonesia tmii jakarta museum tionghoa indonesia tmii jakarta museum tionghoa indonesia tmii jakarta museum tionghoa indonesia tmii jakarta museum tionghoa indonesia tmii jakarta museum tionghoa indonesia tmii jakarta museum tionghoa indonesia tmii jakarta museum tionghoa indonesia tmii jakarta museum tionghoa indonesia tmii jakarta museum tionghoa indonesia tmii jakarta museum tionghoa indonesia tmii jakarta museum tionghoa indonesia tmii jakarta museum tionghoa indonesia tmii jakarta museum tionghoa indonesia tmii jakarta museum tionghoa indonesia tmii jakarta museum tionghoa indonesia tmii jakarta museum tionghoa indonesia tmii jakarta museum tionghoa indonesia tmii jakarta museum tionghoa indonesia tmii jakarta museum tionghoa indonesia tmii jakarta museum tionghoa indonesia tmii jakarta museum tionghoa indonesia tmii jakarta museum tionghoa indonesia tmii jakarta museum tionghoa indonesia tmii jakarta museum tionghoa indonesia tmii jakarta museum tionghoa indonesia tmii jakarta museum tionghoa indonesia tmii jakarta museum tionghoa indonesia tmii jakarta museum tionghoa indonesia tmii jakarta museum tionghoa indonesia tmii jakarta museum tionghoa indonesia tmii jakarta museum tionghoa indonesia tmii jakarta museum tionghoa indonesia tmii jakarta museum tionghoa indonesia tmii jakarta museum tionghoa indonesia tmii jakarta museum tionghoa indonesia tmii jakarta museum tionghoa indonesia tmii jakarta museum tionghoa indonesia tmii jakarta

Salah satu yang menarik di bagian budaya adalah pajangan elok enam Wayang Kulit Tionghoa-Jawa dan sebuah gunungan di tengahnya, diciptakan oleh Gan Thwan Sing pada tahun 1925 di Yogyakarta. Produk silang budaya Tionghoa-Jawa ini membawa lakon Sie Jin Kwi Ceng Tang dan Sie Teng San Ceng See. Rupanya seniman itu lahir di Jatinom pada 1895, kota kawedanan dimana kami sekeluarga pernah tinggal selama sekitar enam tahun pada awal tahun 60-an. Museum yang mengesankan.

Alamat Museum Tionghoa Indonesia bera di Taman Budaya Tionghoa Indonesia, Kompleks Taman Mini Indonesia Indah, Ceger, Cipayung, Jakarta Timur. Telepon 021-92363682, 0816 728846, 0813 80331338. Lokasi GPS : -6.3051466, 106.9039786, Waze. Jam buka : 09.00 - 16.00. Hari Senin dan hari libur TUTUP. Harga tiket masuk : Gratis. Pintu Masuk TMII (3 tahun ke atas) Rp 10.000, mobil Rp 10.000, Bus Rp 30.000, sepeda motor Rp. 6.000, sepeda Rp 1.000. Nomor Telepon Penting, Hotel di Jakarta Timur, Hotel Melati di Jakarta Timur, Peta Wisata Jakarta Timur, Peta Wisata Jakarta, Rute Lengkap Jalur Busway TransJakarta, Tempat Wisata di Jakarta, Tempat Wisata di Jakarta Timur.

Diubah: November 14, 2024.
Label: Jakarta, Jakarta Timur, Museum, Taman Mini, Wisata
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.

aroengbinang,
seorang penyusur jalan.
Traktir BA? Scan GoPay, atau via Paypal. GBU.
« Baru© 2004 - IkutiLama »