Sebuah legenda bisa lahir karena imajinasi pencerita sebuah komunitas masyarakat, namun bisa juga lahir dari kisah nyata dengan merubah alur ceritanya agar lebih mudah dicerna dan diterima, terutama oleh anak-anak. Banyak legenda masih bisa bertahan dari generasi ke generasi karena pesan yang dikandungnya tetap dirasakan relevan.
Batu Malin Kundang Pantai Air Manis Padang menjadi tempat ke sekian yang pernah saya kunjungi, yang berhubungan dengan cerita masa kecil yang sebelumnya hanya saya baca lewat buku sastra, fiksi roman sejarah dan komik silat. Makam Siti Nurbaya, Rumah Si Pitung, Makam Ki Ageng Pengging Sepuh adalah diantara tempat itu.
Penanda arah dari jalan beraspal ke area Pantai Air Manis dimana Batu Malin Kundang berada. Sebelumnya kami belok kanan dari jalan besar pada di GPS -0.97532, 100.37790. Dari belokan itu masih menempuh sekitar 6 km lagi sebelum sampai ke lokasi dimana Batu Malin Kundang Pantai Air Manis berada, melewati jalan dengan sejumlah kelokan tajam.
Lokasi Batu Malin Kundang Pantai Air Manus Padang ini berada di dekat muara sungai yang tak begitu besar, dengan jembatan kecil melintang di atasnya yang harus dilalui orang untuk sampai ke sana. Di sebelah kiri area dimana batu legenda itu berada terdapat sejumlah warung makanan, yang juga menawarkan kelapa muda yang segar.
Seorang kenalan di Facebook memberi informasi bahwa yang disebut sebagai Batu Malin Kundang di Pantai Air Manis Padang itu sebenarnya adalah relief atau instalasi seni. Instalasi itu dibuat oleh Pemkot Padang atau Pemprov Sumbar pada tahun 90-an untuk tujuan wisata, bersamaan dengan Makam Siti Nurbaya di Gunung Padang itu.
Susunan batu beton dengan bentuk menyerupai lambung sebuah kapal yang bagian atasnya telah tak utuh lagi ini berada di ujung sebelah kiri Pantai Air Manis. Tepian pantai Air Manis Padang yang tertutup pasir kecoklatan ini terlihat sangat luas, tampaknya karena permukaan air laut tengah surut ketika kami berada di sana pada siang itu.
Diantara susunan batu yang terserak di ujung kiri Pantai Air Manis ini terdapat benda-benda yang biasa dijumpai di geladak sebuah kapal, seperti lilitan tali pada pangkal tiang kapal, tong kayu, dan sejumlah benda lainnya.
Adanya Batu Malin Kundang ini menjadi daya tarik tersendiri bagi pantai yang saat itu masih minim fasilitas hiburannya. Namun karena kunjungan saya ke Pantai Air Manis itu sudah berlangsung lumayan lama, maka kemungkinan besar fasilitas pendukung wisata di tempat ini mestinya sudah jauh lebih baik.
Batu Malin Kundang Pantai Air Manis Padang itu berbentuk seperti seorang pria yang tengah bersujud. Konon Malin Kundang yang telah kaya raya dan beristeri cantik berlaku durhaka kepada ibunya yang miskin dan tidak mau mengakuinya. Malin termakan kutukan ibunya dan menjadi batu setelah kapalnya pecah oleh gelombang laut yang mengamuk.
Kisah Malin Kundang menyebar ke seantero negeri melalui buku-buku cerita yang ditulis dengan beragam versi. Cukup banyak pula cerita bergambar atau komik yang mengadaptasi kisah ini, juga drama dan sinetron di televisi ikut mengangkat ceritanya. Cerita Malin Kundang terus bertahan karena pesan moral yang relevan di setiap jaman.
Disamping sebelah kiri Batu Malin Kundang terdapat relief berwarna keemasan yang menceritakan legenda Malin Kundang, serta deretan warung. Permukaan pasir Pantai Air Manis ini tak terlalu padat, namun juga tak begitu lunak sehingga masih asik untuk bermain bola dan volley. Sebuah pulau tampak berada di kejauhan, tidak jauh dari pantai.
Di tepian Pantai Air Manis, di bawah rimbun pohon-pohon peneduh, terdapat deretan rumah panggung kecil serta warung-warung makanan. Saya berjalan menyusur pinggiran pantai ke arah ujung, dimana pantai ini berbelok ke arah kanan. Ada beberapa perahu nelayan yang terlihat mulai melaut saat saya berjalan menyusuri tepian pantai.
