Hari sudah agak siang ketika saya tiba di halaman kompleks Tugu Pahlawan Surabaya yang cukup luas. Namun sayangnya Museum Sepuluh November yang juga berada di dalam kompleks seluas 1,3 ha ini tutup di hari libur nasional. Sebuah kebijakan yang tampaknya perlu ditinjau kembali oleh pengelola, karena justru di hari libur banyak orang berwisata.
Pembangunan Tugu Pahlawan ini konon menghabiskan 170 m3 beton kricak, pasir 530 m3, semen Portland 2.408 bungkus, dengan biaya sekitar Rp 500.000, diperoleh dari sumbangan dermawan. Pekerjaan pembangunan sampai 30 m pertama dilakukan oleh Indonesian Engineering Corporation, dan sisanya dikerjakan oleh pemborong Sarojo.
Gerbang masuk Tugu Pahlawan dengan ornamen susunan kelopak-kelopak bunga berwarna tembaga menyerupai jilatan lidah-lidah api yang melambangkan gelora semangat para pejuang. Untuk menuju Tugu Pahlawan Surabaya pengunjung melewati lorong terbuka memanjang dengan peneduh tanam-tanaman rambat yang mampu melindungi dari sengat matahari.
Sebelum dibangun Gedung Raad van Justitie, di tempat ini terdapat masjid, dan kerusuhan akibat pembongkaran masjid ini membuat Belanda akhirnya membangun Masjid Kemayoran. Semula Tugu Pahlawan Surabaya direncanakan dibuat setinggi 45 m, simbol 1945. Namun karena kesalahan perhitungan pada pondasi, maka tinggi tugu akhirnya dibuat 45 yard (41,13 m), dan pada badan tugu terdapat 10 lekuk vertikal, serta seluruhnya ada 11 tingkat yang dihubungkan dengan tangga, yang semuanya melambangkan 10 November 1945.
Patung Soekarno - Hatta, dengan prasasti: "Pahlawan sedjati tidak minta dipudji. Bunga mawar tidak memprogandakan harumnja, tetapi harumnja dengan sendiri merebak kekanan-kiri. Tetapi: Hanja bangsa jang tahu menghargai pahlawan - pahlawannja, dapat mendjadi bangsa jang Besar. Karena iu, hargailah pahlawan2 kita! Merdeka! Soekarno, Djokjakarta 10 Nop '49".
Di belakang patung terdapat pilar sisa reruntuhan Gedung Raad van Justitie (Gedung Pengadilan) pada jaman Belanda yang digunakan sebagai Markas Kenpeitai (polisi militer) pada masa pendudukan balatentara Jepang. Markas Kenpeitai kala itu terkenal sangat menakutkan karena menjadi tempat penyiksaan pejuang yang dituduh melawan Jepang.
Dari dalam gedung ini tiap hari orang mendengar teriakan memilukan serta suara rintihan para tahanan, sehingga dijuluki sebagai gedung setan. Yang tewas di sini adalah Cak Durasim (tokoh ludruk), Pamuji dan A. Rakhu Sukajat. Pada 1 Oktober 1945 gedung Kenpeitai dikepung oleh pemuda, BKR dan Polisi Istimewa dibawah koordinasi Abdul Wahab. Pertempuran berkobar dari pukul 12.00 hingga berhenti pukul 16.00, setelah Moh Yasin, Komandan Polisi Istimewa yang datang bersama Residen Sudirman dan Ketua BKR-Kota Soengkono, berhasil membujuk komandan Kenpeitai untuk menyerah. Tewas 25 pejuang dan 15 orang tentara Jepang, dan luka 81 orang (60 pejuang, 14 Jepang, 2 Tionghoa dan 5 Belanda).
Ketika meletus pertempuran 10 November 1945, gedung yang telah menjadi markas gerakan pemuda Polisi TKR pimpinan Hasanudin Pasopati dan N. Suharyo Kecik ini dihujani mortir, peluru meriam kapal laut Inggris, dan bom-bom yang dijatuhkan dari pesawat terbang Thunderbolt. Gedung ini memang dilengkapi dengan lubang-lubang perlindungan bawah tanah.
