Sekitar 2000 lebih binatang ditata artistik sesuai habitat mereka di dalam ruangan berpendingin penuh di dalam gedung Rahmat International Wildlife Museum & Gallery. Lokasi museum yang lumayan langka ini berada di sebuah gedung di Jl. S. Parman 309, Kota Medan, Sumatera Utara. Boks penjualan tiket masuk berada di sebelah kanan tempat parkir.
Tempat yang konon merupakan galeri satwa liar pertama di Asia Tenggara, adalah milik Rahmat Shah, seorang pengusaha dan pemburu profesional. Rahmat adalah orang Indonesia pertama yang menerima penghargaan dan pengakuan internasional seperti The Big Five Grand Slam Awards dan World Hunting Awards.
Sebagian besar binatang awetan yang disimpan di dalam museum unik ini dikumpulkan oleh pemiliknya dari kegiatan berburu resminya, dengan memakai konsep standar dunia yang disebut sebagai conservation by utilization. Standar itu ditetapkan sebagai upaya untuk pencegahan terhadap kepunahan dan untuk peningkatan populasi satwa liar di habitat mereka yang asli.
Bahwa melihat semua binatang-binatang itu sudah dalam keadaan tidak bernyawa lagi sudah pasti akan menerbitkan perasaan kasihan. Namun semua mahluk hidup pada akhirnya akan mati juga, dan memelihara semua binatang langka itu dalam keadaan hidup di luar habitatnya tentu membutuhkan tempat sangat luas dan biaya yang tak sedikit.
Dalam dunia perburuan, konon kematian semua binatang telah diatur oleh pengelola atau si pemilik tempat berburu dengan memperhatikan prinsip konservasi. Begitulah kira-kira pembenaran pembunuhan binatang-binatang itu oleh para pemburu profesional.
Mungkin hal itu ada benarnya, namun membunuh mahluk memang tak elok untuk dijadikan sebagai hobi. Ini mengingatkan saya pada kegiatan memancing ikan sebagai hobi, bukan untuk memenuhi kebutuhan perut. Menyakiti mahluk, ikan atau apa pun itu, hanya untuk melampiaskan hobi dan bersenang-senang bukanlah sesuatu yang mulia untuk dilakukan.
Di bagian depan ruangan Rahmat International Wildlife Museum & Gallery terdapat beberapa buah memorabilia atau kenang-kenangan yang dipajang pada meja dan dinding, bersebelahan dengan sebagian dari koleksi museum. Di sebelah kanan adalah The African Big Five. ⇩⇩
Sejumlah rusa liar dengan berbagai jenis tanduk bercabang yang indah dikelompokkan bersama beberapa jenis kucing hutan. Sedangkan koleksi burung diletakkan dalam sebuah kelompok yang disebut Pheasants of the world yang ditata dengan sangat artistik.⇩⇩
Berbagai jenis binatang kucing, baik yang berukuran kecil maupun yang besar, ada dalam koleksi Cats of the World. Macan, Macan Tutul, Cheetah, Singa dan sejenisnya merupakan binatang buas yang keberlangsungan hidupnya terdesak hebat oleh tumbuh pesatnya permukiman penduduk dan pembabatan hutan di banyak tempat di dunia ini.⇩⇩
Kambing gunung dengan tanduk melengkung cantik ini berada dalam koleksi kelompok The goats of mountain Rahmat International Wildlife Museum & Gallery. Penataan berbagai koleksi binatang yang sesuai dengan habitatnya, serta binatang pajangan yang semuanya asli dan dalam kondisi yang sangat baik adalah kekuatan utama dari museum ini.⇩⇩
Tampak muka dan pintu masuk ke Rahmat International Wildlife Museum & Gallery waktu itu, yang mungkin saat sudah berubah menjadi lebih baik. Boks penjualan tiket berada di sebelah kanan tempat parkir. Tiket masuk adalah Rp.25.000 per orang, ditambah Rp.10.000 untuk night safari, jika mau, dan Rp.20.000 jika ingin memotret.
Koleksi menarik yang diberi judul The African Big Five, atau lima binatang besar asal Afrika, yang terdiri dari Banteng, Gajah, Cheetah, White Rhino dan Singa. Koleksi The African Big Five menjadi salah satu pajangan mengesankan di museum ini. Cheetah tidak hidup di Indonesia, dan White Rhino kemungkinan besar juga tidak ada.
Sekelompok burung Asia dengan bulu-bulu ekor terentang indah, biasanya burung jantan, dikelompokkan dalam Pheasants of the World.
Sepasang Kambing Gunung dengan tanduk lengkung indah koleksi Rahmat International Wildlife Museum & Gallery dengan latar serigala yang tengah terbang meloncat.
Berbagai jenis burung kecil sedang dan besar dikelompokkan dalam satu ruang pamer di Rahmat International Wildlife Museum & Gallery yang disebut Kingdom of Birds.
Berbagai jenis satwa air, dari yang berukuran kecil sampai sebesar Kuda Nil, menggeletak dalam sebuah kolam kering. Berbagai jenis kura-kura, ikan, buaya, dan burung-burung predator ikan berkumpul di tempat ini.
Seekeor babi rusa jantan berukuran sangat besar dengan taring lengkungnya dipamerkan di Rahmat International Wildlife Museum & Gallery yang terlihat seram.
Rusa Tanduk Ulir, begitulah saya memberi nama pada rusa dengan tanduk ulirnya yang indah ini. Beberapa jenis rusa lain dengan tanduk berbeda juga bisa dijumpai di Rahmat International Wildlife Museum & Gallery.
Bison, jenis binatang berukuran besar dan kekar yang tampaknya hanya hidup di benua Amerika ini juga bisa dijumpai di Rahmat International Wildlife Museum & Gallery.
Salah satu koleksi yang saya lihat di bagian The Night Safari yang memperlihatkan perilaku hewan yang biasanya aktif pada malam hari.
Tentang Rahmat International Wildlife Museum & Gallery
Alamat : Jl Letjen S Parman 309, Medan. Lokasi GPS : 3.5791, 98.66743, Waze. Telp: 061-4569964, wildlife@rahmatgallery.com. Jam buka : Selasa s/d Minggu 09.00—17.00, Senin tutup. Harga tiket masuk L umum Rp.32.000, anak Rp. 25.000; rombongan berjumlah 25 orang lebih: SD Rp. 9.500, SMP Rp. 16.000, Mahasiswa Rp. 18.000.Panduan di Medan: Hotel di Medan / Tempat Wisata di Medan / Peta Wisata Medan / Kuliner di Medan.Diubah: Desember 13, 2024.
Label: Galeri, Medan, Museum, Sumatera Utara, Wisata
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.