Setelah membayar karcis, saya pun masuk ke Fort Rotterdam dan langsung mencari jalan naik ke atas benteng, ke tempat yang paling tinggi. Setelah berhasil sampai ke dinding benteng paling atas, saya pun menuju ke ujung dinding benteng yang menghadap ke laut, hanya untuk merasakan kekecewaan karena pemandangan ke laut ternyata terhalang oleh pepohonan yang berada di seberang jalan, di tepian pantai.
Tidak punya pilihan, saya pun buru-buru turun dari benteng, karena Matahari tak akan lama lagi akan tenggelam. Setelah keluar dari Fort Rotterdam, saya pun menyeberang jalan, dan mencari lokasi di tepian pantai untuk memotret. Saya sebut sebagai senja di Dermaga Kayu Fort Rotterdam Makassar, karena letaknya persis di seberang benteng peninggalan Belanda itu.
Langit Makassar saat matahari sudah jauh turun dari puncaknya dan hampir menyentuh cakrawala. Siluet perahu motor dan Dermaga Kayu Fort Rotterdam Makassar di latar depan memberi nuansa pemandangan yang sangat indah. Dari dermaga inilah perahu sewaan berangkat mengangkut penumpang untuk menuju pulau-pulau yang indah di laut Makassar.
Di sebelah kiri, tak tampak pada foto, ada bangkai kapal cukup besar yang sampai saat ini sepertinya masih ada di sana. Entah berapa banyak barang dan manusia yang pernah singgah di dek dan perutnya, dan sejarah apa yang membawanya sampai terdampar di sana.
Dengan sabar kami menunggu matahari yang turun semakin dekat ke bibir cakrawala, dengan latar depan siluet beberapa orang yang sedang menikmati matahari terbenam dari ujung Dermaga Kayu Fort Rotterdam Makassar. Langit biru dan pendar cahaya di atas permukaan air laut menambah keindahan panorama.
Semburat cahaya matahari di batas cakrawala, seolah menjadi ungkap perpisahan bagi bumi belahan bumi yang segera akan dipeluk oleh gelapnya malam. Turunnya kegelapan di sisi bumi sebelah sini menjadi rekahan fajar di sisi bumi di sisi sebelah sana.
Di bagian kiri dari Dermaga Kayu Fort Rotterdam Makassar ini tampak seorang pengemudi perahu, atau bisa jadi adalah pemilik perahunya, tengah memeriksa mesin kapal kecilnya dengan latar belakang Pulau Kayangan di kejauhan sana.
Perahu motor yang kecil semacam ini tampaknya hanya melayani penumpang yang ingin pergi ke pulau-pulau yang letaknya tidak jauh dari pantai, seperti Pantai Kayangan, Pulau Samalona, Pulau Baranglompo dan beberapa pulau lainnya.
Selama beberapa saat kami bisa menikmati siluet sebuah kapal di tepi bulatan matahari yang bagian bawahnya telah mulai telah terbenam di bawah garis cakrawala memperindah panorama senja, dengan gerlap permukaan air laut yang tenang di latar depan.
Siluet kapal di ujung bulatan matahari itu sempat pula saya ambil dengan lensa tele. Ketika sebagian besar bulatan matahari telah terbenam di bawah garis cakrawala, sementara kapal yang sepertinya tengah melego jangkarnya tetap diam menghadirkan siluet di tempatnya semula.
Kami masih berada di Dermaga Kayu Fort Rotterdam Makassar ketika matahari telah sepenuhnya tenggelam di balik garis cakrawala, dan mulai membagi sinar kehidupannya di belahan bumi lain yang terjaga dari tidur malamnya. Di sisi sebelah kanan ada konstruksi yang entah apa namanya namun tentunya berhubungan dengan kegiatan perkapalan atau pun perdagangan, terletak di sebelah kanan dermaga kayu.
Sungguh beruntung bahwa akhirnya bisa menikmati senja di Dermaga Kayu Fort Rotterdam Makassar, setelah sempat khawatir tidak bisa mendapatkan tempat dan posisi yang baik. Kadang apa yang kita pikir baik memang belum tentu sesuai dengan harapan, namun dengan berusaha akan selalu ada kejutan tak terduga yang bisa saja menyenangkan.
Dermaga Kayu Fort Rotterdam Makassar
Alamat : Jl. Ujung Pandang, seberang Fort Rotterdam, Makassar. Lokasi GPS : -5.1343193, 119.4042635, Waze. Hotel di Makassar, Tempat Wisata di Makassar, Peta Wisata Makassar.Panorama ketika matahari sudah nyaris tenggelam dibalik cakrawala, sementara kapal besar itu masih tetap setia diam di sana, membantu memberi kepuasan lebih besar pada kami untuk menikmati senja. Foto ini diambil dengan menggunakan lensa tele 200mm.
Saat itu ada beberapa orang di ujung dermaga kayu Fort Rotterdam yang betah duduk di sana untuk menikmati suasana ketika senja mulai jatuh di Kota Makassar.
Panorama dari atas dermaga kayu Fort Rotterdam yang sederhana ketika matahari sudah menyentuh kaki langit.
Siluet kapal di ujung bulatan matahari yang diambil dengan lensa tele 200mm. Adalah sebuah keberuntungan bagi kami bahwa saat itu ada kapal besar berhenti di sana, serta langit sedang cerah.
Siluet kapal di tepi bulatan matahari yang bagian bawahnya telah semakin dalam terbenam di bawah garis cakrawala yang memperindah panorama senja, dengan gerlap permukaan air laut yang tenang di latar depan.
Seorang pengemudi perahu tengah memeriksa mesin, dengan latar belakang Pulau Kayangan. Perahu motor semacam ini tampaknya melayani penumpang yang ingin pergi ke pulau-pulau yang letaknya tidak jauh dari pantai, seperti Pantai Kayangan, Pulau Samalona, Pulau Baranglompo dan beberapa pulau lainnya.
Penikmat senja di ujung dermaga kayu Fort Rotterdam dengan kapal-kapal yang menghias kaki langit ketika matahari telah jatuh ditelan bumi.
Sebuah siluet konstruksi yang entah apa namanya namun tentunya berhubungan dengan kegiatan perkapalan atau pun perdagangan, terletak di sebelah kanan dermaga kayu Fort Rotterdam.
Di sebelah kiri dermaga kayu Fort Rotterdam ada bangkai kapal cukup besar yang sampai saat ini sepertinya masih ada di sana. Jika saja diperbaiki dalamannya maka kapal itu bisa menjadi museum apung dan akan menjadi daya tarik wisata baru.
Semburat jingga di kaki langit ketika matahari telah sepenuhnya tenggelam di balik cakrawala. Meski demikian, para penikmat senja masih saja duduk santai di ujung dermaga kayu Fort Rotterdam Makassar.
Masih cukup lama kami berdiri di tepian pantai dekat dermaga kayu Fort Rotterdam yang sederhana, sebelum akhirnya beranjak pergi untuk kembali ke hotel. Kesederhanaan suasana di sekitar dermaga tak mengurangi keindahan panorama yang kami lihat dan nikmati selama berada di sana.
Diubah: Desember 14, 2024.
Label: Benteng, Makassar, Pantai, Sulawesi Selatan, Sunset
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.