Tugu Pahlawan Surabaya terlihat di latar belakang, dengan Bendera Merah Putih berkibar di puncak tiang yang tinggi, serta pilar di latar depan yang bertuliskan "ALLIED FORCES GO AWAY!!". Pada pilar lain tertulis kata-kata "MERDEKA!!", lalu "RAWE2 RANTAS MALANG POETOENG!!", "FREEDOM FOREVER!!", dan "MERDEKA ATAOE MATI!".
Tugu Pahlawan Surabaya diresmikan Presiden Soekarno pada 10 November 1952 didampingi Walikota Surabaya R. Moestadjab Soemowidigdo. Peletakan batu pertama pembangunan Tugu Pahlawan dilakukan oleh Presiden Soekarno didampingi Walikota Surabaya Doel Arnowo pada 10 November 1951.
Pada saat sama juga ditanam piagam yang berbunyi: "Pada hari ini, Hari Pahlawan 10 November 1951, di Kota Surabaja, P.J.M. Presiden Repoeblik Indonesia Dr. Ir. Soekarno, dengan disaksikan oleh rakjat Indonesia di Soerabaja, berkenan meletakkan batoe pertama oentoek mendirikan Toegoe Pahlawan goena memperingati pengorbanan Pahlawan-pahlawan Kemerdekaan Negara dan Bangsa Indonesia pada tanggal 10 November 1945.
Semoga Toegoe ini, yang diselenggarakan atas nama pendoedoek Kota Soerabaja oleh Kepala Daerah Kota Besar Soerabaja, Doel Arnowo, mendjadi peringatan rakjat Indonesia sehingga akhir zaman. Presiden Repoeblik Indonesia, Dr. Ir. Soekarno; Goebernur Djawa Timur, Samadikoen; Walikota Soerabaja, Doel Arnowo"
Tugu Pahlawan Surabaya dengan latar depan bangunan Museum Sepuluh November yang didirikan pada tahun 2000. Sebagian bangunan museum itu berada di bawah tanah, sedangkan bentuk bangunannya menyerupai piramida tumpang. Di halaman luar museum terdapat ruang pamer terbuka yang dipasang sejumlah persenjataan militer yang bisa dilihat dari jarak dekat.
Diantaranya adalah kendaraan Panser Brand Carrier MK II buatan Inggris yang dirampas arek-arek Suroboyo dari Tentara Sektu pada Pertempuran 10 November 1945, yang disumbangkan oleh Kodam V Brawijaya. Ada pula sebuah Mortir kaliber 120 mm M52 buatan Yugoslavia yang dirampas arek-arek Suroboyo dari Tentara Sekutu juga pada pertempuran 10 November 1945.
Beberapa saat setelah diresmikan, baru diketahui bahwa Tugu Pahlawan ternyata miring di bagian tengah. Meskipun sempat ramai dibicarakan bahwa akan dibongkar, namun rencana itu tidak pernah dilakukan sampai saat ini. Dasar tugu yang berdiameter 3,1 m dicat hijau dengan ornamen gunungan keemasan, sedangka bagian atasnya berdiameter 1,3 m.
Di puncak tugu juga terdapat penangkal petir, dan ada lampu-lampu merah konsentrik untuk peringatan bagi pesawat. Lampu-lampu itu ada pada ujung atas mahkota tugu yang mengerucut seperti ujung roket. Di bawah mahkota, pada ujung setiap kanal, terdapat ornamen keemasan. Batas-batas tingkatan Tugu Pahlawan bisa dilihat dengan jelas.
Tugu Pahlawan Surabaya
Alamat : Jl. Pahlawan, Surabaya. Telp. 031 357 1100. Lokasi GPS : -7.245833, 112.737848, Waze. Jam Buka : Selasa s/d Jumat 08:00 - 14:30, Sabtu - Minggu : 08:00 - 13:30. Tutup tiap Senin dan hari libur nasional. Rujukan : Hotel di Surabaya, Tempat Wisata di Surabaya, Peta Wisata SurabayaDiubah: Mei 05, 2018.Label: Jawa Timur, Monumen, Surabaya, Wisata
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.