Berdirinya Monumen Perjuangan 45 Banjarsari Solo juga ada kaitannya dengan kisah yang menginspirasi didirikannya Monumen Mayor Achmadi di Simpang Lima Margoyudan, masih di wilayah Kecamatan Banjarsari, Solo. Karena lokasi monumen perjuangan itu persis berada di tengah bundaran taman, maka hampir pasti orang yang berkunjung ke taman akan melihatnya.
Meski demikian, belum tentu orang tertarik untuk mengetahui mengapa monumen itu dibangun, dan kenapa didirikan di tengah taman Villapark Banjarsari. Kondisi monumen yang saat itu dalam keadaan yang kurang baik boleh jadi juga menurunkan minat orang untuk melihatnya dari dekat dan membaca prasasti yang ada di sana. Di kiri kanan monumen terdapat lengan undakan yang di ujungnya terdapat hiasan berupa kuncup bunga besar, yang di pura biasanya berupa kepala naga bermahkota. Tampak depan Monumen Perjuangan 45 Banjarsari Solo dengan tugu limasan terpancung setinggi 10 meter dilapis keramik putih dimana menempel Lambang Negara Garuda Pancasila dan tiga patung tentara pejuang di bawahnya, satu diantaranya wanita membawa sebuah tas yang mungkin berisi obat-obatan.
Pria yang di tengah memegang sepucuk pistol sedangkan pria di sebelahnya memegang senapan laras panjang. Di bawah patung terdapat deretan relief yang menggambarkan perjuangan para pahlawan dalam menegakkan kemerdekaan.
Di bagian depan bawah monumen terdapat prasasti "Monumen Perjuangan 45" yang peletakan batu pertamanya dilakukan pada 1 April 1975 oleh Walikota Surakarta, dan peresmian dilakukan pada 10 November 1976 oleh Gubernur Jawa Tengah. Di bawahnya lagi terdapat tengara Cagar Budaya yang dibuat pada November 2012 untuk Monumen Perjuangan 45 Banjarsari Pandangan dekat pada prasasti Monumen Perjuangan 45 Banjarsari Solo yang dikelilingi ornamen suluran dan bebungaan. Pada bagian atas prasasti itu tertulis "Dengan Rakhmat Tuhan Yang Mahaesa Monumen Perjuangan 45 ini dipersembahkan untuk mengkhidmati jiwa semangat dan nilai juang yang suci, ikhlas, ulet dan berani demi tegak teguhnya kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia Proklamasi 17 Agustus 1945 yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Angkatan 45 Sala."
Di tempat dibangunnya Monumen Perjuangan 45 Banjarsari inilah Serangan Umum Surakarta pertama kali digagas. Jika gagasan Serangan Umum Surakarta berawal di area dimana Monumen Perjuangan 45 Banjarsari berada, maka untuk menyusun serangan, para pejuang berkumpul di Desa Wonosido, Kabupaten Sragen.
Serangan Umum Surakarta atau Serangan Umum Empat Hari berlangsung pada 7-10 Agustus 1949, yang dilakukan oleh gabungan tentara pelajar, tentara reguler, dan para pejuang untuk menggempur pasukan pendudukan Belanda dalam aksi militer II. Dalam serangan itu para pejuang berhasil membumihanguskan dan menduduki markas-maskas tentara Belanda di Solo dan sekitarnya. Bisa dikatakan bahwa monumen dibuat dengan sangat elok dan cukup memikat, hanya saja keramik putih pada tugu limasan terpancungnya sudah harus disegarkan, mungkin perlu diganti dengan yang baru. Demikian pula cat warna tembaga pada patung burung Garuda Pancasila dan ketiga patung pejuang sudah perlu dicat ulang dengan bahan cat yang baik.
Sedangkan relief di bawah patung yang dicat warna tembaga dan sudah banyak mengelupas saya kira lebih baik jika diberi warna batu gunung atau abu-abu sebagaimana relief yang ada di Monumen Mayor Achmadi. Sementara taman di sekeliling monumen hanya perlu perawatan dan penyegaran tanaman perdu serta rumputnya. Keramik pada bundaran di sekeliling taman juga sudah perlu diganti dengan yang baru.
Di bagian belakang Monumen Perjuangan 45 Banjarsari Solo terdapat dua buah patung pejuang lagi, seorang diantaranya memegang senjata bambu runcing panjang dengan belati di pinggang dan sarung diselempang di badannya, sedangkan yang seorang lagi mengenakan jubah dan kain sarung, tangan kanan memegang sebilah keris telanjang mengacung ke atas dan tangan kiri memegang tasbih.
Kisah lengkap tentang serangan umum itu, beserta peristiwa yang mendahului serta peristiwa sesudahnya, bisa dibaca di sini. Foto-foto bersejarah pada jaman pergolakan hingga era orde baru, lengkap dengan keterangannya, juga bisa dilihat di sini.
Serangan Umum Surakarta dilakukan oleh Detasemen II Brigade 17 Surakarta yang dipimpin Mayor Achmadi, dilancarkan dari empat penjuru Kota Solo. Rayon I, II, III, dan IV masing-masing dipimpin oleh Suhendro, Sumarto, Prakosa, dan A Latif, sedangkan Rayon Kota dipimpin oleh Hartono. Slamet Riyadi yang membawahi pasukan Brigade V/Panembahan Senopati kemudian ikut terjun dalam pertempuran.
Keberhasilan serangan ini dianggap ikut mempengaruhi jalannya perundingan pada Konferensi Meja Bundar yang berakhir dengan kesediaan Belanda untuk menyerahkan kedaulatan pada Republik Indonesia Serikat pada 27 Desember 1949.
Monumen Perjuangan 45 Banjarsari Solo
Alamat : Kelurahan Setabelan, Kecamatan Banjarsari. Solo, Jawa Tengah. Lokasi GPS : -7.56055, 110.82629, Waze. Rujukan : Hotel di Solo, Tempat Wisata di Solo, Peta Wisata Solo.Tengara Cagar Budaya yang dibuat pada November 2012 untuk Monumen Perjuangan 45 Banjarsari ini berada di bagian bawah depan dari tugu monumen.
Pandangan dekat pada ketiga patung di Monumen Perjuangan 45 Banjarsari dan lambang Garuda Pancasila pada tugu. Ide membuat Serangan Umum Surakarta muncul di tempat dimana sekarang Monumen Perjuangan 45 Banjarsari berada, maka dalam menyusun rincian serangan, para pejuang berkumpul di Desa Wonosido, Kabupaten Sragen.
Dua buah patung pejuang, satu diantaranya memegang senjata bambu runcing panjang dengan belati di terselip pinggang dan sarung diselempangkan pada bahu badannya, sedangkan yang satu lagi memakai jubah dan kain sarung serta di tangan kanannya memegang sebilah keris telanjang mengacung ke atas, sementara tangan kirinya memegang tasbih. Patung ini ada di bagian belakang Monumen Perjuangan 45 Banjarsari Solo.
Diubah: Desember 17, 2024.
Label: Banjarsari, Jawa Tengah, Monumen, Solo, Wisata
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.