Oleh karena itu jawaban tentang berbagai pertanyaan yang diberikan pada hari ini, boleh jadi akan mengalami perubahan di hari, minggu, atau bulan-bulan mendatang, ketika data baru sudah tersedia sebagai dari hasil penelitian yang kini sedang dilakukan di banyak negara saat ini.
Pada hari ini, saat artikel ditulis, date pandemi COVID-19 menyebut telah ada 2.883.603 kasus positif yang terkonfirmasi, dengan kematian terkonfirmasi berjumlah 198.842, dan telah tersebar di 213 negara di seluruh dunia. Bagi kebanyakan orang di dunia, baru kali inilah mengalami pandemi dengan skala seperti ini.
Foto: wikimedia.org
Di bawah ini adalah kumpulan tanya jawab yang disarikan dari laman yang telah disebutkan di atas, dengan pengelompokan topik untuk memudahkan penelusuran. Klik pada topik untuk membuka, dan klik lagi untuk menutupnya.
Pengetahuan Dasar COVID-19
Apa itu coronavirus?
Coronavirus adalah kelompok virus yang dapat menyebabkan penyakit pada hewan atau manusia. Beberapa jenis Coronavirus menjadi penyebab penyakit flu ringan hingga yang parah seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS), Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS), dan terakhir COVID-19.Apa itu COVID-19?
COVID-19 adalah penyakit menular yang disebabkan virus SARS-COV2. Virus dan penyakit ini baru diketahui setelah wabah di Wuhan, China, pada Desember 2019.Mengapa Disebut COVID-19?
Pada 11 Februari 2020, WHO mengumumkan nama resmi penyakit ini sebagai Coronavirus Disease 2019, disingkat COVID-19. 'CO' adalah singkatan dari 'corona,' 'VI' untuk 'virus,' dan 'D' untuk Disease. Sebelumnya, penyakit ini disebut "2019 novel coronavirus" atau "2019-nCoV". Nama penyakit ini dipilih mengikuti cara WHO dalam penamaan penyakit menular manusia yang baru.Perbedaan COVID-19 dengan SARS?
SARS disebabkan oleh virus SARS-CoV, ada di dalam satu keluarga besar coronavirus bersama dengan SARS-COV2. Gejalanya keduanya mirip. Meskipun angka kematian karena COVID-19 lebih rendah (kurang dari 5%) dari SARS (9,6%), namun COVID-19 menyebar lebih luas dan lebih cepat dibanding SARS.Mengapa ada stigma karena COVID-19?
Orang bisa cemas tentang diri, teman dan kerabat yang tinggal di atau mengunjungi daerah dimana COVID-19 menyebar. Ketakutan dan kecemasan dapat menyebabkan stigma sosial, terhadap orang yang tinggal di negara tertentu, orang yang telah melakukan perjalanan internasional, orang yang menjalani karantina atau isolasi, atau terhadap tenaga kesehatan.Stigma adalah diskriminasi terhadap kelompok orang, tempat, atau negara. Stigma muncul karena kurangnya pengetahuan tentang bagaimana COVID-19 menyebar, ada kebutuhan untuk menyalahkan seseorang, ketakutan tentang penyakit dan kematian, dan gosip yang menyebarkan desas-desus dan mitos.
Stigma menyakiti semua orang dengan menciptakan lebih banyak rasa takut atau kemarahan terhadap orang tak bersalah daripada fokus pada penyakit yang menyebabkan masalah.
Bagaimana cara menghentikan stigma?
Berikan dukungan sosial jika melihat hal ini terjadi karena stigma mempengaruhi kesehatan emosi atau mental. Menghentikan stigma penting agar masyarakat tetap tangguh. Semua orang dapat membantu menghentikan stigma terkait COVID-19 dengan mengetahui fakta dan membagikannya kepada orang lain di komunitasnya.Gejala dan Tes Covid-19
Gejala COVID-19?
