Atas petunjuk ibu penjual jajanan di depan museum, ketimbang menunggu kami pergi ke puncak bukit dimana Benteng VOC Jepara berada. Dataran perbukitan setinggi 85 mdpl itu cukup luas. Ada Makam Umum Loji Gunung, Makam Pahlawan, taman buah, dan reruntuhan di sisi kiri.
Kawasan benteng berada di ujung area dengan gerbang masuk berpilar besar yang tinggi. Sejumlah pepohonan yang cukup banyak tampak menaungi sebagian area ini, cukup membantu memberi perlindungan dari terik matahari yang mendera pejalan. Hampir sekitar setengah jam kami berjalan berkeliling di dataran puncak bukit yang ada hotspot areanya ini.
Jarak dari Museum Kartini ke benteng ini boleh dibilang sangat dekat, tak lebih dari 500 meter melewati Jalan Pahlawan, sehingga berjalan kaki pun bisa. Hanya saja jalannya lumayan menanjak sehingga akan lebih nyaman jika naik kendaraan. Pandangan ke arah Gelora Bumi Kartini dari sini cukup baik, karena jaraknya hanya 300 meter di bawah benteng.
Sebuah reruntuhan tersusun dari batu bata yang sudah terkelupas kulit semennya terlihat di puncak perbukitan di halaman luar Benteng VOC Jepara. Reruntuhan yang dikelilingi oleh pagar besi berpilar pendek itu konon adalah kubur Kapten Tack, setidaknya begitu menurut penuturan orang yang saya jumpai di sana. Namun tak ada papan petunjuk nama di reruntuhan ini.
Kapten Francois Tack adalah perwira VOC yang ikut berperan dalam operasi penumpasan Trunajaya (Panembahan Maduretno), orang yang menyerbu dan menduduki Keraton Mataram Plered yang praktis menghancurkan Amangkurat I. Kapten Tack dan Saint-Martin juga memimpin pasukan VOC yang membantu Sultan Haji dalam menyingkirkan Sultan Ageng Tirtayasa di Banten.
Pada Februari 1686 terjadi pertempuran hebat di sekitar Keraton Kartasura antara pasukan VOC yang dipimpin Kapten Tac dengan pasukan Untung Suropati yang diam-diam dibantu Amangkurat II. Sejumlah 75 orang tentara VOC terbunuh dalam pertempuran itu, dan Kapten Tac tewas di tangan Pangeran Puger dengan tombak pusaka Kyai Plered.
Sejumlah pengunjung tampak duduk di atas sadel sepeda motornya di depan gerbang masuk Benteng VOC Jepara yang terlihat cukup megah. Pada bagian atas lubang masuk terdapat tulisan besar berbunyi "Fort Japara XVI". Angka Rumawi itu merupakan perkiraan tahun dibuatnya benteng ini. Meskipun lumayan megah, namun bentuknya lebih menyerupai bagian depan gedung, ketimbang benteng.
Sebuah monumen yang cukup megah dengan lambang negara Garuda Pancasila berwarna keemasan terlihat di dekat kawasan Benteng VOC Jepara. Tempat itu adalah Taman Makam Pahlawan Giri Dharma. Setiap tahun, terutama pada bulan November terkait peringatan Hari Pahlawan, di Taman Makam Pahlawan ini selalu diadakan upacara Ziarah Nasional.
Kondisi Fort Japara atau Benteng VOC Jepara ini masih cukup baik dan lumayan terawat. Hanya saja perlu ditambah lebih banyak tempat duduk dan pepohonan rindang. Batu prasasti berisi kisah singkat benteng ini juga perlu dibuat dan dipasang di dekat gerbang. Restorasi beberapa makam kuno juga perlu dipertimbangkan sebagai bagian dari daya tarik wisata sejarah.
Dinding benteng bagian dalam yang terbilang rendah, jauh dari kesan benteng pertahanan yang kuat. Boleh jadi batu-batuan yang digunakan oleh benteng aslinya sudah tidak ditemukan lagi, sehingga sulit untuk direkonstruksi ulang. Bisa jadi pula karena letaknya di atas bukit dan hanya ada satu pintu masuk dari depan, sehingga mestinya benteng depan yang dibuat tinggi dengan pertahanan yang kuat.
Jika makam pahlawan itu terlihat lebih rapi, tidak demikian dengan Pemakaman Umum Loji Gunung yang letaknya berdekatan, dimana selain makam penduduk juga ada sejumlah makam tua di sana, baik kubur orang Tionghoa maupun orang Belanda. Sejumlah kubur yang mestinya dahulu merupakan makam sangat megah, kini terlihat merana dan hancur. Nama penghuni kuburnya juga tak terbaca lagi.
Saat itu ada sepasang manusia muda sedang memadu kasih di salah satu tempat berteduh berbentuk kubah berpilar empat yang ada di dalam kawasana Benteng VOC Jepara. Dinding benteng yang rendah tampak di depannya, dengan pojok benteng berbentuk bulat terlihat di sebelah kiri. Tak ada terlihat sisa meriam kuno yang mungkin pernah ditempatkan di sana.
Sudah saatnya pemda Jepara menata kawasan pekuburan ini agar rapi dan cantik. Pemda bisa mengutus orang ke Makam Perang Jakarta dan Ereveld Ancol untuk melihat bagaimana mestinya sebuah kubur itu ditata dan dirawat, sebagai penghormatan bagi si mati.
Benteng VOC Jepara
Alamat : Bukit Donorejo (Bukit Jepara), Kelurahan Ujungbatu, Kecamatan Jepara, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Lokasi GPS : -6.5860161, 110.6666659, Waze ( smartphone Android dan iOS ). Jam buka : sepanjang waktu. Harga tiket masuk : gratis. Hotel di Jepara, Tempat Wisata di Jepara, Peta Wisata Jepara.Diubah: September 17, 2019. Label: Benteng, Jawa Tengah, Jepara, Wisata
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.