Begitulah. Penantian lama, dengan spekulasi dan silang saling pendapat pendamping Jokowi akhirnya terjawab. Politisi 72 tahun, Jusuf Kalla, terpilih sebagai cawapres, menyingkirkan nama kuat berusia lebih muda seperti Abraham Samad, Ryamizard Ryacudu, dan Muhammad Mahfud MD.
Satu hal positif dari pemilihan Jusuf Kalla adalah tokoh ini bisa diterima semua partai pengusung Jokowi, meski ia lekat dengan Golkar yang memilih bergabung ke poros lain. Kalla adalah Ketua Umum Golkar pada saat ia sebagai Wakil Presiden di masa jabatan pertama SBY.
Jika mengikuti kata hati, Jokowi tampaknya lebih memilih Abraham Samad sebagai cawapresnya. Ini bisa dilihat dari gestur tubuhnya saat mengomentari kelebihan JK dan Samad dalam wawancara di sebuah stasiun TV. Namun realitas politik dan kata pikir telah membuat Jokowi akhirnya memilih Kalla ketimbang Samad.
Tak bisa dipungkiri, bahwa ada pendukung yang merasa kecewa dengan terpilihnya Kalla sebagai cawapresnya. Selain karena bakal cawapres jagoan mereka tak terpilih, kekecewaan itu adalah karena figur Kalla sendiri.
Hemat saya, meskipun Jokowi mungkin bisa menjawab kekecewaan dan keraguan simpatisannya pada figur Kalla ini, namun Kalla sendirilah yang mestinya menjawab keraguan dan rasa skeptis dari para pendukung Jokowi itu. Dengan demikian Kalla tidak justru menjadi beban bagi pencapresan Jokowi.
Bagaimana pun memilih Kalla masih jauh lebih baik ketimbang memilih Puan, dan Jokowi masih tetap bisa menjadi harapan banyak orang untuk bisa membawa bangsa ini ke arah yang jauh lebih baik dengan mewujudkan pemerintahan bersih yang lebih berpihak pada kepentingan dan kesejahteraan rakyat banyak.
Pada sisi Kalla, meskipun lebih senior dari Jokowi, ia dituntut untuk bisa menempatkan diri dengan baik dalam membantu Jokowi nanti. Kalla hendaknya tidak mudah mengumbar pikiran dan pendapatnya sendiri kepada awak media yang bisa berbeda dengan pikiran dan pendapat Jokowi. Ini untuk menghindari kegaduhan politik, dan dengan itu ia bisa fokus dalam membantu sepenuhnya Jokowi dalam menjalankan pemerintahan, jika mereka nanti dipercaya oleh rakyat. Wallahua'lam.Diubah: Oktober 27, 2017.
Label:
Blog,
Inspirasi,
Jokowi,
Percikan,
Politik
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.