Sekitar 70 meter masuk gang terlihat sebuah masjid di kanan jalan dengan menara tunggalnya. Adanya dua papan lapuk berdasar putih bertulis hitam menandai bangunan cagar budaya yang ditetapkan pada 1980 oleh Mendikbud dan Gubernur DKI Jakarta, memberi keyakinan bahwa ini adalah masjid yang saya hendak kunjungi. Foto di atas memperlihatkan dua papan penanda itu serta menunjukkan tampak muka Masjid Al-Mansyur Sawah Lio dengan menaranya.
Keempat sokoguru yang masih terlihat kekar kokoh itu menopang atap tumpang tiga masjid yang berbentuk limasan. Ada tangga kayu untuk naik ke menara masjid namun saya tak naik ke sana. Tangga kayu itu sebelumnya digunakan oleh muazin untuk naik ke menara masjid yang kala itu masih ada di sini saat hendak mengumandangkan adzan. Perluasan Masjid Al-Mansyur Sawah Lio dilakukan pada 1937, dipimpin oleh KH. Muhammad Mansyur bin H. Imam Muhammad Damiri.
Mihrab dan mimbar masjid berada di ujung ruangan utama yang berhias pilar berjumlah 16 buah. Bagian asli Masjid Al-Mansyur Sawah Lio berukuran 12 x 14,4 meter. Saat itu Masjid Al-Mansyur Sawah Lio sudah membutuhkan uluran Pemprov DKI untuk dipugar dan diperbaiki.
Bedug dan kentongannya ada di bagian belakang Masjid Al-Mansyur Sawah Lio. Masuknya bedug ke masjid diduga merupakan pengaruh dari kedatangan Laksamana Cheng Ho ke berbagai tempat di Indonesia pada rentang waktu 1405 - 1433.
Mihrab yang serong itu, jam duduk besar, serta mimbar antik yang masih asli berbentuk seperti sebuah kursi tinggi dengan sandaran gemuk berwarna keemasan. Selain mimbar, bagian yang masih asli di Masjid Al-Mansyur Sawah Lio adalah keempat sokoguru, jendela, dan pintu masjid.
Kesan pertama ketika memasuki ruang Masjid Al-Mansyur Sawah Lio adalah bahwa masjid ini sudah memerlukan perhatian dari Pemprov DKI untuk dilakukan perbaikan dan pemugaran, dari mulai sekadar pengecatan, perbaikan genteng bocor, sampai pada pemolesan keramik masjid.
Memasuki halaman masjid yang sempit terlihat papan nama dan jadwal rutin sholat Jumat menempel pada dinding di samping pintu masuk bercat hijau dengan ornamen kotak ganda warna keemasan dan ornamen dedaunan pada kusennya.
Menara Masjid Al-Mansyur Sawah Lio ini dibuat pada tahun 1950-an untuk menggantikan menara asli yang yang sebelumnya berada di dalam ruang utama masjid. Menara masjid terdiri dari lima bagian dengan pelipit setengah lingkaran membatasi bagian pertama sampai ketiga. Pada bagian keempat dan kelima terdapat dek pengamatan berpagar besi. Sedangkan pada bagian puncak menara terdapat kubah yang menyerupai bentuk topi baja.
Diubah: Juni 13, 2020.
Label:
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.
© 2004 -
Ikuti