Pemandangan dari ujung Pantai Air Manis ke sisi pantai sebelah kanannya cukup elok, dengan garis-garis pasir yang terlihat indah. Batu Malin Kundang Pantai Air Manis Padang serta pulau di depannya, bisa dikembangkan lagi menjadi kawasan wisata pantai yang lebih nyaman bagi para pejalan yang ingin bersantai sambil menikmati suasana.
Batu Malin Kundang Pantai Air Manis Padang
Alamat: Kecamatan Padang Selatan, Padang, Sumatera Barat. Lokasi GPS : Google Maps, Waze. Tempat Wisata di Padang, Peta Wisata Padang, Hotel Padang.Penampakan Batu Malin Kundang Pantai Air Manis yang berwujud pria yang sedang bersujud dengan bagian kepala seperti terbenam ke dalam pasir pantai. Punggungnya rata, dan diantara kedua tangannya ada batu yang menyerupai bentuk topi baja atau kura-kura.
Pemandangan dari atas "reruntuhan kapal" batu yang ada di pinggiran Pantai Air Manis Padang. Sosok patung batu Malin Kundang dalam posisi telungkup tampak di sebelah kanan atas pada foto, dekat dinding kapal yang terbuka vertikal.
Pemandangan mengarah ke laut dengan tanjung di sebelah kirinya, dan gubug beratap rumbia di latar depan kiri. Sejumlah benda terserak di badan "kapal", seperti tali dan gentong dan beberapa benda lain yang biasa ditemui di atas kapal.
Pandangan dekat pada kontur batuan, serta gulungan tali dan gentong kayu yang sengaja di letakkan di badan "kapal" untuk lebih mendekatkan asosiasi batuan ini sebagai kapal yang telah berubah menjadi batu akibat terkena kutuk seorang ibu yang hatinya disakiti.
Deretan warung sederhana yang berada di ujung kiri Pantai Air Manis Padang, tepat di sebelah Batu Malin Kundang. Kelapa muda yang hijau segar di sana itu terlihat sangat menggoda, apalagi di suasana pantai yang panas. Sesederhana apa pun tempatnya, jika makanannya nikmat dan bersih tak akan mengganggu selera.
Relief memanjang berwarna keemasan pada tembok di sisi kiri area Batu Malin Kundang. Relief ini berisi potongan-potong cerita, mulai dari masa kecil Malin Kundang dengan ibunya, saat Malin pergi berlayar, kembali sebagai orang kaya dengan kapalnya, tak mengakui ibu kandungnya, dan kutukan yang membuatnya menjadi sebuah batu.
Pemandangan pada area bebatuan Pantai Air Manis Padang yang menyerupai kapal batu, dan dikaitkan dengan legenda Malin Kundang. Gulungan tali dan dinding "perahu" batu tampak di latar depan. Warung-warung di sebelah kiri ada baiknya dirancang ulang dengan bantuan pemda agar lebih rapi, berseni, bersih, dan tetap dengan gaya tradisional yang kuat.
Batuan Pantai Air Manis Padang yang terkelupas di area Batu Malin Kundang ini berwarna kecoklatan, entah warna asli batuannya atau dibuat berwarna seperti itu agar menyerupai warna kayu yang menjadi bahan pembuatan perahu. Bentuk kontur bebatuan itu cukup menarik dipandang mata.
Sudut pandang yang memperlihatkan potongan dinding atas "badan kapal" yang konon merupakan kapal Malin Kundang yang terhempas gelombang laut ganas yang murka karena kedurhakaan Malin kepada ibunya. Perahu pun pecah dan berubah menjadi batu, demikian pula Malin.
Ujung kiri Pantai Air Manis di dekat Batu Malin Kundang yang berbatas batuan dan perbukitan rimbun. Meskipun warna pasirnya tidak putih, namun lebih kecoklatan, namun Pantai Air Manis merupakan pantai landai yang lebar bibir pantainya, sehingga nyaman untuk berjalan dan bermain di sini.
Dua buah pulau kecil yang tepat di depan Pantai Air Manis itu terlihat sangat elok. Apalagi yang ada di sebelah kanan, dengan adanya tanjung dengan deretan pepohonan dengan ktinggian yang hampir sama semuanya. Di latar depan adalah lintasan muara air sungai kecil yang membelah bibir pantai.
Pohon-pohon cemara di pinggiran Pantai Air Manis yang sudah tinggi dan terlihat rimbun, memberi keteduhan dan perlindungan yang sangat memadai dari terpaan angin laut. Gubug-gubug beratap rumbia didirikan di bawah pepohonan yang menjadi tempat nyaman untuk nongkrong bagi para pengunjung yang datang. Salah satu dari dua gawang sepak bola tampak terlihat di latar depan.
