Ada perdebatan sengit lagi dan lagi tentang kebangkitan kembali rencana pemerintah untuk membangun pembangkit listrik tenaga nuklir pertama di Indonesia. PLTN itu akan berada di bagian utara Kabupaten Jepara, di daerah pesisir, bagian dari Provinsi Jawa Tengah.
Saya mungkin salah, tapi bagi saya ini lebih merupakan perdebatan antara mereka yang berani merangkul teknologi dan mereka yang tidak; antara mereka yang memahami konsekuensi teknologi dan mengatasinya dan mereka yang berpikir mereka tahu dan ingin menjauh dari situ.
Tampaknya tidak ada resolusi perbedaan, terutama saat pihak lawan bermain keras dengan permainan teritorial mereka.
Kedua kubu tersebut sebenarnya kurang lebih memiliki tujuan yang sama, melayani orang-orang dan melindungi masyarakat yang lebih besar dari bahaya potensial. Ini mungkin lebih pada perbedaan latar belakang pendidikan, cara mereka melihat dan mendekati banyak hal, jenis komunikasi dan media yang mereka gunakan, cara kerja pikiran dan hati mereka tercermin dalam perilaku logis dan emosional mereka saat menangani masalah ini.
Secara umum, ilmuwan dan insinyur sebenarnya tidak memiliki otoritas dan kompetensi untuk berbicara tentang ilmu sosial, namun mereka harus belajar dan bekerja dengan pakar bidang tersebut ketika mereka ingin menerapkan produk sains dan teknologi yang akan mempengaruhi masyarakat yang lebih luas.
Demikian juga, ilmuwan sosial dan pemerhati lingkungan tidak memiliki wewenang dan kompetensi untuk membicarakan aspek teknis sains dan teknologi, namun mereka perlu belajar dan bekerja dengan pakar bidang tersebut, dan menghadapi tantangan daripada melarikan diri darinya.
Saya percaya bahwa dengan mencoba mendengarkan dan belajar, dengan pikiran terbuka selama berlangsungnya pertukaran komunikasi, kedua belah pihak dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang posisi dan kekhawatiran pihak lain, dan kemudian alih-alih mencoba mempertahankan posisi masing-masing dan memperjuangkan situasi menang-kalah, mereka bisa bekerja sama untuk mengembangkan rencana yang jauh lebih baik.
Saya percaya bahwa kita hendaknya merangkul sains dan teknologi dan menggunakannya untuk keuntungan dan kemajuan umat manusia. Karena itu, kita ingin melihat Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir dibangun dengan cara yang paling aman, menangani semua masalah masyarakat, termasuk terbebas dari korupsi. Mudah-mudahan, akhirnya bisa menjadi salah satu sumber energi utama saat energi berbasis minyak menjadi langka.Diubah: Oktober 27, 2017.
Label:
Blog,
Inspirasi,
Percikan,
Politik
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.