Taman Dewi Sartika dapat kita terka yaitu sebagai salah satu bentuk penghargaan pemerintah Kota Bandung, kepada pahlawan nasional tokoh pergerakan kaum perempuan dari tanah Sunda. Sangatlah pantas monumen Dewi Sartika didirikan di Kota Bandung sebagai bukti penghormatan terhadap jasa-jasanya, selain itu menjadikan namanya menjadi sebuah nama jalan yang terletak di daerah Alun-Alun Bandung. Namun tidaklah mudah menerka mengapa ada Patung Badak Putih dipasang di area taman Balai Kota? Hal ini diawali dari masa pemerintahan Walikota Bandung Husen Wangsaatmadja, beliaulah yang meresmikannya di tahun 1981. Monumen Badak putih bukanlah lambang Kota Bandung, namun melainkan sebuah simbol kerinduan Kota Bandung akan kembalinya alam kota yang sehat, tertib, tanpa kekurangan air serta pepohonan rindang.
Jika ingin mengunjungi taman tersebut, masuknya dari salah satu pintu yang berhadapan dengan Gedung Bank Indonesia yaitu Jalan Wastukencana dengan gapura tinggi berbentuk setengah lingkaran. Sebenarnya tidak banyak perubahan dari taman yang dulu dengan taman yang sudah direvitalisasi serta diresmikan tanggal 19 Desember 2017 lalu, hanya saja lebih tertata, terawat, ditumbuhi tanaman dan bunga-bunga beraneka sehingga membuat nyaman dan betah. Monumen Dewi Sartika pun sudah ada sejak dulu di taman tersebut dipindahkan dari tempat awalnya ke dekat pintu gerbang taman, diletakkan di atas pilar tinggi di depan monumen badak putih.
Taman Badak dengan patung badak putih ketika saya datang Mei 2018 sangat terawat dengan baik, dipercantik air mancur di kiri kanan patung dan tiga susun kolam ikan yang pada bagian paling bawah airnya kering seperti baru dikuras. Terdapat tulisan prasasti peresmian tahun 1981 oleh Walikota Husen Wangsaatmadja, yaitu "Dalam dada kami tak pernah padam mengemban tugas meneruskan harapan agar nama dan titipan ini Bandung semerbak sepanjang masa". Monumen Badak Putih melambangkan bahwa manusia sebenarnya tidak bisa hidup tanpa satwa, dan wajib menjaga kelangsungan kehidupan satwa di sekitarnya.
Pohon-pohon besar yang tumbuh di halaman Balai Kota membuat area Taman Badak dan Taman Dewi Sartika terasa rindang dan menghijau, disebelah kiri dan kanan monumen Badak putih dipasang lambang atau logo dari pemerintahan Kota Bandung. Badak Putih itu sendiri adalah satwa yang mempunyai penciuman tajam, yang dapat mencari sumber mata air. Taman badak di bangun di lahan seluas 870 meter persegi, dan di lahan ini pun terdapat satwa unggas yang dipelihara dalam sanggar ukuran besar, yaitu jenis Ayam Ketawa, Ayam Serama, Ayam Mutiara, Burung Gelatik Jawa dan Love Bird diletakkan di depan tanaman hydroponik yang ditanami sayuran dan bunga-bunga kecil.
Monumen Dewi Sartika dibuat hanya bagian kepala saja tanpa badan, dipasang diatas pilar yang cukup tinggi menghadap salah satu pintu masuk Balai Kota. Monemun ini posisinya membelakangi monumen Badak Putih. Tidak ada penjelasan yang detail mengenai Monumen Dewi Sartika, beberapa undakan tangga memutari monumen dengan di lengkapi lampu sorot di beberapa sudut yang dinyalakan apa bila hari sudah gelap. Revitalisasi lahan ini terbilang berhasil, selain mempercantik juga menambah beberapa fasilitas umum. Tanamanpun tertata dengan rapih dan indah, sehingga membuat sedap dipandang mata.
Sore itu jelang berbuka puasa orang Sunda menyebutnya ngabuburit, banyak orang yang sengaja duduk-duduk sambil berbincang atau berjalan bersama anaknya mengitari taman. Bersih dan apik adalah kesan yang saya rasakan saat menikmati pemandangan taman, walaupun suara mesin kendaraan di jalanan terdengar namun masih bisa merasakan udara segar dengan tamanan berdaun merah dan hijau berjajar cantik di antara Monumen Dewi Sartika dan Patung Badak. Tiga anak bersepedah sesekali duduk di kursi taman yang terbuat dari tembaga, kursi seperti itu banyak dijumpai di jalanan utama Kota Bandung. Pohon besar dengan dedaunan yang rindang menambah sejuk suasana.
Tepat di depan Monumen Badak Putih dipasang area gembok cinta yang dinamai Love, spot kekinian sepertinya diilhami gembok cinta yang berada di pagar Sungai Saine Paris. Konon katanya jika memasang gembok dan menuliskan nama kita beserta pasangan dan membuang kuncinya ke Sungai Seine, cinta yang dibina akan abadi. Gembok cinta di Balai Kota Bandung bukan dipasang di pagar seperti yang terjadi di Sungai Saine Paris, namun dipasang pada sebidang instalasi kawat dengan lebar sekitar 3 meter. Belum banyak yang memasang gembok di situ dan entah ke mana mereka melemparkan kuncinya, yang jelas bukan ke dalam kolam ikannya Badak Putih.