Pemandangan pada ujung kanan Pantai Air Manis dengan dua tiang gawang di latar depan, dan deretan gubug di bawah pohon-pohon cemara. Di latar depan juga terlihat rekahan pantai yang dilewati oleh aliran air sungai kecil. Saya sempat berjalan menyusuri pantai ini sampai ke ujung sana itu.
Anak muda berkaos kuning di sebelah kanan di sana itu memegang dorongan yang berisi potongan kayu bakar, sepertinya diperoleh dari gerumbul hutan di belakangnya. Memang terlihat ada jalan setapak dari pinggiran pantai untuk masuk ke dalam hutan.
Gelombang air laut yang sampai ke tepian Pantai Air Manis tampaknya cukup jinak, sehingga tak sampai menyebabkan abrasi. Sepertinya itu berkat adanya tanjung yang ada di sebelah kiri, serta sejumlah pulau kecil dekat pantai yang menjadi pemecah gelombang laut.
Area berpasir di bibir Pantai Air Manis ini tampaknya cukup padat dan tak ada batuan atau kerikil dalam jumlah berarti, sehingga selain nyaman untuk pejalan kaki, juga ada bekas roda-roda sepeda motor yang dipakai untuk menjelajah dari ujung ke ujung.
Berbeda dengan sebagian besar area Pantai Air Manis yang pasirnya berwarna coklat keabu-abuan, di ujung sebelah kanan area ini pantainya berpasir putih, sehingga terlihat lebih elok dan menggoda.
Pemandangan pada aliran muara sungai kecil yang membelah Pantai Air Manis. Area pantai yang lumayan luas ini membuat orang yang malas jalan lebih memilih menggunakan mobil atau sepeda motor untuk menjelajah dari ujung ke ujung seperti mobil yang terlihat di sebelah kanan itu.
Sepasang tiang gawang sepakbola sederhana yang dipasang di Pantai Air Manis, yang mungkin baru sore hari nanti dipakai oleh anak-anak setempat untuk bermain bola. Pulau yang ada di latar belakang itu sangat menggoda untuk dikunjungi.
Gubug atau gazebo itu jumlahnya cukup banyak, yang masing-masing ada dinding pendek sebagai pelindung orang yang duduk di sana dari terpaan angin laut yang kadang bertiup kencang. Tak jelas apakah pengunjung harus membayar sejumlah uang untuk bersantai di atas gubug-gubug itu.
Salah satu pulau kecil yang jaraknya sangat dekat dengan Pantai Air Manis, sehingga dengan berenang pun bisa dicapai, bagi yang pintar berenang tentunya. Di bawah pohon kelapa di sisi sebelah kanan pulau itu terdapat sejumlah gubug untuk bersantai. Di ujung kiri di atas air laut, agak jauh di depan batu besar, terlihat seorang pria berdiri di sana, mungkin mencari ikan, menandai bahwa airnya dangkal.
Sebuah perahu bercadik milik nelayan setempat tengah berlabuh dekat Pantai Air Manis, dengan tali sebagai pengikatnya agar tidak terbawa arus air laut kemana-mana. Tak ada orang terlihat di atas perahu yang ramai dengan bendera serta umbul-umbul itu.
Dua orang nelayan tampak tengah merapikan tali di atas perahunya, yang sepertinya merupakan tali jaring, sementara satu orang lagi ada di sebelah kanan, di dekat mesin motor perahu yang berukuran cukup besar. Lalu lalang perahu nelayan terlihat cukup sering terjadi.
Pemandangan dari ujung sebelah kanan Pantai Air Manis ke sisi pantai lain yang membentuk sudut, dengan garis-garis pasir putih yang terlihat indah, terbentuk oleh angin dan air laut.
Pemandangan kawasan ujung sebelah kanan Pantai Air Manis dari arah perbukitan, yang fotonya saya ambil dari pinggir jalan di atas perbukitan beberapa saat setelah meninggalkan kawasan pantai. Di sepanjang jalan ada sejumlah titik dimana orang bisa berhenti dan menikmati panorama laut di bawahnya.
Menara yang saya lihat sebelumnya dari ujung kanan Pantai Air Manis terlihat pada latar depan foto ini. Demikian pula pulau yang jaraknya sangat dekat dengan pantai, yang bahkan mungkin bisa dicapai dengan berjalan kaki jika air laut sedang surut. Perahu-perahu nelayan yang tengah berlabuh mempercantik pemandangan.
Diubah: Desember 17, 2024.
Label: Padang, Pantai, Sumatera Barat
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.