Umumnya demam, batuk kering, dan kelelahan. Beberapa pasien menderita sakit dan nyeri, hidung tersumbat, sakit tenggorokan atau diare. Gejala ini biasanya ringan dan mulainya bertahap. Beberapa orang menunjukkan gejala sangat ringan. Sekitar 80% penderita bisa pulih tanpa perlu perawatan rumah sakit. Sekitar 1 dari 5 penderita COVID-19 mengalami sakit parah dan sulit bernapas. Orang tua, dan yang punya masalah tekanan darah tinggi, jantung, paru-paru, diabetes, atau kanker, berisiko lebih tinggi penyakitnya berkembang jadi lebih serius. Orang, berapa pun usianya, yang demam, batuk dan kesulitan bernapas harus minta pertolongan dokter.Bedanya gejala COVID-19 dengan flu?
Sulit dibedakan. Perlu pemeriksaan medis dan tes PCR untuk mengonfirmasi infeksi COVID-19. Jika demam, batuk, dan sulit bernapas, segera hubungi faskes terdekat, dan beritahu petugas jika pernah kontak fisik jarak dekat dengan kasus positif atau pernah berkunjung ke wilayah terjangkit dalam 14 hari terakhir.Yang saya lakukan jika ada gejala COVID-19?
Jika gejalanya ringan biasanya tak perlu perawatan medis. Tetap di rumah, isolasi diri dan pantau gejalanya, namun jika tinggal di daerah rawan malaria atau demam berdarah, segera cari bantuan medis. Pakai masker saat ke fasilitas kesehatan, jaga jarak setidaknya 1 meter dari orang lain dan jangan menyentuh permukaan apa pun dengan tangan. Anak-anak juga harus mengikuti nasihat ini. Jika sulit bernafas atau nyeri di dada, segera hubungi faskes terdekat agar petugas bisa mengarahkan Anda ke faskes yang tepat.Setelah terkena COVID-19 sampai timbul gejala?
Umumnya sekitar lima hingga enam hari, tetapi bisa dalam kisar kisaran 2 - 14 hari.Apa saya perlu dites COVID-19?
Tidak semua orang perlu dites COVID-19. Jika kontak dekat dengan kasus positif dalam 14 hari terakhir dan mengalami gejala COVID-19, Anda perlu menghubungi faskes terdekat, dan dokter akan memutuskan apakah perlu memberi rujukan untuk dites. Kebanyakan yang terkena COVID-19 mengalami gejala ringan dan dapat pulih dengan isolasi mandiri di rumah tanpa perlu perawatan medis.Bisakah orang yang dites negatif, belakangan dites positif?
Hasil negatif berarti virus yang menyebabkan COVID-19 tidak ditemukan dalam sampel, sehingga kemungkin bukan virus COVID-19 yang menyebabkan penyakit mereka. Namun pada tahap awal infeksi, ada kemungkinan virus tidak terdeteksi, atau jumlah virus dalam swab tak mencukupi.Jika sembuh dari COVID-19 apakah saya akan kebal?
US CDC dan para peneliti sedang menyelidiki untuk menentukan apakah orang bisa terinfeksi COVID-19 lebih dari sekali. Saat ini, mereka tidak yakin apakah orang dapat terinfeksi kembali. Sampai kita tahu lebih banyak, terus ambil langkah untuk melindungi diri dan orang lain.Penyebaran Covid-19
Bagaimana COVID-19 menyebar?
COVID-19 menyebar dari orang ke orang melalui droplet (tetesan kecil) dari hidung atau mulut ketika berada di dekat orang terinfeksi yang batuk, bersin, atau berbicara. Karenanya jaga jarak setidaknya 1 meter dari orang lain. Droplet berisi virus bisa menempel di meja, gagang pintu, dll, dan orang bisa terinfeksi dengan menyentuhnya lalu mengusap mata, hidung atau mulut. Cuci tangan secara teratur dengan sabun dan air mengalir atau bersihkan dengan alkohol 70%, dan jangan mengusap hidung, mata, atau mulut dengan tangan.Apakah COVID-19 dapat menular melalui udara?
