Suasana agak sepi ketika saya berkunjung ke Bayt Al Qur’an dan Museum Istiqlal, setelah sekian lama tempat ini selalu terlewatkan ketika berkunjung ke Taman Mini Indonesia Indah. Area parkir kendaraan yang berada di bagian depan dan samping belakang gedung pun terlihat lega.
Semula saya hendak parkir di area samping belakang gedung, yang menjadi akses langsung ke Museum Istiqlal, namun oleh petugas diarahkan untuk parkir di halaman depan saja agar runtut kunjungannya, yaitu mengunjungi Bayt Al Qur'an lebih dulu.
Tampak depan Bayt Al-Qur’an ditandai dengan tengara nama yang menempel pada dinding bagian bawah, dan di atasnya ada logo dengan lambang padi kapas bintang dan buku terbuka serta banner bertulis “Ikhlas Beramal”. Di bawah logo ada tulisan “Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama RI. Pada dinding atas menempel huruf kaligrafi Arab yang berbunyi “Qur’an”
Untuk menuju ke pintu masuk Bayt Al-Quran ada lorong terbuka dengan atap berbentuk mata anak panah. Jika Bayt Al-Qur’an dimaksudkan untuk menggambarkan fungsi Al-Qur’an sebagai petunjuk hidup manusia, maka Museum Istiqlal merupakan perwujudan pelaksanaan petunjuk Allah dalam kehidupan dan budaya umat Islam Nusantara. Keberadaan keduanya memang saling melengkapi.
Mus'haf adalah naskah kuno atau koleksi lembaran berisi ayat yang biasanya merujuk pada Al-Qur'an yang ditulis di berbagai jaman, baik polos hanya berupa tulisan maupun yang diperindah dengan ragam hias di sekelilingnya.
Mushaf Wonosobo
Begitu masuk ke dalam ruangan Bayt Al Qur’an TMII, segera terlihat lembaran Al-Qur’an Mushaf Wonosobo yang ditulis oleh Abdul Malik dan Hayatuddin, dua orang santri Pondok Pesantern Al-Asy’ariyah serta mahasiswa Institut Ilmu Al’Qur’an (IIQ), Kalibeber, Wonosobo, Jawa Tengah.Penulisannya salah satu mushaf terbesar di Indonesia ini, yang juga menginspriasi berdirinya Bayt Al Qur’an, memakan waktu sekitar 17 bulan dari tanggal 16 Oktober 1991 hingga selesai pada tanggal 5 Februari 1993. Ukuran teksnya adalah 80x130 cm dengan ukuran halaman 150x200 cm atau 3x2 meter kalau dibuka penuh.
Mushaf Wonosobo yang memuat 30 juz ini ditulis di atas kertas manila (kartutik) putih sebanyak 605 halaman setebal 10,5 cm dengan sampul dari kayu jati dan penguat besi tahan karatberat 165 kg. Mushaf ini disimpan di dalam lemari Kayu Jati dan rehal (bangku tempat meletakkan Al Qur’an) juga dari kayu Jati, membuat berat totalnya menjadi 3 kuintal.
Deretan hiasan Mushaf elok di Bayt Al-Qur’an TMII ini dibuat oleh sejumlah orang yang berasal dari berbagai daerah di tanah air. Pembuat hiasan Mushaf ada yang dari Kalimantan Utara, Lampung, Sumatera Selatan, Jawa Barat, DKI Jakarta, serta daerah lainnya. Semuanya dibuat dengan detail dan komposisi warna yang terlihat sangat indah.
Sejarah Bayt Al-Quran
Keinginan mendirikan Bayt Al-Quran timbul pada tahun 1994 ketika Menteri Agama Tarmizi Taher mendampingi Presiden Soeharto menerima hadiah Al-Qur’an Mushaf Wonosobo di atas. Setelah Festival Istiqlal II pada tahun 1995 berhasil mengumpulkan berbagai benda khazanah budaya Islam Nusantara, timbul ide penggabungan Bayt Al-Qur’an dengan Museum Istiqlal. Bayt al-Qur’an dan Museum Istiqlal diresmikan pada 20 April 1997 oleh Presiden Soeharto.Gedung Bayt al-Qur’an & Museum Istiqlal berdiri di atas tanah seluas 20.000 m² dengan luas bangunan sekitar 17.000 m2, memiliki 3,5 lantai dan satu basement yang dilengkapi dengan ruang serba guna, auditorium, ruang audiovisual, ruang kelas, ruang pamer, dan balkon. Pengelolaannya ada dibawah Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama RI.
Bayt Al Qur’an dan Museum Istiqlal, yang sering disingkat BQMI, menyimpan karya terkenal para ulama dan intelektual muslim Nusantara sejak abad ke-17 sampai abad ke-20 yang bersejarah. Benda-benda yang dipamerkan diantaranya adalah mushaf Al Qur’an, manuskrip Al Qur’an, serta karya arsitektur dan seni rupa dunia Islam.
Di Bayt al Qur’an (Rumah Al-Qur’an) pengunjung bisa melihat semua yang berhubungan dengan Al Qur’an, seperti Mushaf Istiqlal, Mushaf Wonosobo, Mushaf Sundawi dengan ragam hias khas Jawa Barat, Mushaf Malaysia dengan ragam khas Malaysia, Al-Qur’an Pusaka RI, Mushaf Al-Banjari, Al-Qur’an Kuno Nusantara, Al-Qur’an Huruf Braille, serta Al-Qur’an interaktif yang dapat dioperasikan dengan perangkat komputer.
Alamat Bayt Al Qur’an dan Museum Istiqlal berada di Kompleks Taman Mini Indonesia Indah, Jalan Raya TMII 1 Jakarta Timur. Telp 021-8416468. Lokasi GPS : -6.30351, 106.888084, Waze. Jam buka : Bayt Al Qur’an dan Museum Istiqlal 08.30 - 15.30 Selasa s/d Minggu. Istirahat 12.00 - 13.00, Senin tutup. Operasional TMII 07.00 s/d 21.00. Harga tiket masuk : gratis. Tiket pintu gerbang TMII ( 3 tahun keatas) Rp. 9.000, Mobil Rp. 10.000, Bus/Truk Rp. 15.000, Motor Rp. 6.000, Sepeda Rp. 1.000. Hotel di Jakarta Timur, Hotel Melati di Jakarta Timur, Nomor Telepon Penting, Peta Wisata Jakarta, Peta Wisata Jakarta Timur, Rute dan Jadwal Lengkap KRL Commuter Line Jabodetabek, Rute Lengkap TransJakarta, Tempat Wisata di Jakarta, Tempat Wisata di Jakarta Timur, Trayek Bus Damri Bandara Soekarno - Hatta.Diubah: November 14, 2024.
Label: Jakarta, Jakarta Timur, Museum, Taman Mini, Wisata
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.