Kebaya dan Perempuan Indonesia merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, kebaya adalah ciri khas dan jati diri perempuan Indonesia. Saya lebih senang menyebut kebaya sebagai warisan budaya, dan Kebaya secara turun menurun dipakai oleh perempuan Indonesia khususnya di daerah Jawa dan Sunda. Namun saat ini semakin jarang perempuan yang mengenakan kebaya pada kesehariannya terutama di kota-kota besar. kebaya di masa kini kebanyakan dipakai hanya di acara tertentu. Sebagai perempuan Indonesia saya kerap mengadaptasi model kebaya pada pakaian sehari-hari, hal ini karena rasa suka dan kecintaan pada kebaya.
Menurut pengamatan saya kebaya adalah pakaian yang flesibel bisa diadaptasi ke berbagai model. Model kebaya kutu baru yang akhir-akhir ini menjadi trend di berbagai kalangan, lebih sering dikenakan. Ada pula kebaya kurung yang kerap dipakai oleh Ibu Fatmawati, kebaya seperti itu sangat pantas untuk perempuan yang mengenakan busana muslimah. Kebaya menambah keanggunan perempuan yang memakainya dan menjadikan perempuan lebih dihormati.
Kebaya dari masa ke masa, seperti gambar diri Raden Ajeng Kartini, Raden Dewi Sartika, Ibu Inggit Garnasih adalah perempuan-perempuan hebat di masa lampau yang mengenakan kebaya dan menjadi bagian dari dirinya. Kebaya merupakan desain baju atasan yang digunakan perempuan Jawa dan Sunda dengan memadukan kain batik sebagai pasangannya. Desain kebaya pernah populer di kalangan perempuan peranakan Cina, sehingga munculah istilah kebaya encim yang didominasi oleh warna putih dari bahan katun. Seiring berjalannya waktu, kebaya pun menjadi sebuah simbol feminisme perempuan Indonesia, busana khas perempuan Indonesia yang menjadi busana nasional.
Perempuan Indonesia masa lalu seperti yang dikenakan ibunda tercinta Raden Ili Amalia di tahun 1959, menurut almarhum ibunda kebaya yang beliau kenakan berwarna putih tulang dari bahan yang hampir menyerupai brokat.
Sanggul sederhana tanpa sasak yang tinggi membuat Ibunda tampak anggun dan cantik. Pakaian seperti inilah yang perlu dilestarikan, minimal perempuan Indonesia mengenakannya di acara-acara besar. Sedangkan kebanyakan perempuan sekarang lebih menyukai kebaya kekinian dengan modifikasi atau yang biasa kita kenal di era sekarang dengan sebutan kebaya modern.
Indonesia bangsa yang kaya budaya begitupun dengan pakaian tradisionalnya, dari berbagai suku bangsa. Tidak hanya kebaya masih banyak kekayaan pakaian tradional Indonesia lainnya, seperti halnya pakaian tradisional adat Aceh yang bernama Daro Baro yang biasa dipakai pengantin adat Aceh, atau Baju Bodo pakaian tradisional adat Sulawesi Selatan dengan pernik dan kain songketnya.
Perempuan bangsawan terlihat jelas dari cara berkebayanya, seperti halnya foto ini yang diambil pada tahun 1969 di studio foto Seruni Jamblang Kabupaten Cirebon, Raden Mastirah tampak anggun mengenakan kebaya motif bunga yang beliau kenakan dengan kain batik dan tas tangannya. Kebaya motif bunga dipadukan dengan kain batik walaupun berbeda motif dan warna tetap pantas dan menarik, itulah kelebihan kebaya beradaptasi dan flesibel.
Kebaya bukan hanya sekedar pakaian biasa, karena kebaya mengandung filosofi tersendiri bagi perempuan Indonesia terutama perempuan Jawa dan Sunda. Kebaya menyimpan nilai-nilai positif yang terpancar dalam kehidupan sehari-hari. Desain yang sederhana dari kebaya sebagai wujud kesederhanaan dari Perempuan Indonesia yaitu kepatuhan, kehalusan budi pekerti dan prilaku perempuan Indonesia yang anggun bersahaja.
Kecintaan kepada kebaya sesering mungkin saya mengenakannya, terutama jika menghadiri atau tampil di sebuah acara. Mengenakan kebaya menjadi perempuan Indonesia seutuhnya, untuk keseharianpun berkebaya sangatlah praktis dan nyaman.
Kebaya membuat perempuan yang mengenakannya berubah menjadi anggun dan biasanya bentuk kebaya mengikuti bentuk tubuh dengan mempergunakan stagen agar terlihat lebih ramping dan rapih, terutama merapihkan bentuk lilitan kain batik yang melengkapi kebaya.
Biasanya perempuan berkebaya untuk menambah anggun penampilan dengan rambut bersanggul agar tampak rapih, namun bagi perempuan yang berbusana muslimah bisa berkebaya dengan hijab yang sesuai dengan syariat dan bentuk kebaya yang lebih longgar atau kebaya kurung seperti yang dipaparkan sebelumnya. Pada dasarnya sebagai perempuan Indonesia turut melestarikan nilai tradisi dan budaya, dan menjunggung tinggi keyakinan adalah perpaduan yang indah.
Pada Bulan Desember 2017 lalu saya terlibat membantu pameran Kain Kebaya dan Ibu yang diadakan di Galery Silverroad Bandung bersama sahabat saya. Dalam ruang galery dipamerkan kebaya dan kain para tokoh perempuan Jawa Barat yang pernah dipakai dalam kegiatan sehari-hari. Cukup berbesar hati karena animo pengunjung pameran yang hadir pada pembukaan pameran sangat antusias. Perempuan-perempuan datang dengan berkebaya dan kain batiknya, pemandangan indah yang menunjukkan jati diri bangsa Indonesia.
Kebaya dan kain yang dipamerkan dari berbagai tokoh dengan latar belakang yang berbeda, diantaranya penari, budayawati, pengusaha, ibu pejabat, dosen dan ibu rumah tangga. Bahan kebaya yang berbeda dengan desain yang hampir sama, sesuai dengan selera dan kepribadian empunya. Senangnya banyak perempuan yang mempunyai perhatian khusus pada budayanya, dalam hal ini melestarikan kebaya dengan cara kerap mengenakannya.
Ada jenis kebaya terbuat dari kain beludru hitam dipadukan dengan aksen benang emas biasanya di masa lalu digunakan oleh keluarga kerajaaan, sedangkan kebaya dari bahan brokat di masa sekarang lebih berfariasi. Adapun kain batik sebagai pelengkap kebaya, pada zaman dulu ujungnya dilipat kecil atau disebut wiron orang Sunda menyebutnya lamban. Batik batik setelan kebaya yang dilamban sering dikenakan ibunda saya lengkap dengan selendang dari bahan sifon polos. Tak lupa sanggulnya dihiasi dengan untaian bunga melati dan tusuk konde dari emas.
Apupun pendapat tentang kebaya, tidak menutup kenyataan bahwa kebaya adalah perempuan Indonesia, walaupun zaman sudah berubah tetapi kebaya tetap menjadi ciri khas dan jati diri perempuan Indonesia. Mencintai tanah air dengan cara sederhana dan mudah, seperti halnya mencintai kebaya kerap mengenakannya di setiap kesempatan. Kebaya dan perempuan Indonesia untuk budaya bangsa yang santun. Diubah: Maret 03, 2018.
Label:
Kebaya,
Vinny Soemantri
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.