Pintu masuk untuk mengunjungi Kapuas, menurut pendapat teman saya, lebih enak melalui kota Banjarmasin. Dua jam perjalanan tanpa macet. Itu kata mereka. Sebenarnya memang mungkin jika saja jalanannya mulus maka bisa sampai dalam waktu 2 jam. Tetapi sayangnya banyak truk-truk yang kelebihan muatan, dan entah kenapa mereka bisa lewat tanpa distop petugas timbang, sehingga perjalanan menuju kota Kapuas pun menjadi agak lama.
Buat estimasi, waktu tempuh dari Banjarmasin adalah 3 jam perjalanan, terutama jika tidak ingin tergesa-gesa. Melihat saya yang sudah mulai kesal karena di telepon terus-terusan oleh my dearest boss ("Kok tidak sampai-sampai!", katanya), untuk menghibur hati saya Bapak supir yang baik hati berjanji akan memilihkan jalan melintasi Sungai Barito. "Waktunya pas nih mbak!", katanya.
Jembatan Barito. Sore hari cuaca seperti mau hujan. Tetapi pemandangan Sungai Barito tidak tertutup awan mendung. Penduduk di sekitar Barito memanfaatkan jembatan untuk melihat kapal-kapal berukuran sedang, ditemani pisang goreng yang dijajakan oleh pedagang. Mohon jangan tiru saya, karena begitu baiknya si Bapak sopir, dia menepikan mobilnya memberikan kesempatan saya untuk berfoto, dan hasilnya saya diomelin oleh sopir-sopir truk yang melintas. Heehe maaf ya...
Kesan pertama memasuki Kota Kapuas, kota yang sepi. Lebih sepi dari Palangkaraya dan Banjarmasin. Kebetulan jadwal saya disini hanya 2 hari 1 malam. Tidak sabar rasanya ingin mengelilingi Kapuas. Sayangnya, kursi yang tersedia untuk jadwal pemberangkatan pesawat dari Jakarta-Banjarmasin hanya ada siang hari.
Saya sampai Kapuas sore dan harus kerja sampai malam. Walhasil, gak kemana-mana. Dari kantor saya diantar menuju penginapan. Sebelumnya teman memperingatkan bahwa pasti akan melihat sesuatu yang menyenangkan di sana. Hmm, kira-kira apa ya. Di jalan Jenderal Sudirman 10A, dekat tugu Kapuas Kota Air, mobil berhenti di depan kantor pemerintahan.
Kapuas Kota Air. Seperti pengalaman saya melakukan perjalanan di tempat lain di Kalimantan, tidak banyak saya melihat angkutan kota, termasuk taksi, di Kapuas ini. Rata-rata penduduk di sana memiliki kendaraan pribadi, baik mobil atau motor. Jadi saya sarankan, lebih baik berpatungan sewa mobil bagi yang ingin melakukan perjalanan ke Kapuas, bisa juga sewa ojek motor, walaupun ojek juga jarang ditemukan.
Selamat Pagi Sungai Kapuas.
Dermaga sederhana di pinggiran Sungai Kapuas. Sungai ini membentang sepanjang kurang lebih 610 km, dari kecamatan Kapuas Hulu sampai kecamatan Selat dan bermuara di Laut Jawa.
Kesibukan sudah mulai terlihat sejak pagi. Rejeki lebih mudah datang bagi orang yang selalu memulai hari lebih pagi.
Ternyata penginapan saya adalah sebuah Guest House yang dikelola oleh Pemerintah Kapuas. Penginapan ini terdiri dari 4 buah bungalow. Tiap bungalownya terdiri dari 1 kamar tidur atas, dan 2 kamar tidur bawah beserta dapur dan teras besar di bawah dan teras kecil di atas. Saya beruntung mendapatkan kamar di atas.
Rumah-rumah pinggir sungai terlihat sangat sederhana. Akan menjadi elok jika pemda bisa menggandeng seorang arsitek piawai untuk menata ulang bangunan di sepanjang pinggiran Sungai Kapuas ini.
