Rumah Tenun Pusako Pandai Sikek adalah sebuah usaha pembuatan dan perdagangan kain tenun milik keluarga yang telah dimulai sejak tahun 1975 oleh Hj. Sanuar binti Ulumuddin dan A. Ramli Dt. Rangkayo Sati (suaminya almarhum).
Mendiang Ahmad Ramli adalah sosok pelukis dan pengukir handal yang dipercaya untuk membuat Rumah Minangkabau yang dibangun di dalam kompleks Taman Mini Indonesia Indah, di Jakarta Timur. Jika kebetulan berkunjung ke TMII dan lewat di anjungan Sumatera Barat, maka itulah hasil karya dari Ahmad Ramli.
Rumah Tenun Pusako Pandai Sikek yang dibuat tahun 1978 ini masih terlihat cantik ketika kami berkunjung ke sana beberapa tahun lalu. Karena umur rumahnya yang sudah cukup tua, boleh jadi sudah ada perbaikan di sana-sini untuk menggantikan bagian yang rusak atau rapuh dimakan cuaca dan waktu.
Sebongkah tembok berlapis keramik hitam dengan tulisan Rumah Tenun Pusako Pandai Sikek berwarna kuning keemasan dipasang di lintasan jalan menuju pintu masuk ke dalam rumah gadang itu. Penanda jalan seperti ini perlu dibuat untuk memberik kepastian kepada pengunjung bahwa mereka telah datang ke tempat yang benar.
Sepasang rangkiang (lumbung padi) berdiri di depan rumah, beberapa meter dari kolam ikan yang memberi suasana sejuk dan tenang. Suasana nyaman dan asri seperti ini sudah sangat jarang terlihat di daerah perkotaan, bahkan di pinggirannya pun tidak. Tanah sudah menjadi komoditas yang sangat mahal.
Rumah Tenun Pusako Pandai Sikek dilihat dari depan, dengan tiga pasang atap yang bentuknya menyerupai tanduk kerbau, dan anak tangga menuju ruang utama. Ornamen pada dinding luar berbentuk dedaunan dan bunga yang didominasi warna merah tua, pink, kuning, biru dan biru muda.
Atap di atas tangga Rumah Tenun Pusako Pandai Sikek memiliki puncak mengerucut yang terbuat dari logam dengan beberapa bagian berbentuk bulat, lonjong dan berlekuk. Garis tebal berwaran hitam, kuning dan merah di bagian kiri kanan Rumah Tenun Pusako Pandai Sikek, mengingatkan pada warna bendera sebuah negara Eropa.
Detail ornamen pada dinding kayu Rumah Tenun Pusako Pandai Sikek di bagian luar masih terlihat elok dan sedap dipandang mata. Bangunan di sekitar Rumah Tenun Pusako Pandai Sikek yang terlihat biasa, membuat Rumah Tenun Pusako ini menjadi terlihat lebih menonjol.
Sesaat kemudian kami melihat koleksi kain tenun yang sebagian disimpan di sebuah lemari ukir di dalam Rumah Tenun Pusako Pandai Sikek. Tiang kayu yang menopang rumah pun penuh dihiasi dengan ukiran. Adalah A. Ramli Dt. Rangkayo Sati, dengan dukungan Pemda setempat, yang mendirikan Proyek Ukiran Kayu dan Bambu di Pandai Sikek, untuk membangkitkan kembali minat di bidang kerajinan tangan yang memiliki nilai ekonomi tinggi.
Di ujung sebelah kiri Rumah Tenun Pusako Pandai Sikek terdapat seperangkat pelaminan adat Minangkabau, lengkap dengan rumbai-rumbai dan payung kebesaran di kedua sisinya, dengan dominasi warna merah dan kuning keemasan.
Koleksi Rumah Tenun Pusako Pandai Sikek lainnya disimpan di sebuah lemari kayu antik di sudut ruangan yang dipenuhi ukir-ukiran kayu dengan detail yang indah. Langit-langit rumah pun dihias hasil karya tenun dengan warna yang berani dan ornamen yang cantik.
Ada sebuah selendang sutra Rumah Tenun Pusako Pandai Sikek yang dibuat dari bahan sutra alam dan benang mas yang dijual dengan harga sekitar Rp 3 juta. Ujung bagian kanan Rumah Tenun Pusako Pandai Sikek bisa digunakan sebagai tempat untuk menggelar kain yang diminati pengunjung, dengan beberapa koleksi ukiran dan kain tenun buatan Rumah Tenun Pusako.
Sebuah kain tenun indah yang dipasang di langit-langit ruangan Rumah Tenun Pusako Pandai Sikek, dengan dasar kain merah dan motif burung serta bunga berwarna kuning keemasan.
Seorang teman, Myra Diarsi, sempat mencoba sebuah kain tenun koleksi Rumah Tenun Pusako Pandai Sikek. Orang Pandai Sikek memang menyebutnya hasil karyanya sebagai tenun, bukan songket, sebab yang digunakan adalah benang katun, rayon, sutra alam, benang mas, atau benang perak yang ditenun dengan tangan, memakai panta sampai menjadi kain.
Ketika telah selesai dengan urusan dengan kain tenun, Fenty Effendy sempat berbincang cukup laman dengan Hj. Sanuar, pendiri dan pemilik Rumah Tenun Pusako Pandai Sikek, yang lahir pada 1926, namun waktu itu masih terlihat sehat, banyak senyum dan bisa melayani tamu-tamunya dengan baik.
Kain tenun Pandai Sikek secara umum terbagi menjadi dua jenis, yaitu Balapak dan Bacatua. Kain Balapak ditenun dengan melewatkan benang mas di seluruh bidang kain, sedangkan Kain Bacatua sebagian besar terdiri dari tenunan lungsin dengan pakan, dan di bagian-bagian tertentu diberi hiasan benang mas.
Rumah Tenun Pusako
Pandai Sikek, Kecamatan Sepuluh Kota, Tanah Datar, Sumatera Barat. Telp. 0752-498193. GPS: Google Maps, Waze. Tempat Wisata di Tanah Datar, Hotel di Batusangkar.Diubah: Juli 24, 2020.Label: Sumatera Barat, Tanah Datar, Tenun
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.