Kesan saat tiba di Pekalongan Mangrove Park cukup baik. Terlihat petak air laut luas yang rapi, sebagian ditanami mangrove, sebagian kosong. Jalan di lokasi cukup baik dengan paving blok rapi, dan ada tempat parkir, baik untuk kendaraan roda empat maupun untuk sepeda motor. Yang terlihat belum tertata rapi adalah warung jajanan yang menyediakan minuman dan makanan ringan. Warung itu terlihat menempel di pinggir jalan dan nangkring di atas saluran air. Jika tidak segera diatur, dan disediakan tempat khusus yang tertata rapi buat mereka, maka menjadi potensi masalah jika semakin banyak warung berdiri di sana.
Ada tempat berteduh dan semacam lorong pandang di sisi sebelah kiri dan kanan bagian depan Pekalongan Mangrove Park yang kondisinya cukup baik. Jika saja ada bangku-bangku tempat duduk tentu akan lebih menyenangkan karena suasananya sangat mendukung untuk bersantai. Sejauh yang saya ingat, inilah pertama kalinya saya berkunjung ke tempat restorasi dan pengembangan mangrove yang dikerjakan secara besar dan terkelola baik. Di Jakarta sebenarnya ada, namun belum sempat ke sana.
Gerbang masuk ke Pekalongan Mangrove Park yang cukup bagus, apalagi sudah ada sejumlah pohon pinus yang ikut memperindah pemandangan. Akan lebih bagus jika namannya memakai Bahasa Indonesia, dan Inggris menjadi bahasa kedua. Bahasa Inggris penting, namun janganlah dibiasakan mendahulukan bahasa asing ketimbang bahasa sendiri.
Di sebelah kanan adalah loket penjaga Pekalongan Mangrove Park yang hanya menarik bayaran parkir. Tidak ada petugas yang menanyakan apakah saya akan memotret agar bisa memalak bayaran tinggi, dan mudah-mudahan tidak akan pernah ada. Bukan cara elegan untuk memperoleh uang perawatan dan pemeliharaan dengan cara memalak pemotret.
Sebuah pemandangan elok kami nikmati dari lorong berpeneduh di dekat gerbang ke arah menara pandang di ujung sana, saat matahari mulai turun ke cakrawala. Gedung di sebelah kiri lorong adalah Pusat Restorasi Pembelajaran Mangrove Kota Pekalongan, dan di sebelah kanan adalah trek pejalan dengan sejumlah peneduh. Jenis Mangrove lainnya adalah Sia-sia putih (pejapi, nyapi) atau Avicennia marina (Forssk.) Vierh dari Keluarga Avicenniaceae yang juga merupakan komponen utama mangrove sejati.
Jenis Mangrove lainnya yang ada di sini adalah Rhizophora stylosa Griff dari Keluarga Rhizophoraceae, dengan nama lokal bakau, bako-kurap atau slindur. Di ujung kanan area Pekalongan Mangrove Park terlihat bangunan memanjang dengan cerobong asap di tengahnya, yang rupanya adalah fasilitas untuk melakukan pembakaran mayat atau krematorium.
Pemandangan elok jelang matahari terbenam bisa kami lihat dari atas perahu karet bermotor yang melaju di kawasan Pekalongan Mangrove Park dan berpapasan dengan perahu lainnya, setelah sebelumnya saya menerima tawaran untuk berkeliling. Harga tiket perorangnya cukup wajar, dan perahu tetap berangkat meskipun penumpangnya hanya tiga dari 10 tempat duduk yang tersedia.
Jelang senja dengan langit cerah merupakan waktu yang sangat tepat untuk berkeliling menyusuri lintasan yang sebagian darinya sepertinya memang dirancang untuk dilewati oleh perahu pelancong. Ada dua perahu karet yang tersedia di sana, dan sekali jalan hingga kembali lagi ke tempat semula memakan waktu sekitar 20 menit.
Saya sempat memotret pemandangan cukup menarik saat kami melaju melewati lorong pepohonan Mangrove yang berkelebatan di kiri kanan perahu karet. Lorong cukup panjang ini menuju ke bagian depan area Pekalongan Mangrove Park untuk kemudian berputar balik. Sama seperti di tempat lain, kami tak melihat ada satwa yang tinggal di sana.
Selain menikmati sensasi melewati lorong mangrove sempit rendah yang nyaris menyerupai lorong gua memanjang, hanya saja tidak terlalu gelap, yang tak kalah menarik adalah kesempatan melihat semburat cahaya matahari di permukaan air laut yang tenang. Kami melewati pula bekas reruntuhan bangunan yang telah terendam air laut.
Pangkalan perahu karet wisata ini berada di dekat bangunan Pusat Restorasi dan Pembelajaran Mangrove Kota Pekalongan yang dilengkapi ruang pertemuan, ruang pamer dan koleksi buku. Ada pula tempat pembibitan permanen dan semi permanen yang menjadi tempat praktek pembibitan dan penanaman Mangrove. Menara pandang juga tersedia di dekatnya.
Pekalongan Mangrove Park
Alamat : Kelurahan Bandengan dan Kelurahan Kandang Panjang, Kecamatan Pekalongan Utara, Pekalongan. Lokasi GPS : -6.858834, 109.676013, Waze ( smartphone Android dan iOS ). Hotel di Pekalongan, Tempat Wisata di Pekalongan, Peta Wisata Pekalongan.Diubah: Desember 21, 2019.Label: Jawa Tengah, Mangrove, Pekalongan, Wisata
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.