Selain itu juga ada restoran terapung, yang ketika saya kesana masih dalam proses perbaikan. Pada saat tulisan ini dibuat, saya mendapat kabar bahwa perbaikan telah selesai dilakukan.
Dari luar, bangunan guest house ini sangat unik. Arsitektur yang digunakan menyerupai bentuk atap rumah. Namun karena saya tiba sudah malam, maka saya tidak begitu memperhatikan situasi sekitar.
Di kamar atas terdapat pintu tambahan, dan saat saya membuka pintu itu di depan saya langsung terhampar Sungai Kapuas. Kapal-kapal kecil lewat bergantian, namanya Kapal Kelotok. Suara mesin motor kapal terdengar dari balik kamar. Sama sekali tidak berisik, malah seperti musik pengantar tidur. Apalagi bulan sedang purnama saat itu.
Sebelum tidur, saya pergi sebentar ke bagian penerima tamu, ngobrol dengan mas penjaga yang ramah, dan mendapat informasi tambahan bahwa di sebelah guest house terdapat dermaga tempat orang senang berkumpul di sore hari. Yah mungkin terlambat, sudah jam 11 malam. Tetapi akhirnya saya nekad keluar juga. Mudah-mudahan ada tukang penjual minuman hangat.
Dermaganya kecil. Ada lampu terang penanda lokasi. Selebihnya tidak ada apa-apa. Saya bisa mencium bau kayu lapuk dermaga. Lihat kiri-kanan tidak ada orang, jadilah saya tiduran memandang bintang bertaburan di temani kucing liar.
Di Jakarta hampir susah melihat bintang sejelas dan sebanyak ini. Indah. Harus berkunjung ke sana ya. Setidaknya kalau tidak sempat menginap, bisa menyempatkan makan di restoran terapung sambil melihat sejuta bintang di langit.
Jangan bangun kesiangan! Alarm saya pasang supaya bisa bangun pagi-pagi sekali supaya bisa berkeliling. Untuk menghindari telat pergi kerja, saya hanya menghabiskan waktu di pinggir sungai mengobrol dengan beberapa pekerja perusahaan sawit dan mengambil beberapa foto menarik.
Masukan dari teman-teman baru, jika memiliki banyak waktu di Kapuas, sebaiknya saya naik Kapal Kelotok, bisa dengan sewa atau membayar tarif mengitari desa-desa di sekeliling sungai. Karena menurut mereka pengalaman yang akan didapat di tiap wilayah desa akan berbeda-beda. Wah, Mungkin lain kali jika ada waktu.
Ibukota kabupaten Kapuas adalah Kulala Kapuas. Kota Kuala Kapuas berada di tepi sungai pada simpang tiga. Ketiga sungai tersebut adalah Sungai Kapuas Murung dengan panjang 66.375 km, Sungai Kapuas dengan panjang 600.000 km dan daerah Pantai/Pesisir Laut Jawa dengan panjang 189 847 km.
Sorang pria tampak tengah memancing ikan di ujung dermaga kayu di tepian Sungai Kapuas. Kabarnya Sungai Kapuas dihuni dari lebih 700 jenis ikan, 12 diantaranya jenis ikan langka dan ada 40 jenis ikan yang sudah terancam punah.
Jika sudah puas menjelajahi Kapuas, sambung keliling Banjarmasin yang kotanya lebih ramai dan banyak hiburan. Banjarmasin terkenal dengan berlian dan batu-batu cantiknya. Jadi bisa sekalian berbelanja.
Kuala Kapuas
Alamat : Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah. Lokasi GPS : -3.0240597, 114.3913945, Waze. Rujukan : Tempat Wisata di Kapuas, Peta Wisata Kapuas. Diubah: Juni 23, 2018.Label: Fina Hastuti, Kalimantan, Kalimantan Tengah, Kapuas
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.