Nasi Liwet Bu Wongso Lemu Solo

Menutup perjalanan hari itu kami memutuskan makan malam di warung Nasi Liwet Bu Wongso Lemu yang berada di pinggir Jalan Teuku Umar, daerah Keprabon, Solo. Itu karena malam sebelumnya kami sempat lewat melintas di jalan ini dan terlihat pengunjung warungnya lumayan ramai. Sebuah tanda baik buat mencoba makanannya.

Sempat ragu mau memilih warung, karena ada beberapa dengan nama sama, akhirnya saya pilih masuk ke warung yang terlihat mulai ramai, yaitu Nasi Liwet Bu Wongso Lemu Solo Asli yang ada tulisan Cipto Sukani. Tak salah, karena setelah saya ada sejumlah orang yang ikut masuk.

Ibu Wongso yang dagangan nasi liwetnya konon sudah terkenal sejak tahun 1950 itu rupanya sudah meninggal dunia, dan ketiga anaknyalah yang meneruskan penjualan Nasi Liwet Bu Wongso pada tiga warung yang berbeda, dan letaknya bersebelahan. Ibu Cipto Sukani, warung tempat kami makan, adalah anak tertuanya dari Ibu Wongso.

Nasi Liwet Bu Wongso Lemu Solo

Kain putih lebar yang menutup dari atap seng sampai ke permukaan jalan dengan tulisan besar merah menyala membuat orang mudah mengenali Warung Nasi Liwet Bu Wongso Lemu ketika melintas di depannya. Selain promosi, juga karena warung ini memang memakan habis jalur pedestrian, meski ada pula bangku tempat duduk di dalam rumahnya.

Ibu Cipto Sukani pun memilih menyiapkan makanan buat tamu dari emperan rumahnya, di pinggir jalur pedestrian itu. Pejalan kaki memang belum begitu dihormati di negeri ini, yang selalu dikalahkan motor atau pedagang. Sebagian karena sempitnya atau kecilnya ruangan yang dimiliki oleh pelapak, sebagian lagi karena ketidaktegasan aparat.

Nasi Liwet Bu Wongso Lemu Solo menyediakan beberapa pilihan menu, sesuai keinginan dan selera makan pembelinya. Ada pilihan nasi liwet biasa dan nasi liwet komplit dengan ati ampela. Saya memilih yang disebut pertama, plus wedang ronde, meski saya menyukai ampela.

Nasi Liwet Bu Wongso Lemu Solo

Beginilah penampakan Nasi Liwet Bu Wongso Lemu ketika disajikan kepada tamunya. Alasnya menggunakan pincuk daun pisang, dengan nasi putih hangat yang pulen, disiram sayur labu siam, suwiran daging ayam, potongan telur rebus, areh, dan tambahan paha ayam. Tambahannya bisa dipilih sendiri sesuai selera dan tingkat kelaparan.

Untuk informasi, areh adalah santan yang diambil patinya. Pengunjung yang tak biasa dan kerepotan jika memakai pincuk, bisa meminta alas piring rotan seperti terlihat pada foto. Rasanya sebenarnya biasa. Biasa seperti masakan Jawa pada umumnya. Biasa enak maksudnya, bagi yang suka. Wedang ronde-nya pun rasanya pas. Boleh dicoba.

Nasi Liwet Bu Wongso Lemu Solo

Penampakan Nasi Liwet Bu Wongso Lemu Solo dengan tambahan ati ampela dan telur dobel. Sebelumnya, selagi menunggu pesanan datang, saya beranjak mendekat dan menyapa ibu pengamen tradisional yang tengah beraksi di warung ini. Ibu itu melantunkan tembang Jawa diiringi alunan musik yang dimainkan dua pria tua yang senggakannya ikut menghidupkan lagu. Si Ibu bernama Sriatun, asal Ngawi, dan yang pria bernama Juki, asal Ngawi juga.

Satu lagi bermana Kodo, asal Pati. Mereka biasa ngamen di warung Nasi Liwet Bu Wongso Lemu dari jam 6 sore sampai jam 10 malam. Setelah meminta Sriatun berkumpul dengan dua pemain musiknya, lantaran Sriatun berkeliling ke meja tamu sembari menyodorkan kotak sumbangan, saya pun merekam vokal dan musik yang mereka mainkan.

Pada saat kami ke sana beberapa tahun lalu, Ibu Cipto Sukani, yang juga "lemu" (gemuk) dan sudah terlihat beranjak sepuh, tengah menyiapkan makanan bagi para tamunya. Sementara suaminya bertugas menyiapkan minuman, yang mungkin juga karena sudah mulai beranjak sepuh, ada beberapa pengunjung yang minumannya diantar tak sesuai pesanan sehingga harus ditukar.

Lumayanlah. Selain kenyang dengan makanan yang nikmat yang sesuai lidah, saya mendapat kenangan berupa rekaman video penyanyi tradisional yang kepada mereka saya menyumbang tambahan penghasilan. Pedagang es puter di di depan warung menjadi pilihan cuci mulut setelah selesai menyantap nasi liwetnya Bu Wongso Lemu.

Jadi, mampirlah untuk menjajal Nasi Liwet Bu Wongso Lemu yang ada di Keprabon Kulon jika berada di Solo. Dan, kalau tak keberatan, titip salam buat Sriatun dan bermurah hatilah kepadanya dengan menyawer dalam jumlah pantas untuk menyemangati harinya. Semoga pula kesenian tradisional tak punah karena telah banyak terpinggirkan.

Nasi Liwet Bu Wongso Lemu Solo

Alamat : Ibu Cipto Sukani, Jl. Teuku Umar, Keprabon Kulon, Solo. Lokasi GPS : -7.56907, 110.82360, Waze. Jam Buka : 17.00 - 01.00. Rujukan : Hotel di Solo, Tempat Wisata di Solo, Peta Wisata Solo.

Ibu Cipto Sukani, yang juga "lemu" (gemuk) dan sudah terlihat beranjak sepuh, tengah menyiapkan makanan bagi para tamunya. Sedangkan suaminya bertugas menyiapkan minuman, namun mungkin karena sudah mulai beranjak sepuh, ada beberapa pengunjung yang minumannya diantar tak sesuai pesanan sehingga harus ditukar.

Nasi Liwet Bu Wongso Lemu Solo

Penampakan ruangan lesehan yang ada di dalam. Namun kebanyakan orang sepertinya memilih yang ada tempat duduknya, kecuali terpaksi karena sudah penuh.

Nasi Liwet Bu Wongso Lemu Solo

Diubah: Desember 17, 2024.
Label: Jawa Tengah, Kuliner, Solo, Wisata
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.

aroengbinang,
seorang penyusur jalan.
Traktir BA? Scan GoPay, atau via Paypal. GBU.
« Baru© 2004 - IkutiLama »