Taman Buaya Tanjung Pasir

Taman Buaya Tanjung Pasir Tangerang merupakan tempat penangkaran berskala besar yang berada di Jl Raya Tanjung Pasir. Jarak ke penangkaran ini dari Kelenteng Tjo Soe Kong yang saya kunjungi beberapa saat sebelumnya adalah 19,3 Km melewati jalan yang cukup baik. Setelah berkendara sejauh 14,3 Km dari kelenteng melewati Jl Raya Kali Baru, kami belok kiri di pertigaan Tanjung Pasir, masuk ke Jl. Raya Tanjung Pasir.

Sepanjang jalan itu tak ada yang menarik untuk kami singgahi. Entah jika ada yang tak terlihat dari tepian jalan besar. Lokasi Taman Buaya Tanjung Pasir berada di sebelah kanan jalan, tepatnya di Jl. Raya Tanjung Pasir Km 29, dengan akses masuk ke dalam kompleks yang cukup lebar dan bisa dilalui oleh kendaraan besar. Di seberang jalan masuk itu, di pinggir jalan, terdapat beberapa buah warung yang menyediakan buah tangan dan makanan khas.

Kata buaya dalam bahasa Inggris, crocodile, berasal dari sebutan krokodilos yang digunakan orang Yunani untuk buaya yang mereka lihat di Sungai Nil. Kroko berarti ‘batu kerikil’, dan deilos berarti ‘cacing’ atau ‘orang’, karena buaya yang mereka lihat sering berjemur di tepian sungai berbatu.

Sebuah patung buaya berukuran besar dipasang di lokasi pada jarak 20 m dari tepi Jalan Tanjung Pasir, berada di atas tugu bundar lumayan tinggi, di tengah-tengah jalan masuk dan jalan keluar Taman Buaya Tanjung Pasir. Dengan tanda patung yang besar ini akan membuat orang mudah mengenalinya dan tak akan terlewat jika memang ingin berkunjung ke sana.

Loket pembayaran dan pos jaga berada sekitar 150 m dari patung buaya, dengan halaman parkir kendaraan berukuran sangat luas terlihat berada di sayap kiri kompleks Buaya Tanjung Pasir ini. Lokasi kolam-kolam buaya masih 200 m lagi dari loket, dan mobil bisa masuk ke dalam hingga di area sekitar tepian kandang buaya.

Di habitat aslinya, buaya muara bisa berumur hingga 70 tahunan lebih, bahkan ada yang bisa mencapai hingga 100 tahun. Di penangkaran, jika tidak berendam di dalam air kolam untuk mendinginkan badan, buaya biasa berjemur di tepian kolam. Pengunjung dapat melihat dari seluruh tepian kandang tanpa perlu khawatir terkena panas matahari, karena di sekeliling kandang dinaungi oleh atap peneduh, dengan beberapa tempat duduk sederhana untuk sekadar melepas lelah sambil menikmati suasana.

Saat itu puluhan buaya tangkar berukuran tampak sedang bermalas-malasanan di salah satu dari empat kandang pemeliharan Taman Buaya Tanjung Pasir dengan sebuah kolam di tengahnya. Kandang-kandang buaya itu dibedakan dan dipisahkan berdasarkan umur mereka. Tampaknya mereka akur-akur saja, mungkin sudah saling mengenal sejak berukuran masih sangat kecil. Koleksi buaya di tempat ini jumlahnya mencapai 500 ekor lebih, dari yang masih kecil yang baru menetas dari telur sampai yang berumur 40 tahunan.

Kolam buaya itu airnya kebanyakan berwarna hijau lumut, tampaknya karena terlalu lama diam, tak mengalir. Taman Buaya Tanjung Pasir Tangerang tampaknya tidak menyediakan atraksi buaya bagi pengunjung, kecuali jika kebetulan petugas tengah memberi makan, atau pemandangan ketika petugas mengambil telur dengan membawa tongkat bambu pengusir buaya.

Selain kulitnya digunakan sebagai bahan tas, dompet dan lainnya, daging buaya bisa dimasak atau disate dan dapat dinikmati oleh pejalan di rumah makan di seberang jalan. Rendaman tangkur (penis) buaya yang dikeringkan konon bisa menambah ketahanan pria dalam bercinta. Daging buaya mati karena suatu sebab akan diberikan sebagai makanan buaya lainnya.

Ada sebuah kolam dangkal dengan permukaan kering cukup luas di Taman Buaya Tanjung Pasir Tangerang berisi puluhan buaya berukuran kecil yang berumur beberapa minggu. Ada kolam lain yang berisi buaya yang baru ditetaskan. Telur buaya ada yang dijual atau sebagai makanan, meskipun tergantung musim bertelur. Satu telur buaya harganya mencapai ratusan ribu rupiah.

Ada pula kandang kecil dengan buaya berukuran sedang yang bergerombol saling tumpang tindih di pinggiran kolam. Agak jauh di sebuah kolam besar di sisi sebelah kanan terdapat buaya-buaya yang telah berumur dewasa. Buaya-buaya ini biasanya diberi makan sekali sehari, atau sedikitnya lima hari dalam seminggu. Tempat ini merupakan salah satu taman penangkaran buaya dari sekian banyak penangkaran yang tersebar di beberapa kota, seperti di Kota Balikpapan, Medan, Cikarang, Subang, Serang, Pekanbaru dan sejumlah kota lainnya. Karena itu Indonesia merupakan salah satu negara pengekspor kulit buaya yang cukup besar di dunia.

taman buaya tanjung pasir tangerang taman buaya tanjung pasir tangerang taman buaya tanjung pasir tangerang taman buaya tanjung pasir tangerang taman buaya tanjung pasir tangerang taman buaya tanjung pasir tangerang taman buaya tanjung pasir tangerang taman buaya tanjung pasir tangerang taman buaya tanjung pasir tangerang taman buaya tanjung pasir tangerang taman buaya tanjung pasir tangerang

Penangkaran Buaya Tanjung Pasir Tangerang merupakan tempat wisata yang sayang untuk dilewatkan jika anda sudah berkunjung ke Pantai Tanjung Kait atau Kelenteng Tjo Soe Kong. Penangkaran buaya ini juga berjarak hanya berjarak 2 km dari Pantai Tanjung Pasir yang saya kunjungi setelah dari tempat ini.

Alamat Taman Buaya Tanjung Pasir berada di Jl. Raya Tanjung Pasir Km 29, Tangerang. Lokasi GPS : -6.031097, 106.667511, Waze ( smartphone Android dan iOS ). Jam buka : 08.00 - 18.00, setiap hari. Harga tiket masuk : Rp. 8.000, anak Rp 4.000. Hotel di Tangerang, Hotel di Tangerang Selatan, Tempat Wisata di Tangerang, Peta Wisata Tangerang.

Diubah: November 14, 2024.
Label: Banten, Taman Buaya, Tangerang, Wisata
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.

aroengbinang,
seorang penyusur jalan.
Traktir BA? Scan GoPay, atau via Paypal. GBU.
« Baru© 2004 - IkutiLama »