
Pandangan lebih dekat pada pintu gebyok yang diukir dengan detail indah. Ukiran semacam ini di tempat ibadah membuatnya lebih membumi dengan budaya lokal. Beragama memang mestinya tidak dengan mengadopsi budaya asing dengan melupakan budaya sendiri.

Sepasang menara kembar Majid Kyai Telingsing yang terkesan modern. Menara yang bagus, namun jika boleh memilih maka saya lebih memilih Menara Kudus ketimbang menara ini.

Sebuah pohon meranggas yang berada di depan Masjid Kyai Telingsing. Perumahan yang sangat padat membuat pohon menjadi barang yang sangat mewah untuk ditanam dan dibesarkan. Namun jika lingkungan dibiarkan tanpa pohon, maka bagaimana mungkin orang bisa hidup sehat?

Pandangan depan yang memperlihatkan lubang-lubang lengkung sebagai akses masuk masjid, sepasang menara kembar, serta kubah masjid yang ada di tengahnya.

Pandangan menyudut pada ruangan utama Masjid Kyai Telingsing yang memperlihatkan lubang cahaya berbentuk bulat di atas migrab, lampu gantung, dan balkon sebagai area cadangan ketika pengunjung masjid tak lagi tertampung di ruang utama dan serambi masjid.

Lubang cahaya di ruangan utama Masjid Kyai Telingsing yang dihias ornamen garis suluran dan dedaunan serta aksara Arab yang berbunyi “Allah”.

Sponsored Link