Untuk mencapai lokasi Curug Gunung Putri jika dari arah pusat Kota Purworejo bisa langsung menuju Kecamatan Bruno melewati arah Lugosobo. Curug Gunung Putri yang berada di Kecamatan Bruno jaraknya agak jauh dengan pusat Kota Purworejo, ditambah jalanan yang berkelok-kelok dengan waktu tempuh lebih dari 90 menit dengan pemandangan lembah, tebing dan pepohonan rindang.
Sebenarnya ada beberapa air terjun di Kecamatan Bruno Purworejo, namun Curug Gunung Putri lah yang terdekat dengan rumah yang kami tinggali pada saat itu, rumah Wahidah seorang kawan baik yang sedang mudik ke kampung halamannya. Akhirnya dari pada tidak sama sekali berkencan dengan alamnya, kami memutuskan untuk berwisata ke Curug Gunung Putri, yang tepatnya di perbatasan Kabupaten Purworejo dan Kabupaten Wonosobo di Desa Cepedak, Kecamatan Bruno.
Curug Gunung Putri Purworejo obyek wisata yang berupa air terjun dengan ketinggian mencapai 70 meter perpaduan antara pemandangan bukit dan hutan pinus membawa sensasi tersendiri bagi para pengunjung. Hawa yang sejuk dengan jatuhnya suara air dari atas tebing menambah indah tempat wisata yang berada diatas ketinggian. Debit air pada saat itu sedang bagus mengingat dalam beberapa minggu di sekitar Curug Gunung Putri diguyur hujan, pada saat kami datang cuaca cerah dengan sinar matahari yang manis menebar diantara daun-daun pinus dan tebing yang tinggi.
Mencapai air terjun harus mendaki jalan yang curam dengan tanah licin karena abis hujan, tapi tidak mengurangi rasa penasaran untuk bisa menyentuh airnya saat terjun mencapai bebatuan besar. Dari atas curug pemandangan sangat lapang, sambil membasuh wajah dengan air Curug Gunung Putri yang konon dipercaya mayoritas warga setempat bisa membuat awet muda. Menurut penjaga parkir air di curug ini selalu berlimpah walaupun musim kemarau, tidak pernah kekurangan dan menyusut.
Curug Gunung Putri diyakini menjadi tempat persembunyian Pangeran Diponegoro di era perjuangan bangsa dalam merebut kekuasan dari pemerintah Belanda sekitar tahun 1825-1830, beliau melakukan strategi perang gerilya melawan Belanda hingga sampai ke wilayah tersebut dan diberi nama Bruno. Dari catatan sejarah tersebut berkembang legenda Curug Gunung Putri, hal ini saya baca dari plang yang dipasang dekat air terjun. Menurut legenda ada pejuang perempuan yang yang ikut bergerilya yang buruk rupa sehingga tidak ada seorang priapun yang mau mendekatinya bahkan melamarnya. Akhirnya perempuan itu pergi ke suatu tempat dan duduk menyendiri ia berdoa di sebuah curug, dan curug tersebut bernama Curug Gunung Putri. Keajaibanpun terjadi saat ia membasuh muka dan mandi di Curug Gunung Putri yang lokasinya tepat di bawah air terjunnya yang diberi nama Tirta Kanoman.
Perempuan itu sangat terkejut dengan perubahan fisiknya yang menjadi cantik. Dan ketika kembali ke pasukannya ia diperebutkan oleh prajurit-prajurit untuk dipersunting, akhirnya ia memutuskan untuk tidak menerima siapapun juga demi menjaga kesatuan dan keutuhan pasukan. Ia kembali ke curug melakukan semedi untuk meminta petunjuk kepada Sang Pencipta. Dan ia mengucap janji barang siapa yang mandi atau membasuh wajah di curug akan awet muda dan enteng jodoh. Itulah kisah legenda Curug Gunung Putri.
Gapura sederhana Curug Gunung Putri dengan jalanan tanah yang lumayan bersih, harga tiket masuk sebesar 5 ribu rupiah. Sekitar 100 meter dari gapura lokasi Curug Gunung Putri, dengan pepohonan yang rindang. Fasilitas umum seperti toilet dengan air dingin pegunungan. Jika kita ingin melihat pemandangan dari tempat yang lebih tinggi, ada pohon yang dipasang tangga dan alas untuk berdiri atau duduk-duduk setinggi kira-kira 7 meter. Ada pula warung sederhana yang menjual makanan dan minuman di area Curug Gunung Putri, sedangkan untuk area parkir cukup luas dengan pelataran dua trap sesuai dengan kondisi tanah di sekitarnya.
Sebenarnya di area Curug Gunung Putri ada jembatan yang diberi nama Jembatan Awang-Awang, hanya saja kami tidak sempat mendekatinya. Ada beberapa tulisan kekinian yang dipasang di area curug, seperti plang kayu yang berisi tulisan "tempat anti galau" hal ini dibuat agar menarik kalangan anak muda khususnya dan warga sekitar. Curug Gunung Putri seperti halnya air terjun lainnya, harus dijaga kebersihannya baik itu disekitar area air terjun dan lahan sekitarnya, Curug Gunung Putri cukup resik dan bersih.
Tak jauh dari Curug Gunung Putri di depannya ada tegala kecil yang diberi nama Tegala Putri Kahirupan, air tegala ini tidak jernih tapi berwarna kehijauan. Beberapa pohon tumbuh di dalam telaga dan ada pula jembatan kayu kecil yang melengkung di dekat telaga. Udara di Curug Gunung Putri yang bersih, ditambah pepohonan yang tumbuh subur dan pohon pinus mendominasi di sekitar area curug.
Pada saat kami datang tidak terlalu banyak pengunjung dan sebagian besar yang datang adalah penduduk setempat dari kalangan anak muda, salah seorang dari mereka yang berbincang dengan saya mengatakan bahwa Curug Gunung Putri adalah tempat wisata yang sering dikunjungi oleh kaum muda terutama di akhir pekan , sekedar berkumpul dan bersantai sambil menikmati alamnya.
Agar lebih dikenal oleh masyarakat di luar Kota Purworejo, Curug Gunung Putri baiknya lebih gencar dipromosikan oleh pemerintah setempat berikut tempat wisata lainnya sekitar Purworejo. Akses jalan dan fasilitas umum pun harus ditingkatkan kualitasnya, ditambah kebersihan yang selalu terjaga. Hal ini perlu adanya kerjasama yang harmonis antara pemerintah dan masyarakat, untuk meningkatkan sektor wisata khususnya di Kecamatan Bruno mengingat alam Bronu yang indah dan masih natural
Curug Gunung Putri Purwerejo
Cepedak, Kecamatan Bruno, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah 54261. Harga Tiket Masuk Rp.5000.Diubah: Maret 14, 2018.Label: Air Terjun, Jawa Tengah, Purworejo, Vinny Soemantri, Wisata
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.