Assalova - Langit Dan Senja (Reaction Notes)

Assalova - Langit Dan Senja (Reaction Notes) ini adalah reaction notes pertama saya untuk lagu dan musik yang dibawakan oleh Assalova, nama lengkapnya Assalova Schissandra, yang selain bernyanyi juga menjadi komposer dan arranger untuk lagu ini. Assa, dara kelahiran Purwokerto dan kuliah musik di Jogja, adalah anak sulung dari keponakan perempuan, yang juga anak sulung mbakyu saya.

Meski sudah lama saya tahu bahwa Assa punya channel Youtube, namun hampir tak pernah mengikuti perkembangan musiknya, kecuali ketika saya pulang kampung ke Purwokerto dan ibunya Assa menunjukkan rekaman video atau suara dari sejumlah lagu yang dibawakan oleh Assa. Kadang video klipnya dibuat di rumah KH, rumah warisan orang tua yang kami biarkan kosong.

Saat melihat video dari ponsel ibunya, biasanya saya memberi masukan dan kritik, yang saya pikir bisa berguna bagi perkembangan musiknya. Namun itu sudah lama, mungkin waktu Assa masih SMP, dan semakin ke sini semakin jarang saya pulang kampung, namun masih tahu bahwa Assa kuliah mengambil jurusan musik di Jogja dan sepertinya sekarang sudah selesai.


Kesan awal ketika mulai melihat video Assalova - Langit Dan Senja ini adalah ternyata saya sudah pangling dengan wajah anak gadis keponakan saya ini, dan sempat terpikir kalau itu wajah ibunya Assa. Memang mirip, meski hanya sekitar 80%-an.

Suara vokal Assa hemat saya sudah terbentuk dengan baik, dan punya warna tersendiri yang khas. Vibrasinya juga lembut, halus, tak berlebihan, sesuai tuntutan lagu. Variasi suara bagus, dengan penjiwaan lagu yang baik. Kali ini tak ada kritik saya untuk vokal Assa.

Aransemen musik dikerjakan dengan baik dan profesional, demikian pula dengan video klipnya. Meski selalu ada ruang untuk perbaikan, namun itu hanya soal selera dan kepuasan individual.

Lagu Langit Dan Senja bisa dibilang enak untuk dinikmati. Lagu yang secara sederhana bercerita tentang langit dan pergantian senja ke malam, yang kadang menjadi latar pertemuan dua insan untuk mengukir sejarah kehidupan yang akan ditinggalkan dan dilupakan.

Dunia berputar, berubah, dan datang-pergi-dilupakan adalah keniscayaan. Namun yang akan lebih lama diabaikan oleh sejarah adalah karya-karya fenomenal dalam bidang musik, karya tulis, orasi, film, lukisan, karya seni budaya kreatif, juga penemuan di bidang sains dan teknologi.

Dalam hal musik, membuat sebuah lagu yang fenomenal tentu tak mudah, sama menantangnya dengan membuat syair kuat dan berisi. Tak mudah pula mengaransemen musiknya agar mempunyai melodi - bass line - piano - harmoni yang unik, agar mampu menarik perhatian publik. Ada bakat, namun juga ada upaya dan kerja keras untuk terus menerus mengasahnya. Maju terus, Assa!

Assalova - Langit Dan Senja

Composer & Arranger: Assalova Schissandra
Producer: Andy Djatmiko
String Arrangement: Abita Wisnu
String Director: Flavianus Kristanto

Vocal by Assalova Schissandra
Piano by Novrico Twetinar
Guitar by Andy Djatmiko
Cymbal by Bagas Putra
Violin I & II by Elgar Purtandhra & Dessy Saptany
Viola by Yacobus Widodo
Cello by Dwipa Hanggana

Vocal & piano recorded at Tracking Studio
Strings recorded at DS Records
Mixed & Mastered by Budi Buds at Tracking Studio

Video Production: Ngalembana
Director, DOP: Ifentigo Nalika
Creative Director: Elnova H
Art Director: Lulas Pambudi
Graffer: Andrias Novanda
Lighting: Achmad Najib
Location: Ahdan Rofi
Thanks to Youth Space

Talent:
Patrem Sakti - Langit
Assalova Schissandra - Senja
Donny Ramadan
Opan Endra

Lyrics:
Oh senja
Terkadang ia merah merekah, indah
Kadang gelap
Namun slalu ada langit yang menerima

Walau begitu cepat datang dan menghilang
Namun slalu tersimpan rindu di dalam setiap hadirnya

Pecahnya langit di tengah malam
Mengurai bintang jadi untaian syair yang syahdu
Walau begitu langit tetap rindu
Kehadiranmu

Terkadang dua insan dipertemukan
Hanya untuk mengukir sejarah yang kan ditinggalkan

Diubah: Juli 13, 2020.
Label: Hiburan
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.

aroengbinang,
seorang penyusur jalan.
Traktir BA? Scan GoPay, atau via Paypal. GBU.
« Baru© 2004 - IkutiLama »