Tidak ada bukti kuat terjadinya penularan COVID-19 melalui udara (airborne).Berapa lama virus bertahan di permukaan?
Tergantung jenis permukaan, suhu, dan kelembaban lingkungan. Pada suhu dan kelembababn tertentu, virus COVID-19 dapat bertahan hingga 72 jam pada plastik dan stainless steel, kurang dari 4 jam pada tembaga dan kurang dari 24 jam pada karton. Coronavirus di permukaan benda bisa dengan mudah dibunuh dengan desinfektan biasa.Bisakah terkena COVID-19 dari kotoran penderita?
Penelitian awal menunjukkan virus mungkin ada di dalam tinja, namun belum ada laporan penularan COVID-19 melalui feses. Belum ada bukti tentang adanya virus COVID-19 di dalam air atau air limbah.Bisakah COVID-19 menular dari orang tanpa gejala?
Beberapa laporan telah mengindikasikan bahwa orang tanpa gejala dapat menularkan virus, namun belum diketahui seberapa sering hal itu terjadi. Selalu jaga jarak 1 meter dan pakai masker ketika sedang berada di luar rumah.Bisakah anak atau remaja terkena COVID-19?
Anak dan remaja bisa terinfeksi Covid-19 sebagaimana kelompok usia lainnya, dan dapat pula menyebarkan penyakit. Meskipun lebih kecil kemungkinannya menjadi parah, tetapi kasus parah masih dapat terjadi pada kelompok umur ini. Anak-anak harus menghindari kontak dengan orang tua dan orang dengan penyakit penyerta.Bisakah orang yang telah dikarantina menyebarkan virus?
Untuk COVID-19, periode karantina adalah 14 hari dari tanggal paparan terakhir karena periode inkubasi virus ini 2 hingga 14 hari. Seseorang yang telah selesai menjalani karantina COVID-19 tidak dianggap berisiko untuk menyebarkan virus ke orang lain karena mereka tidak menunjukkan penyakit selama masa inkubasi.Bisakah COVID-19 menular dari take away atau frozen food?
Saat ini, tidak ada bukti untuk mendukung penularan COVID-19 melalui makanan. Namun sebelum menyiapkan atau makan makanan, penting untuk selalu mencuci tangan dengan sabun dan air selama setidaknya 20 detik.Mungkin saja orang bisa terkena COVID-19 dengan menyentuh permukaan kemasan yang ada virus di atasnya dan kemudian menyentuh mulut, hidung, atau mata, tetapi ini tidak dianggap sebagai cara utama penyebaran virus. Begitupun dianjurkan untuk menyemprot wadah dengan alkohol 70%, membuangnya setelah isinya dikeluarkan, dan lalu cuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
Apakah suhu panas membunuh virus SARS-COV2 penyebab COVID-19?
Umumnya coronavirus hidup lebih pendek pada suhu dan kelembaban lebih tinggi. Meskipun ada pejabat US National Biodefense Analysis yang menyebut virus SARS-COV2 mati dalam hitungan menit oleh sinar matahari dari hasil penelitian yang mereka lakukan, namun baik WHO maupun US CDC belum secara resmi mengakuinya.Cara Melindungi Diri dari Covid-19
Apakah aman menerima paket barang?
Aman, karena virus tidak bertahan lama pada benda mati. Namun jika telah dipegang bungkusnya oleh pengantar barang, semprot dengan desinfektan (alkohol 70%) sebelum dibuka, buang bungkusnya, dan segera cuci tangan dengan sabun.Apakah ada pembatasan untuk bepergian?
