Adalah karena melihat beberapa orang berjaket orange menyala terlihat tengah menggelantung di Tebing Sumbing Gunung Kelud itu, kami pun mendaki gundukan di sebelah kanan jalan utama untuk melihat dengan lebih jelas. Setelah melewati gundukan berbatu terjal itu, kami pun sampai di sebuah tanah datar luas dengan gerumbul perdu yang lebat, dimana terlihat ada sebuah tenda kecil berwarna kuning dan dua anak muda yang tengah duduk-duduk.
Rupanya mereka adalah bagian dari kelompok lima mahasiswa sebuah perguruan tinggi swasta di Jakarta yang tengah melakukan pendakian Tebing Sumbing Gunung Kelud. Sumbing adalah salah satu dari empat puncak Gunung Kelud, selain Puncak Kelud sendiri, Puncak Gajah Mungkur, dan Puncak Gedang.
Tebing Sumbing Gunung Kelud yang menjulang cantik setinggi 200 meter, dengan satu puncak bentuknya meruncing dan puncak lain yang lebih rendah bentuknya membulat. Foto ini diambil di salah satu tempat rehat di perjalanan menuju ke tempat parkir kawasan wisata Gunung Kelud.
Bangunan berbentuk joglo dengan warna putih yang berada di atas Puncak Gajah Mungkur terlihat di sisi sebelah kiri, berseberangan dengan tebing. Foto-foto tebing yang elok saya ambil dari area di sekitar Gardu Pandang Gajah Mungkur itu. Tebing ini merupakan puncak Gunung Kelud paling menonjol yang terlihat pejalan karena bentuknya yang terbilang khas.
Tebing Sumbing Gunung Kelud Kediri yang cantik dan tak mudah ditaklukkan. Kami sempat berbincang singkat dengan dua mahasiswa yang ada di base camp itu, sambil mengambil beberapa buah foto ke arah tebing. Rasanya saya melihat rombongan itu ketika menunggu jemputan di Stasiun Kereta Api Kediri dan mereka tengah naik mobil, namun tak yakin benar.
Setelah berdiam beberapa saat di sekitar base camp para mahasiswa, kami melanjutkan perjalanan. Namun karena memang menarik dan ingin melihat kemajuan pendakian mereka, saya mengambil foto tebing saat dalam pendakian ke Gardu Pandang Gajah Mungkur dan setelah sampai di gardu pandang. Foto di atas adalah salah satunya, yang diambil dengan lensa biasa sehingga para pendaki hanya terlihat sebagai bintik berwarna orange.
Pandangan yang memperlihatkan keperkasaan Tebing Sumbing Gunung Kelud. Di sebelah kiri bawah, tiga orang mahasiswa Jakarta yang tengah membuat jalur pendakian tampak sangat kecil, dengan satu orang diantaranya berada di atas sebagai perintis jalur pendakian. Di bawah mereka tampak menggantung portaledge, sebuah tenda khusus yang bisa di pasang pada medan vertikal sebagai tempat beristirahat dan menginap untuk menghemat waktu dan tenaga.
Batuan andesit Tebing Sumbing Gunung Kelud ini kabarnya tidak semuanya kuat menancap satu sama lain, karena ada juga yang bisa berguguran ketika dibor dan dipanjat, sehingga para pendaki Tebing Sumbing Gunung Kelud ini menggunakan topi pelindung kepala sebagai tindakan pengamanan. Setiap kemungkinan yang bisa membahayakan pendaki, seberapa pun kecilnya, memang harus diantisipasi dengan baik.
Seorang mahasiswa perintis jalur terlihat tengah mendaki lintasan menuju puncak paku yang telah dibuat sebelumnya, diambil fotonya dari sebuah anak tangga yang menuju ke Gardu Pandang Gajah Mungkur. Menjadi perintis jalur memerlukan tenaga dan konsentrasi, karena ia harus memutuskan sendiri jalur mana yang ia pilih, membor batuan tebing jika perlu, dan menancapkan piton (paku tebing) ke dalamnya. Karena itu biasanya mereka bekerja bergiliran sebagai perintis jalur.
Sementara seorang mahasiswa berada di atas untuk merintis jalur, seorang lagi mengamat-amati dan berjaga-jaga di bawahnya, dan satu lagi tampak tengah beristirahat mungkin sebelumnya telah mendapat giliran sebagai perintis jalur. Pendakian tebing bukan hanya monopoli pria saja, karena yang terlihat tengah menjadi perintis jalur itu tampaknya adalah mahasiswi satu-satunya dalam kelompok itu.
Tanpa lensa tele para mahasiswa pendaki Tebing Sumbing Gajah Mungkur dengan jaket orange menyalanya itu terlihat sangat kecil. Beberapa foto saya ambil lagi ke arah tebing selama saya mendaki anak tangga menuju ke Gardu Pandang di Puncak Gajah Mungkur, sambil beristirahat. Tantangan yang dihadapi para pendaki itu bukan saja curamnya batu Tebing Sumbing Gunung Kelud yang mereka daki, tetapi hujan dan angin yang bisa datang kapan saja.
Sedikitnya memerlukan waktu 2-3 hari untuk membuat sebuah jalur pendakian menuju ke Puncak Sumbing Gunung Kelud ini, tergantung bagaimana stamina para pendaki, peralatan yang mereka gunakan, serta keberuntungan yang berhubungan dengan faktor cuaca selama pendakian tebing berlangsung.
Setelah berpayah-payah dan berjam-jam mendaki Tebing Sumbing Gunung Kelud ini mereka pun akan segera turun kembali, dengan membawa kepuasan penaklukan, torehan jejak jalur yang mereka buat, foto indah serta kesempatan langka menikmati panorama dari puncak Sumbing Gunung Kelud yang tidak banyak orang bisa sampai ke sana. Memang ada banyak cara untuk menikmati hidup ini.
Tebing Sumbing Gunung Kelud
Alamat : Gunung Kelud, Kediri, Jawa Timur. Lokasi GPS : -7.937686, 112.313168, Waze. Rujukan : Hotel di Kediri, Tempat Wisata di Kediri, Peta Wisata Kediri.Diubah: April 25, 2018.Label: Gunung, Jawa Timur, Kediri, Kelud, Wisata
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.