Selain di Balai Kota di Kota Bandung ada lokasi lain yang memasang gembok cinta, seperti di Dago Dream Park dan Farm House kedua tempat tersebut berupa area wisata kuliner. Harapan saya kiranya masyarakat Bandung bisa menangkap tujuan positifnya, bukan sekedar lucu-lucuan dan meniru konsep di negeri orang. Seperti menjaga dan menebarkan kerukunan antar warga kota yang majemuk, dan lebih mencintai kotanya dengan turut berperan aktif menjaga fasilitas kota sebagai bagian dari milik bersama. Balai Kota Bandung menjadi tempat favorit saya, walau hanya sekedar singgah dan duduk-duduk santai.
Hal menarik lainnya di area taman tersebut terdapat kran air bersih yang dapat diminum langsung, fasilitas umum di Balai Kota Bandung ini disediakan oleh Perusahaan Daerah Air Minum Tirtawening. Karena hal seperti ini bukanlah sesuatu yang umum di negara kita, petunjuk pemakaian sangatlah penting seperti kondisi tangan harus bersih dan posisi mulut saat minum. Kran air siap minum ini dilindungi fiber biru di atasnya, sehingga terlindungi dari hujan dan sinar matahari.
Sumber air bersih di perkotaan memang sudah sangat rawan, dan sumber mata airpun banyak yang sudah sirna akibat pembangunan gedung dan rumah di kawasan resapan air. Andai saja kualitas air yang mengalir ke rumah-rumah dari kran PDAM bisa diminum langsung tanpa harus dimasak terlebih dahulu, seperti kran yang ada di Taman Badak dan Taman Dewi Sartika, tentunya sangatlah menggembirakan. Kota Bandung gencar memperbaiki taman-taman kota dijadikan lahan bermain dan ruang terbuka hijau dan tujuan memberi nama taman-taman tersebut agar mudah dingat selain itu menjadi manfaat tempat berkumpulnya warga yang diharapkan dapat menjadi inspirasi untuk menghasilkan ide-ide. Siapa tahu kelak warga Bandung lebih suka berjalan kali atau naik sepeda sambil menikmati suasana kota yang menghijau sehingga kemacetan kota yang semakin parah dapat diatasi.
Jalanan di Taman Badak dan Taman Dewi Sartika yang berada di lahan Balai Kota Bandung terlihat resik apalagi sore itu gerimis baru saja usai. Mencium bau tanah dan pepohanan yang menyegarkan, tanaman tersiram gerimis secara merata tidak peduli suasana bising di jalanan raya. Lahan kosong di sekitar taman sering dipergunakan kegiatan perekonomian kreatif warga Bandung ataupun kegiatan seni budaya sebagai kreativitas warga. Walaupun Balai Kota tempat para birokrasi bekerja, namun halamannya yang luas bebas dikunjungi warga kota, tempat rekreasi gratis dan menyenangkan.
Taman Badak dan Taman Dewi Sartika kecantikannya sedang berbinar semoga bisa dipertahankan walaupun terjadi pergantian kepemimpinan, jika berkesempatan lewat ke Balai Kota Bandung singgah dan nikmatilah sarana ruang terbuka ini. Mengajak anak cucu dengan suasana nyaman dan mengedukasi, sesuatu yang saya gemari di area halaman Balai Kota Bandung adalah beberapa pohon berbatang besar dan tinggi dan dedaunannya yang rimbun. Beruntung lahan ini menjadi terawat dengan baik, semoga masyarakat Kota Bandung turut menjaga kebersihan. Bagi pegawai pemerintahan yang bertugas di Balai Kota Bandung, sejogyanya bisa menambah semangat bekerja.
Badak Putih dan Dewi Sartika perlambang yang berbeda namun memberikan spirit kecintaan kepada tanah yang kita pijak, menjaga keselarasan alam sekitar dan menginspirasi perjuangan seseorang untuk diaplikasikan dalan kehidupan sehari-hari adalah hal positif. Dan Kota Bandung menjadi kota yang padat, warganya harus berperan serta sesuai dengan kapasitas masing-masing dari cara yang paling sederhana untuk menjaga alamnya. Taman Badak dan Taman Dewi Sartika, dua taman yang pantas dikunjungi di Kota Bandung selain taman-taman lain yang sudah bertebaran di penjuru kota perlu dingat merawat secara berkesinambungan, tidak semudah seperti ketika membuatnya. Senja hampir turun langit mulai meredup, menunggu saat berbuka puasa sambil duduk di bangku taman di kotaku yang mulai meradang.
Taman Badak dan Taman Dewi Sartika Bandung
Balai Kota, Jalan Wastukencana Bandung. Lokasi GPS : -6.9126502, 107.6096758, Waze.Diubah: Mei 27, 2018.Label: Alun-Alun, Bandung, Jawa Barat, Taman, Vinny Soemantri, Wisata
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.