Lokasi Situs Watugudig ada di tepian sawah, diapit pekuburan dan rumah penduduk. Bagian depannya diberi pagar kawat, dan pintunya digembok. Suasana sepi, dan saya pun mengambil beberapa buah foto dari luar pagar depan yang hampir semuanya blur lantaran minimnya cahaya.
Esok harinya saya kembali berkunjung ke Situs Watugudig ini, namun tetap tidak terlihat ada penjaga situs. Sehingga saya pun akhirnya masuk ke area makam yang berada di sebelah kiri situs, karena melihat tembok pemisah keduanya yang cukup rendah, dan memotret Situs Watugudig dari beberapa titik di sana.
Bagian depan Situs Watugudig Sleman Yogyakarta yang dipotret pada pukul 6.13 sore itu, satu-satunya foto yang masih lumayan baik, diambil dengan kecepatan rendah sehingga masih bisa terlihat. Situs ini memang sepenuhnya terbuka, hanya pagar yang membatasinya dengan dunia luar, dan tak bisa melindungi sepenuhnya apa yang ada di sana.
Karena itulah kabarnya sempat terjadi pencurian arca Jaladwara di situs ini, namun itu terjadi sebelum diberi pagar dan pintu masuk yang digembok. Hanya saja gembok dan pagar pun tak bisa menjamin keamanan situs. Kisah pencurian benda peninggalan purbakala semacam ini juga ditemui di beberapa situs lain yang saya kunjungi sebelumnya. Menyedihkan.
Bagian depan Situs Watugudig Sleman Yogyakarta yang fotonya diambil dari balik pagar pada keesokan harinya, oleh sebab gembok pagarnya masih terkunci dan tak ada nama penjaga yang bisa dihubungi. Begitupun Situs Watugudig tampak bersih dan terpelihara dengan baik. Pohon-pohon tetean pun dipotong dengan rapi, dan terlihat hijau asri.
Penelitian di Situs Watugudig oleh Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala (SPSP / BP3) DIY kabarnya menemukan struktur batuan berbentuk segi empat, berukuran 30 m x 20 m, dan tinggi 0,5 m. Di tempat ini juga banyak ditemukan umpak dari batu andesit, yang oleh warga disebut watugudik lantaran bopeng-bopeng, permukaannya tidak halus.
Sebuah kelompok serakan batu di Situs Watugudig Sleman Yogyakarta yang kebanyakan berbentu segi empat, dan hanya satu yang terlihat berbentuk kuncup bunga yang ditatah halus. Bentuk seperti itu biasanya diletakkan di atas gapura pintu masuk, atau bagian atas pilar batu. Tak jelas apakah ada batu candi yang ada reliefnya, karena tak bisa mengamatinya dari jarak yang lebih dekat.
Mungkin karena letaknya berdekatan dengan situs Keraton Ratu Boko, orang lalu menduga bahwa tempat ini merupakan tempat peristirahatan sang raja. Namun tidak ada tengara atau prasasti yang bisa mendukung pendapat itu. Di Situs Watugudig, kabarnya SPSP DIY juga menemukan batu candi berbentuk padma, simbar, potongan gerabah dan keramik, tulang, arca Buddha, dan kereweng, yang semuanya telah disimpan di BP3 DIY.
Beberapa buah batu umpak terbuat dari batu andesit berukuran besar tampak tertebar tak beraturan di Situs Watugudig Sleman Yogyakarta. Adanya banyak batu umpak berukuran besar menjadi petunjuk bahwa di tempat ini pernah berdiri sebuah bangunan besar. Kebanyakan umpak di Situs Watugudig berbentuk segi empat pada bagian dasarnya untuk memberi kekuatan dan kestabilan, dan atasnya berbentuk bulatan terpancung mendatar.
Tidak terlihat ada lubang segi empat di permukaan atas batu-batu itu, yang biasanya sebagai dudukan pilar kayu, namun satu diantaranya memiliki tonjolan di tengah permukaan atasnya, yang tampaknya dimaksudkan sebagai 'penggigit' pilar yang ditopangnya. Bagaimana pun karena tidak langsung berkeliling di dalam lokasi, pandangan saya sangatlah terbatas. Hanya benda-benda yang masih bisa terlihat dari pekuburan saja yang bisa saya potret. Selebihnya mungkin ada yang terlewatkan.
Sesaat setelah meninggalkan Situs Watugudig Sleman Yogyakarta saya sempat menikmati pemandangan di sebuah persawahan di dekat situs dimana terdapat sekelompok burung bangau tengah mencari makan. Terakhir kali saya melihat burung bangau di alam bebas (orang Jawa menyebutnya Kuntul) adalah ketika mengunjungi Pagoda Avalokitesvara Buddhagaya Watugong di Semarang, namun mereka beterbangan di atas pepohonan, bukan di sawah seperti ini.
Situs Watugudig Sleman
Alamat : Dusun Jobohan, Kalurahan Bokoharjo, Kecamatan Prambanan, Sleman, Jogjakarta. Lokasi GPS : -7.77490, 110.48079, Waze. Rujukan : Tempat Wisata di Sleman, Peta Wisata Sleman, Hotel di Yogyakarta.Diubah: Mei 14, 2018.Label: Situs, Sleman, Wisata, Yogyakarta
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.