Uang kepeng kuno juga menjadi benda berharga incaran kolektor, dan kini uang Kepeng Kamasan Klungkung menjadi karya kerajinan seni Bali, bukan saja untuk upacara adat namun juga dikoleksi masyarakat. Uang Kepeng Kamasan dibuat oleh UD Kamasan Bali, tempat dimana kami singgah di bengkel tokonya dan bertemu I Made Sukma Swacita. Sesudah sampai di daerah Kamasan kami melihat petunjuk jalan menuju bengkel Uang Kepeng Kamasan. Namun karena tanda strip merah dilarang lewatnya sangat menonjol maka kami kira kendaraan dilarang masuk, padahal huruf 'Truck' di bawahnya cukup besar juga. Ada baiknya diganti 'Dilarang Khusus Truk' agar tidak mengecoh pengunjung.
Alhasil, kami memutar lewat jalan lain sambil melihat barangkali ada bengkel menarik lainnya. Lokasi kerajinan Uang Kepeng Kamasan tidak jauh dari sebuah patung indah orang naik kuda sebagai penghias jalan di kawasan Kamasan ini. Kerajinan Uang Kepeng Kamasan ini merupakan bagian dari komunitas Kampoeng Seni Desa Kamasan, Klungkung, Pulau Bali.
Gerbang candi bentar UD Kamasan Bali, salah satu bengkel pengrajin dan penjual Uang Kepeng Kamasan Klungkung. Gapura depannya dijaga sepasang binatang bersayap berkepala raksasa. Uang kepeng besar menempel pada candi bentar berhias huruf penolak bala Sa, Ba, Ta, dan A, serta uang kepeng satunya lagi berlubang segi delapan berhiaskan padma.
Kami melangkah masuk ke halaman dalam bengkel Uang Kepeng Kamasan Klungkung yang meskipun ukurannya tidak begitu luas namun kelihatan ditata dengan cukup apik. Di sana terdapat sebuah bale berukuran kecil dengan dinding berhias lukisan gaya kamasan, sebuah patung yang menarik, dan deretan hiasan uang kepeng pada tepian atapnya.
Uang Kepeng Kamasan yang dibuat menggunakan bahan dasar berunsur lima logam, disebut Panca Datu, mewakili kekuatan lima Dewata. Kelimanya adalah adalah besi (berwarna hitam, mewakili kekuatan Wisnu, ada di Utara), emas (kuning, Mahadewa, Barat), kuningan (warna-warni, Dewa Siwa, pusat), perak (putih, Iswara, Timur), dan tembaga (merah, Brahma, Selatan)
Ketika kami meneruskan langkah untuk masuk ke dalam toko UD Kamasan Bali yang berbentuk melebar, ternyata di tempat itu Uang Kepeng Kamasan telah menjelma menjadi berbagai bentuk karya seni kreatif yang indah memukau, dan sangat elegan. Karya seni berkembang sesuai perkembangan imajinasi, pengalaman, ketrampilan, dan teknologi.
Selain Uang Kepeng Kamasan satuan dengan berbagai desain dan ukuran serta ornamen, ada pula uang kamasan yang disusun sehingga menjadi patung indah penari Bali, Ganesha, dan dewa lain berpakaian rentengan uang kepeng. Ada pula hiasan dinding berbagai motif desain, pelinggih, hiasan meja, hiasan gantung, payung Bali, dan banyak lagi.
Sayang kami tidak bisa melihat bagaimana para pekerja Uang Kepeng Kamasan Klungkung ini beraksi di bengkel seni mereka karena tidak ada kegiatan produksi uang kepeng saat kunjungan kami itu. Jika pun ada rombongan besar datang, belum tentu bisa diatur agar ada yang bekerja di bengkel karena biasanya terkait dengan upacara adat.
Di sisi kanan toko Uang Kepeng Kamasan Klungkung terdapat koleksi karya seni uang kepeng dengan harga ratusan ribu hingga puluhan juta rupiah. Di teras depan, terdapat uang kepeng dengan berat 50 kg, diameter 77 cm, tebal 1,5 cm, pertama kali dibuat UD Kamasan Bali pada 2007, setara 11.335 uang kepeng dan tercatat di Museum Rekor Indonesia.
Masih di teras juga terdapat patung ganesha dengan ornamen dan warna yang unik, mengingatkan saya pada kuil India. Di belakang arca Ganesha itu terdapat dua plakat penghargaan dari sejumlah penghargaan lainnya yang diterima UD Kamasan Bali, yaitu dari Gubernur Bali, ditulis dalam aksara Jawa Bali, serta dari sekelompok anggota DPR.
Keberadaan UD Kamasan Bali yang membuat dan menjual Uang Kepeng Kamasan ini lahir dari keinginan I Made Sukma Swacita untuk melestarikan uang kepeng, sebagai sebuah warisan kebudayaan yang berawal dari budaya asal Tiongkok. Menurut sejarawan asal Belanda bernama R. Gorris, uang kepeng telah dikenal di Pulau Bali pada 882 Masehi.