Sejak 5 Februari 2020, pemerintah Indonesia memberlakukan penghentian sementara penerbangan dari dan ke China.Pada 5 Maret 2020, diberlakukan pelarangan transit atau masuk ke Indonesia bagi mereka yang dalam 14 hari sebelumnya datang dari Iran (Tehran, Qom, Gilan), Italia (Lombardi, Veneto, Emilia Romagna, Marche dan Piedmont), dan Korea Selatan (Daegu dan Propinsi Gyeongsangbuk-do).
Cara lindungi diri jika tak tahu siapa terinfeksi?
Jaga kebersihan tangan SEPANJANG waktu, jaga jarak 1 meter dengan orang lain, hindari kerumunan, di rumah saja, belanja secara online, selalu pakai masker saat keluar rumah, dan JANGAN mudik.Apakah saya harus selalu memakai masker?
Ya, terutama di daerah yang menerapkan PSBB. Jika masker sekali pakai sulit didapat, gunakan masker yang terbuat dari kain dengan mutu yang baik. Ganti masker setiap 3-4 jam atau ketika telah lembab.Bagaimana jika kontak dengan penderita COVID-19?
Jika pun tidak punya gejala, segera karantina diri selama 14 hari. Pantau terus jika muncul gejala ringan. Segera hubungi faskes terdekat jika gejalanya memburuk.Apa artinya mengisolasi diri?
Isolasi diri dilakukan ketika seseorang mengalami gejala COVID-19 dengan tinggal di rumah. Selalu jaga jarak 1 meter dengan keluarga, kenakan masker, sering cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, pantau gejala setiap hari.Selalu berusaha positif dan berenergi dengan tetap berhubungan dengan orang yang dicintai melalui telepon atau online, dan berolahraga sendiri di rumah. Jika sulit bernapas, segera hubungi faskes untuk mendapat bantuan medis. Isolasi diri penting dilakukan untuk menghindari penularan ke orang lain, termasuk ke anggota keluarga.
Apabila tinggal di daerah malaria atau demam berdarah, jika demam segera cari bantuan medis.
Apa artinya karantina diri?
Karantina diri berarti memisahkan diri dari orang lain selama setidaknya 14 hari karena pernah terpapar kasus positif namun tidak ada gejala. Tujuan karantina diri adalah untuk mencegah penularan. Selanjutnya lakukan seperti pada saat isolasi diri pada jawaban di atas.Perbedaan isolasi, karantina, dan jarak fisik?
Karantina diri dilakukan pada orang sehat tetapi mungkin telah terpapar COVID-19, untuk mencegah penyebaran penyakit ketika orang baru saja menampakkan gejala.Isolasi diri dilakukan pada orang sakit dengan gejala COVID-19, untuk mencegah penyebaran penyakit.
Jarak fisik berarti menjaga keterpisahan secara fisik. WHO menganjurkan untuk menjaga jarak setidaknya 1 meter dari yang lain, baik ke orang sehat atau pun orang sakit.
Cara lindungi diri dan cegah penyebaran penyakit?
Sering cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, atau dengan hand sanitizer (alkohol 70%).Selalu memakai masker kalau di luar rumah.
Jaga jarak sedikitnya 1 meter dengan orang lain.
Hindari tempat ramai karena sulit menjaga jarak fisik.
Hindari menyentuh mata, hidung dan mulut.
Tutupi mulut dan hidung dengan siku tangan atau tissue saat batuk atau bersin. Segera buang tissue bekas, dan lalu cuci tangan.
Tetap di rumah dan isolasi diri jika mengalami gejala ringan, sampai pulih. Minta seseorang membawakan persediaan barang dan makanan.
JANGAN mudik.
Jika demam, batuk, dan sulit bernapas, telepon layanan medis terdekat agar petugas bisa mengarahkan Anda ke fasilitas kesehatan yang tepat.
Ikuti informasi terbaru tentang wabah COVID-19 di situsweb WHO, Kemenkes RI, dan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19.
Bagaimana cara berbelanja secara aman?
