Penjara Kalisosok Surabaya sempat dibongkar habis atapnya oleh investor pada awal 2010, meskipun telah ditetapkan sebagai Benda Cagar Budaya pada 1995 oleh pemkot Surabaya. Namun pembongkaran selanjutnya berhasil dicegah berkat kepedulian masyarakat yang akhirnya membuat pemkot turun tangan.
Pembongkaran itu terjadi lantaran Penjara Kalisosok telah ditukar guling oleh Kementerian Hukum dan HAM ke sebuah investor swasta. Tak jelas siapa pejabat di kementrian yang buta sejarah itu karena bangunan penjara itu merupakan sebuah tengara penting dimana para pejuang kemerdekaan dan pejuang keadilan, dari jaman kolonial sampai jaman Orde Baru pernah mendekam.
Pemandangan pada pintu masuk Penjara Kalisosok Surabaya yang lokasinya berada di Jl Kausari No 7. Saat itu kedua pintu penjara yang dilapis triplek darurat terkunci rapat, dengan dua tengara yang entah mengapa berbeda isi informasinya tentang tahun pembuatan bangunan cagar budaya ini. Rusaknya pintu dan penjara menjadi pertanda buruknya penegakan Undang-Undang Cagar Budaya yang melindungi tempat ini.
Bangunan Penjara Kalisosok Surabaya tampaknya masih harus menunggu nasib dan entah sampai kapan akan terus terbengkalai, sampai ada pejabat walikota yang peduli untuk merevitalisasi dan menjadikannya ikon wisata baru yang memikat. Di samping kana tampak sebuah tugu yang menyerupai tugu peringatan, namun bagian tulisannya telah rata oleh semen sehingga tidak bisa dibaca lagi.
Tengara Bangunan Cagar Budaya yang dibuat oleh Pemerintah Kota Surabaya pada tahun 2009 ini menempel pada pintu triplek Penjara Kalisosok Surabaya dan menyebutkan bahwa penjara ini dibangun pada 1750. Pada tengara ditulis bahwa penjara ini dibangun sejak jaman VOC dan digunakan hingga zaman Hindia Belanda dan Jepang. Ditulis juga bahwa saat revolusi tahun 1945 di tempat ini terjadi insiden 'Kapten Huijer', dan menjadi tempat para pejuang ditahan antara tahun 1945 0 1949.
Perlu diketahui bahwa baru pada 1743 Pakubuwana II menyerahkan semua haknya atas kota Surabaya kepada VOC, setelah VOC membantunya dalam perebutan kekuasaan di Keraton Surakarta yang membuat posisi Pakubuwana II sangat lemah terhadap VOC. Beberapa puluh tahun sebelumnya, lewat Perjanjian Jepara tahun 1677, Amangkurat II telah menggadaikan daerah pesisir Utara Jawa kepada VOC, mulai Kerawang sampai ujung timur, sebagai jaminan pembayaran biaya perang melawan Trunajaya.
Papan tengara satu lagi berada di sebelah pintu masuk Penjara Kalisosok, dibuat oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surabaya pada tahun 2008, yang menyebutkan bahwa Penjara Kalisosok merupakan bangunan Cagar Budaya dengan tahun pembuatan 1850, atau beda 100 tahun dari informasi yang ada pada tengara Cagar Budaya pada foto sebelumnya.
Sedangkan Surya online menyebutkan bahwa Penjara Kalisosok diresmikan pada 1 September 1808, yang berarti semasa berkuasanya Gubernur-Jenderal Hindia-Belanda ke-36, Herman Willem Daendels, yang memerintah tahun 1808 – 1811. VOC sendiri dibubarkan pada 31 Desember 1799, sehingga jika bangunannya dibuat di jaman VOC sudah pasti bukan tahun 1850.
Jika Penjara Kalisosok diresmikan pada September 1808, maka itu berarti kurang dari setahun setelah Daendels mendarat di Batavia pada 5 Januari 1808. Pada awal pemerintahannya, perhatian utama Daendels tertuju pada upaya cepat untuk menangkal ancaman serangan Armada Inggris yang kuat, sehingga tentara Belanda diisi orang-orang pribumi, rumah-rumah sakit dan tangsi militer baru ia bangun, juga pabrik senjata dan Benteng Lodewijk di Surabaya, pabrik meriam di Semarang, serta sekolah militer di Batavia.
Bisa jadi karena pendekatannya yang keras terhadap pembesar dan rakyat pribumi, ia merasa perlu untuk membangun sebuah penjara yang besar di Surabaya. Seperti kita ketahui nama Daendels lebih dikenal karena pembangunan Jalan Raya Pos yang meskipun bernilai sangat strategis namun menelan banyak korban jiwa rakyat Indonesia. Daendels meninggal di Ghana pada 2 Mei 1818 dalam usia 55 tahun karena penyakit malaria.
Beberapa orang melintas di bawah menara pengawas di salah satu pojok bangunan Penjara Kalisosok yang temboknya dihias graffiti warna-warni. Bagian tembok dengan lukisan grafis ini tampaknya menjadi satu-satunya tempat yang masih bisa 'dilihat' oleh para pejalan, lantaran pintu masuk ke dalam kompleks bekas penjara ini selalu terkunci, sehingga tidak memungkinkan untuk bisa melihat bagian dalamnya.
Lukisan grafis pada dinding bagian luar Penjara Kalisosok itu berada di sepanjang Jl Belakang Penjara, melintasi beberapa menara pengawas. Kabarnya pada akhir September - Oktober tahun 2011 lalu sebuah perusahaan rokok mensponsori lomba melukis tembok Penjara Kalisosok. Pada dinding tembok Penjara Kalisosok di sisi Jl Kalisosok Lor baru sebagian kecil saja yang telah dilukis.
Tokoh-tokoh pergerakan kemerdekaan seperti Soekarno pernah mendekam di Penjara Kalisosok ini. Kiai Haji Mas Mansur, tokoh Muhammadiyah dan pahlawan nasional Indonesia, meninggal di Penjara Kalisosok pada 25 April 1946 ketika menjadi tahanan NICA. WR Supratman juga disekap penguasa kolonial di penjara ini yang kemudian membawa pada kematiannya, dan banyak lagi lainnya. Pendeknya tidaklah layak untuk menghancurkan bangunan bersejarah ini untuk digantikan dengan sebuah mal.
Penjara Kalisosok Surabaya
Alamat : Jl Kasuari No 7, Surabaya. Lokasi GPS : -7.23415, 112.73697, Waze. Rujukan : Hotel di Surabaya, Tempat Wisata di Surabaya, Peta Wisata SurabayaDiubah: Mei 05, 2018.Label: Jawa Timur, Surabaya, Wisata
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.