UD Kamasan Bali berdiri pada 29 April 2004 dengan dukungan Bali Heritage Trust dan Gubernur Bali. Belakangan juga mendapat bantuan AUSAID untuk pengembangan usaha. Meskipun ada pasang surutnya, namun I Made Sukma tampaknya bisa melalui dengan ketekunan, kesetiaan, desain, serta terus belajar dan mengikuti perkembangan teknologi.
Uang Kepeng Kamasan Klungkung
Alamat : Banjar Jelantik Kori Batu, Desa Tojan, Klungkung, Bali. Telp. 0366-24781, 0812 380 2355. Lokasi GPS : -8.54978, 115.40408, Waze. Tempat Wisata di Klungkung, Hotel di Bali, Peta Wisata Bali, Tempat Wisata di Bali.Di perjalan kami melihat petunjuk jalan menuju bengkel. Namun karena tanda strip merah dilarang lewatnya sangat menonjol maka kami kira dilarang masuk, padahal huruf ‘Truck’ di bawahnya cukup besar juga. Ada baiknya diganti ‘Khusus Truk’ agar tidak mengecoh pengunjung.
Lokasi kerajinan Uang Kepeng Kamasan tidak jauh dari sebuah patung indah orang naik kuda sebagai penghias jalan di kawasan Kamasan ini.
Kerajinan Uang Kepeng Kamasan rupanya merupakan bagian dari komunitas Kampoeng Seni Desa Kamasan.
Binatang mitologi bersayap, berkepala raksasa, berkemaluan manusia yang menjaga pintu gerbang depan. Ornamen patung yang berwarna keemasan ini terlihat indah.
Diantara sekian banyak koleksi yang indah dan menarik ini ada satu yang paling menarik perhatian saya, yaitu yang berbentuk bangunan Tionghoa, paling kanan pada foto. Bentuk meru di sebelahnya juga bagus. Demikian juga bentuk rumah gadang.
Patung penari Bali berukuran besar dengan pakaian yang seluruhnya terbuat dari susunan Uang Kepeng Kamasan. Hanya aksesori yang berwarna keemasan saja yang tampaknya dibuat bukan dengan uang kepeng.
Uang Kepeng Kamasan berhias huruf penolak bala ini beratnya sekitar 50 kg, memiliki diameter 77 cm, berketebalan 1,5 cm, pertama kali dibuat UD Kamasan Bali pada 2007, setara 11.335 uang kepeng normal dan tercatat dalam Museum Rekor Indonesia.
Masuk ke halaman bengkel yang tidak begitu luas namun kelihatan ditata dengan cukup apik ini, terdapat sebuah bale berukuran kecil dengan dinding berhias lukisan gaya kamasan, sebuah patung yang menarik, dan deretan hiasan uang kepeng pada tepian atapnya.
Di teras juga terdapat patung ganesha dengan ornamen dan pemilihan warna yang unik, mengingatkan saya pada kuil India. Di belakang arca Ganesha itu terdapat dua plakat penghargaan dari sejumlah penghargaan lainnya yang diterima UD Kamasan Bali, yaitu dari Gubernur Bali, ditulis dalam aksara Jawa Bali, serta dari sekelompok anggota DPR.
Keberadaan UD Kamasan Bali yang membuat dan menjual Uang Kepeng Kamasan ini lahir dari keinginan I Made Sukma Swacita untuk melestarikan uang kepeng, sebagai sebuah warisan kebudayaan berawal dari Cina. Menurut sejarawan Belanda R. Gorris, uang kepeng telah dikenal di Bali pada 882 Masehi.
I Made Sukma Swacita dan Andika, puteranya. Meskipun setiap usaha ada pasang surutnya, namun I Made Sukma Swacita tampaknya bisa melalui dengan ketekunannya, kesetiaannya pada budaya, kreatifitas pada desain, serta terus belajar dan mengikuti perkembangan teknologi.
Pandangan lebih dekat pada patung penunggang kuda yang dibuat dengan sangat realistik, termasuk kemaluan kuda yang terpampang dengan sangat jelas.
Pandangan tegak pada gerbang candi bentar di Industri Uang Kepeng Kamasan Bali, dengan foto bersama presiden waktu itu.
Karya seni indah yang disusun dari rangkaian uang kepeng dan pernak-pernik lainnya, menjadi hiasan yang sangat indah, di rumah orang paling kaya sekali pun.
Pandangan lebih dekat pada uang kepeng berukuran besar dengan patung wanita berdada telanjang, memperlihatkan payudaranya, berdiri di sebelahnya. Setengah abad yang lalu kebanyakan wanita Bali tidak mengenakan penutup dada.
Pandangan lebih dekat pada sosok seorang kakek yang memegang tongkat berbentuk ular berbadan merah.
Pandangan dekat pada patung Ganesha di bagian depan toko uang kepeng kamasan Bali, dengan pakaian dan aksesori berwarna-warni cerah.
Diubah: Desember 12, 2024.
Label: Bali, Kamasan, Klungkung, Uang Kepeng, Wisata
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.