Air Terjun Jumog Karanganyar

Air Terjun Jumog Karanganyar ada di Karanganyar, tempat pertama yang saya kunjungi pagi itu. Kendaraan menyimpang ke kanan di pertigaan setelah Pasar Karangpandan, lumayan jauh keluar dari jalur jalan utama ke arah Candi Sukuh yang menjadi sasaran kunjungan berikutnya.

Ada keraguan untuk ke Air Terjun Jumog Karanganyar terlebih dulu. Itu lantaran air terjun lazimnya dicapai lewat jalan menurun cukup dalam, kadang lintasan tak begitu ramah, dan sedikit banyak akan menguras tenaga. Padahal ada tempat lain yang ingin saya kunjungi. Area parkir tak begitu luas, namun ada MCK bersih dengan air jernih.

Dari area parkir saya berjalan kaki melewati tanjakan tajam tak berundak, lalu belok kanan melewati warung yang menawarkan sate kelinci. Saya jawab dengan senyum seraya bertanya jarak. Tak jauh kata si ibu pemilik warung. Jawaban yang saya ragukan kebenarannya. Akses ke air terjun rupanya baru dibangun pada 7 Agustus 2004 oleh warga Desa Berjo dengan menebas semak belukar agar keelokannya bisa pula dinikmati oleh dunia luar. Setelah berkunjung ke sana, saya bisa katakan bahwa secara umum kawasan Air Terjun Jumog Karanganyar dan sekitarnya telah dikembangkan dan dikelola dengan sangat baik.

air terjun jumog karanganyar

Gardu loket pembayaran tiket masuk ke area Air Terjun Jumog Karanganyar. Si ibu penjual sate kelinci itu ternyata benar, memang tak begitu jauh jarak yang harus saya tempuh untuk sampai ke loket tempat membayar karcis. Hanya saja si ibu tak mengatakan berapa jumlah anak tangga yang harus saya lalui setelah kelokan jalan di belakang loket itu.

Namun karena sarapan di Rumah Makan Tegal Ayem yang enak mengenyangkan, serta mumpung tenaga pagi masih segar, maka bulatlah ketetapan hati untuk melihat seperti apa wujud air terjunnya. Ini akan merupakan air terjun kedua di Karanganyar yang saya kunjungi setelah Grojogan Sewu di Tawangmangu.

Anak tangga menurun menuju ke lokasi tempat wisata ini berkelok tajam beberapa kali. Tanpa perlu repot menghitung berapa anak tangga yang telah saya lewati, begitu sampai di anak tangga terakhir terlihat ada ucapan selamat bahwa ke 116 anak tangga itu telah saya turuni dengan baik. Tak seberapa berat memang. Cukup untuk menghangatkan badan.

air terjun jumog karanganyar

Keterangan yang tercantum pada tanda yang menyambut langkah saya inilah yang si ibu tak katakan itu. Namun sudah kepalang tanggung. Lagipula lintasan jalan ke Air Terjun Jumog Karanganyar sebanyak 116 anak tangga itu terlihat ramah, sehingga dengan pelan namun pasti saya terus maju melangkah, mengayun satu kaki ke depan kaki lainnya.

Melewati jembatan dengan kali mengalir di bawahnya, ada tempat duduk di sana, namun saya melanjutkan langkah melewati warung sate kelinci, dan hampar tikar di pinggir kali yang digelar pemilik warung. Suara musik terdengar jernih dari tempat yang menjadi panggung hiburan. Ada tiga jembatan melintang di atas kali sebelum sampai ke air terjun.

Keelokan penampilan Air Terjun Jumog Karanganyar yang berketinggian sekitar 30 meter tak lupa saya ambil fotonya, dengan tiga air terjun bersisian bernama Klueng, Kusumajati, dan Jubleg. Keelokan yang membuat suasana pagi menjadi menyenangkan. Air terjun yang kecil di sebelah kanan tampaknya akan hilang jika debit air terjun meningkat saat musim hujan tiba.


Setelah beberapa saat menikmati pemandangan, saya pun beranjak pergi namun lalu tertarik mampir ke satu warung untuk memesan Sate Kelinci dan segelas teh panas. Selagi si ibu membakar sate di atas bara yang ditiup oleh kipas angin listrik, saya sempat bertanya soal tikar-tikar yang digelar di pinggir kali itu. Rupanya tikar hanya boleh digelar oleh para pemilik warung di hari Minggu dan di hari-hari libur. Kesan saya obyek wisata ini sudah dikelola yang cukup baik.

Penampakan pada seporsi Sate Kelinci cukup menarik, berisi sepuluh tusuk sate dengan bumbu kacang, irisan bawang merah, potongan cabe hijau, kecap manis, dan potongan lontong. Bagi lidah saya sepertinya tak ada yang teramat istimewa pada rasa daging sate kelinci, tak lebih enak dari daging sate ayam yang biasa kami beli.

Bagaimana pun rasanya enak juga dan langsung habis dalam beberapa kejap saja. Sate Kelinci si ibu dihargai Rp.10.000 per porsi sudah termasuk lontong. Warungnya mulai buka jam 8 pagi dan tutup menjelang jam 5 sore. Si ibu ini cukup berani, karena ia memotong sendiri kelincinya yang biasanya berumur sekitar 5 - 7 bulan.

Akses ke Air Terjun Jumog Karanganyar terbilang cukup mudah, seluruh area juga terlihat rapi, dan bersih. Warung-warungnya meski sederhana namun bersih dan tertata baik. Ketika pulang lewat jalan alternatif menuju ke tempat parkir, saya melihat ada kolam renang di lembah di sisi kiri, lengkap dengan luncurannya.


Air Terjun Jumog Karanganyar

Alamat: Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Lokasi GPS : -7.62996, 111.12589, Waze. Jam buka : 07.00 - 17.00. Harga tiket masuk : Rp.5.000. Peta Wisata Karanganyar, Tempat Wisata di Karanganyar, Hotel di Tawangmangu.

Diubah: September 29, 2019.
Label: Air Terjun, Jawa Tengah, Karanganyar, Wisata
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.

aroengbinang,
seorang penyusur jalan.
Traktir BA? Scan GoPay, atau via Paypal. GBU.
« Baru© 2004 - IkutiLama »