Pantai ini cukup jauh dari pusat Kota Purworejo, sekitar 3 kilometer dari jalan Raya Ketawang melalui jalan beraspal dengan lebar sekitar 5 meter dengan pepohonan rindang di kiri kanan jalan sepanjang 100 meter kemudian barulah sampai ke Pantai Jetis Purworejo. Masuk ke area Pantai Jetis Purworejo tidak dikenakan tiket masuk, hanya biaya parkir sebesar 5 ribu rupiah untuk kendaraan roda empat dan 3 ribu rupiah untuk kendaraan roda dua yang dikelola oleh penduduk. Tempat parkir mobil di tutupi bambu, di atas pasir hitam bersebelahan dengan toilet yang berderet dengan tarip 3 ribu rupiah jika mempergunakan untuk buang air dan 5 ribu rupiah untuk mandi.
Posisi Pantai Jetis Purworejo lebih tinggi dari air laut, pasirnya berwarna kehitaman. Pantai ini bukan pantai yang bisa dipakai berenang, mengingat kondisi pantai tidak aman untuk berenang dikarenakan banyak karang di dalam air dekat pesisir pantai dengan ombak yang sangat besar, sesuai dengan plang yang terpasang bertuliskan dilarang berenang di pantai. Pantai Jetis Purworejo biasa dikunjungi bila hari libur atau hari besar saja, sedangkan hari biasa seperti pada saat saya datang tidak ada satupun pengunjung lain selain kami.
Pintu masuk Pantai Jetis Purworejo dengan payung warna-warni tidak terpelihara dengan baik, sebenarnya Pantai Jetis Purworejo sekitar di tahun 2017 membenahi diri dan dikenal dengan pantai yang dipenuhi payung hingga jalanan masuk bergelantungan payung di dahan pohon pinus, dibuat spot-spot foto bertemakan cinta. Menurut seorang yang saya temui di pintu masuk tahun-tahun lalu Pantai Jetis sempat ramai, namun ketika saya datang di Bulan Febuari 2018 dekorasi itu tinggal tersisa di gapura masuk itupun tidak terawat.
Memang tidaklah mudah merawat tempat wisata dengan baik dan berkesinambungan, di samping perlu kesadaran dari orang sekitar tentunya memerlukan biaya yang tidak sedikit. Pantai Jetis belum tergarap dengan baik oleh pihak terkait agar menjadi destinasi wisata unggulan bagi pelancong yang berkunjung ke Purworejo. Walau di tahun-tahun lalu pantai ini sempat mengundang pesona warga setempat karena dibuatnya spot foto kekinian, terutama untuk kaum muda belia.
Gubuk-gubuk dari bambu dengan bahan material seadanya terderet di tepi Pantai Jetis Purwerejo, tempat berlindung dari sinar matahari yang terik apalagi di siang hari dan duduk santai menghadap laut sambil merasakan tiupan angin laut dan debur ombak memecah. Duduk di gubuk bambu dikenakan tarip 5 ribu rupiah dengan waktu yang tidak terbatas, kami menyewa dua gubuk bambu pas di tengah-tengah deratan gubuk.
Cukup senang dengan suasana pantai dan saat itu merasa seperti pantai milik pribadi karena tidak ada orang lain yang datang kecuali kami. Pasir hitamnya sangat panas, sehingga harus menggunakan alas kaki untuk menapakinya. Sesekali mendekati air laut yang membasahi pasir, bekas air yang terlihat sepertinya air laut pasang cukup jauh, artinya ombak besar hingga airnya menyentuh pasir yang jauh dari bibir pantai.
Tidak ada satupun pedagang yang buka di tepi Pantai Jetis pada saat kami datang, melihat tulisannya warung-warung kosong itu menjual makanan olahan dan suvenir. Hanya ada satu pedagang kopi dan minuman dekat pintu masuk tepat sebelah tempat parkir yang buka, karena ia tinggal di sana menurutnya pedagang di Pantai Jetis Purworejo berjualan hanya di hari besar saja, sedangkan hari sabtu dan minggu hanya beberapa warung saja yang berjualan karena sepi pengunjung apalagi hari biasa sama sekali tidak ada berjualan.
Memasuki jalan Pantai Jetis Purworejo, terdapat tambak udang yang dikelola oleh warga sekitar sebagai penghasilan sampingan beberapa warga. Seperti biasa datang ke pantai biasanya ingin menyaksikan sunset, tetapi karena kami datang di siang hari jadi tidak sempat menikmati sunset berhubung diburu waktu harus segera melanjutkan perjalanan.
Pemandangan laut pada umumnya indah membiru, Pantai Jetis Purworejo bersih dari sampah dan cukup memukau terutama bagi yang menyukai pantai bisa merasakan sensasi lebih bebas melakukan aktifitas karena pantai yang sepi. Jika Pantai Jetis lebih dipromosikan, tentunya akan banyak pengunjung dapat meningkatkan tarap ekonomi warga sekitar dengan menjaga kelestarian dan kebersihannya.
Berkunjung ke Purworejo bisa berkesempatan mengencani pantai dan air terjun, bagi saya cukup senang walau banyak tempat wisata di Purwerejo yang tidak sempat dikunjungi. Ada info dari seorang kawan yang berasal dari Purwerejo, Pantai Jetis Purworejo tempat orang-orang menyepi entah menyepi seperti apa, saya pikir karena pantainya sepi jadi cocok dipakai untuk meditasi.
Perjalanan ke Pantai Jetis Purworejo kami tutup dengan singgah di warung yang satu-satunya buka di sebelah parkiran. Kami mencicipi kelapa muda melepaskan dahaga sebelum melanjutkan perjalanan. Pantai Jetis Purworejo menambah pengalaman saya berkunjung ke tempat wisata di belahan nusantara, walau lebih senang berkunjung ke air terjun dan bukit yang menghijau tidak dipungkiri pantai mempunyai kelebihan tersendiri. Pantai Jetis mungkin saja suatu saat saya bisa datang kembali.
Pantai Jetis Purwerejo
Desa Patutrejo, Kecamatan Grabag, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.Diubah: Februari 22, 2018.Label: Jawa Tengah, Pantai, Purworejo, Vinny Soemantri, Wisata
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.