Belanja secara online. Jika harus ke pasar atau toserba, jaga jarak setidaknya 1 meter dari orang lain dan jangan menyentuh mata, mulut, dan hidung. Bersihkan pegangan troli belanja atau keranjang sebelum berbelanja dengan desinfektan.Begitu tiba di rumah, cuci tangan menyimpan produk yang Anda beli. Saat ini tidak ada kasus COVID-19 yang ditularkan melalui makanan atau kemasan makanan, namun jika menerima paket dianjurkan untuk disemprot dengan desinfektan dan segera membuang bungkusnya, dan cuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
Bagaimana cara mencuci buah dan sayuran?
Cuci tangan Anda dengan sabun dan air, kemudian cuci buah-buahan dan sayuran secara menyeluruh dengan air bersih, terutama jika memakannya mentah.Vaksin dan Obat Covid-19
Apakah ada vaksin, obat untuk COVID-19?
Sampai saat ini tidak ada vaksin dan tidak ada obat antivirus khusus untuk COVID-19. Sejumlah vaksin dan obat sedang melalui uji klinis. Orang yang sakit parah perlu dirawat di rumah sakit agar mendapat perawatan dari komplikasi. Sebagian besar pasien pulih berkat perawatan semacam itu.Apakah antibiotik bisa cegah atau obati COVID-19?
Tidak. Di rumah sakit, dokter kadang menggunakan antibiotik untuk mencegah atau mengobati infeksi bakteri sekunder yang dapat menjadi komplikasi COVID-19 pada pasien yang sakit parah. Antibiotik hanya boleh digunakan oleh dokter untuk mengobati infeksi bakteri.Bisakah chloroquine/hydroxychloroquine dipakai untuk COVID-19
Data klinis tidak mencukupi untuk menganjurkan atau melarang penggunaan klorokuin atau hidroksi klorokuin untuk pengobatan COVID-19. Jika chloroquine atau hydroxychloroquine digunakan, dokter harus memantau pasien terhadap efek samping, terutama memanjangnya interval QTc.Covid-19 dan Hewan Peliharaan
Adakah hubungan COVID-19 dengan hewan?
COVID-19 disebarkan melalui penularan dari manusia ke manusia. Virus COVID-19 (juga disebut SARS-CoV-2) adalah virus baru pada manusia. Kemungkinan penularan COVID-19 dari hewan belum terkonfirmasi tetapi penelitian sedang berlangsung.Bisakah terkena COVID-19 dari hewan piaraan?
Beberapa anjing dan kucing (kucing rumah dan seekor harimau) yang kontak dengan manusia yang telah terinfeksi telah dinyatakan positif COVID-19. Musang tampaknya rentan terhadap infeksi.Dalam kondisi percobaan, kucing dan musang mampu menularkan infeksi ke hewan lain dari spesies yang sama, tetapi tidak ada bukti bahwa hewan ini dapat menularkan penyakit ke manusia dan berperan dalam menyebarkan COVID-19. COVID-19 terutama menyebar melalui droplet ketika orang yang terinfeksi batuk, bersin, atau berbicara.
Orang yang telah terkena atau beresiko terkena COVID-19 dianjurkan membatasi kontak dengan hewan. Cuci tangan setelah memegang hewan, makanannya, atau persediaan makanan mereka, serta hindari mencium, menjilat, atau berbagi makanan. Anjuran lainnya ada di situsweb OIE.
Sumber Resmi
Informasi terbaru bisa diperoleh melalui:Halo Kemenkes 1500567
Hotline Gugus Tugas 119
Twitter @KemenkesRI
Facebook @KementerianKesehatanRI
Instagram @kemenkes_ri
who.int
www.infeksiemerging.kemkes.go.id
www.sehatnegeriku.kemkes.go.id, dan
covid19.go.id.
Lihat Video
Demikian tanya jawab tentang COVID-19, semoga bermanfaat. Rujukan: WHO, CDC, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19.Diubah: April 28, 2020.
Label: Covid-19, Inspirasi, Kesehatan, Trend, Tutorial
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.