
Pandangan pada pintu air di bagian atas dan genangan air pada saluran irigasi di bawahnya dimana air dialirkan menuju ke persawahan dan ladang milik penduduk. Sayang sampah kayu dan besi yang ada di sebelah kanan menambah parah pemandangan karena rumput gersang musim kemarau dan tidak adanya kepedulian untuk merawat lingkungan.

Pandangan dekat pada roda-roda gigi yang mestinya berfungsi untuk menggerakkan pintu air, menutup dan membuka. Dengan lalu lalangnya orang, area ini menjadi sangat terbuka. Bendungan yang mengairi sekitar 158 Ha ini mestinya dikembalikan sebagaimana fungsinya semula. Setelah jembatan besar di sebelahnya dibuka, mulut jalan di kedua sisi hendaknya ditutup, dan sepenuhnya menjadi fasilitas irigasi yang dilindungi, dirawat dan dijaga kelestariannya.

Melihat foto ini yang pertama kali menarik perhatian adalah roda-roda gigi dan lubang pintu air di bawahnya. Saya tak ingat apakah pintu airnya masih benar-benar ada dan bisa naik turun dengan mulus. Mudah-mudahan masih. Hal kedua yang menarik adalah batang sungai di ujung sana yang bukannya berisi air namun rerumputan ....

Papan yang dibuat oleh Dinas Bina Marga, Pengairan, Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Kudus tentang pembangunan Jembatan Tambak Lulang.

Papan yang berisi informasi tentang Operasi Induk Sekunder di daerah irigasi Ploso.

Tanah yang dibongkar dan struktur betin yang siap mengisi ruang yang ditinggalkan. Saat ini mestinya sudah selesai pekerjaan konstruksinya.

Pemandangan lainnya pada Bendungan Jembatan Tambak Lulang Ploso, dengan sebuah rumah tempat ibadah bagi umat Buddha di ujung sana.

Sponsored Link