Pada ketinggian 2000 mdpl, tempat ini memberi udara sejuk segar dengan suhu antara 14–18°C di siang hari dan 6–10°C pada malam hari. Menyatu dengan pemandangan elok pegunungan di sekelilingnya, ditambah lagi dengan perjalanan mistis Bromo - Batok - Semeru setelahnya, Jazz Gunung jelas memberi pengalaman unik bagi pecinta Jazz dan penikmat keindahan alam.
Free pass sebagai "photographer" saya peroleh dari Apey, seorang teman yang waktu luangnya dimanfaatkan sebagai freelancer dari sebuah jurnal Jazz dan penyiar radio internet jazz. Sebuah pin juga saya peroleh dengan label "press". Mantap. Kemudian saya membeli sepotong T-shirt hitam, warna kesukaan saya, dan sebuah topi tampan di lapak Warta Jazz.
Pandangan dari tempat duduk penonton ke arah panggung terbuka di ujung sana saat C TwoSix mulai bersiap membawakan komposisi musik yang telah mereka persiapkan. Jika biasanya latar panggung berupa tembok gedung kain lebar dengan tulisan besar, maka latar panggung Jazz Gunung ini adalah panorama alam pegunungan yang elok.
Sebelumnya ada sebuah pertunjukan seni tradisional Jathilan yang tampaknya menjadi pembuka perhelatan Jazz Gunung Bromo Probolinggo yang pertama ini. Jathilan adalah sebuah tari bebas dimana penari, biasanya pria, menunggang kuda lumping dan pada suatu waktu pemainnya akan kesurupan dan bisa makan apa yang orang normal tak bisa melakukannya.
Ada pula pertunjukan Reog Ponorogo yang dipertontonkan tepat setelah Jathilan selesai oleh sebab saya tak sempat mengambil fotonya. Saya kira mereka dari kelompok kesenian yang sama, tapi bisa juga tidak dan hanya faktor kebetulan saja mereka bermain di Jazz Gunung beberapa saat sebelum C TwoSix tampil di panggung terbuka.
Penyelenggara menyediakan tempat duduk berupa bangku kayu tanpa ornamen yang sepertinya belum lama dibuat, namun cukup nyaman bagi para penonton Jazz Gunung yang datang dari berbagai kota di tanah air. Jika saja rumputnya cukup tebal dan tidak basah karena hujan dan embun, tak ada bangku pun saya kira akan nyaman saja dengan duduk di atas reumputan.
C TwoSix, sebuah kelompok komunitas Jazz dari Surabaya, naik panggung setelah diperkenalkan oleh Butet Kertaredjasa, MC di perhelatan ini. Sepertinya ia dan kelompok musik yang dimandori Jaduk, adiknya, memiliki hubungan baik dengan sponsor utama Jazz Gunung ini, sehingga bisa menjadi semacam koordinator dan penampil utamanya.
Sebelumnya cukup sering saya menikmati pertunjukan musik jazz dari berbagai grup lokal dan manca negara di dalam ruangan tertutup atau di panggung luar namun dengan penutup di bagian atasnya dan berlangsung di kota. Jadi memang aru kali inilah saya bisa melihat pertunjukan di ruang yang sepenuhnya terbuka, di ketinggian pegunungan yang dingin dan asri.
Rumput yang sepertinya baru berusia dua bulan di atas panggung alam itu mampu memberi ruang yang cukup bagi para musisi untuk memainkan komposisi musik mereka dengan nyaman. Tak jelas apakah gundukan panggung itu juga baru dibuat khusus untuk perhelatan ini.
Pertunjukan Reog Ponorogo yang menjadi acara pembuka kedua setelah penampilan kesenian tradisional Janthilan.
Dengan menggunakan panggung terbuka seperti ini, pertunjukan Jazz Gunung sepenuhnya mengandalkan pada cuaca dan kebaikan para dewa penunggu kawasan Pegunungan Tengger. Selain diselenggarakan di pertengahan musim kering, pawang juga mungkin perlu beraksi.
Tak jelas apakah Butet hanya sedang menikmati kepulan asap rokoknya, atau kah udara dingin pegunungan Tengger yang segar, atau pemandangan yang elok di depan sana, atau tengah menikmati kesuksesan kehidupan berkeseniannya. Mungkin semuanya.
Sebagai grup pembuka mereka tampil cukup baik dan tak mengecewakan penonton yang menyaksikannya. Sebagai grup yang relatif baru tentu memerlukan jam panggung yang panjang, oleh sebab berlatih di studio dan bermain di panggung memiliki nuansa yang berbeda.
Penonton tampak cukup menikmati penampilan C TwoSix di Jazz Gunung Bromo Probolinggo yang sabagian kursinya tampak masih kosong. C TwoSix saat itu memainkan lagu-lagu standar yang tak asing di telinga, seperti In the Stone dari Earth Wind & Fire's, Smooth Operator, Just The Two of Us, dan I Shot the Sheriff.
Personel C TwoSix yang bermain pada hari itu mungkin belum lagi berada pada tingkatan yang setara diantara pemain Jazz kelas atas, namun mereka jelas pantas mendapat pujian, khususnya pemain saksofon, drummer, dan pemain bass. Sayangnya, saya tak mencatat nama-nama mereka.
Lebih banyak berlatih dan lebih banyak bermain di pertunjukan langsung diperlukan bagi kelompok ini untuk terus meningkatkan penampilan mereka yang cukup menjanjikan itu. Namun saya juga berharap agar mereka membawakan komposisi ciptaan mereka sendiri saat saya melihat mereka bermain lagi.
C TwoSix Jazz Gunung
Lokasi : Jazz Gunung, Kawasan Gunung Bromo, Probolinggo, Jawa Timur. Lokasi GPS : -7.9167891, 112.9852492, Waze. Tempat Wisata di Probolinggo, Peta Wisata Probolinggo, Hotel di Bromo . Hotel di Probolinggo.Diubah: Desember 08, 2024.Label: Bromo, Hiburan, Jawa Timur, Jazz, Konser, Probolinggo, Wisata
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.