Sebelum sampai ke halaman Masjid Setono Gedong Kediri terdapat gapura paduraksa yang dindingnya tebal, dan konon aslinya merupakan gapura candi. Sebuah sumber mengatakan bahwa beberapa pihak di Kediri telah berupaya untuk mempertahankan keaslian gapura peninggalan itu, namun sayangnya tidak berhasil.
Masih beruntung gapura candi situs itu kabarnya tidak dihancurkan, namun hanya dilapis semen yang menutupi seluruh bagian gapura sehingga bentuknya pun berubah seperti terlihat sekarang ini. Tak lagi menarik. Diperlukan kearifan untuk menjaga dan mempertahankan warisan budaya leluhur, apa pun kepercayaan yang mereka anut dahulu.
Susunan batu yang ditata berjajar membentuk undakan di Situs Setono Gedong Kediri yang menuju bangunan pendopo bergaya joglo. Ada pendopo yang berukuran besar di sisi sebelah kanan, dan ada pula cungkup yang berukuran lebih kecil berada di sisi sebelah kiri. Saat saya berkunjung, kedua bangunan itu tampaknya belum terlalu lama didirikan dan masih dalam kondisi yang baik.
Deret batu di bagian bawah dinding itu masih asli, merupakan pondasi candi dari jaman Kerajaan Kediri. Konon waktu itu di atas pondasi akan dibangun masjid oleh para wali. Namun karena alasan yang tidak diketahui, masjid itu tidak jadi didirikan. Materialnya kemudian dipakai untuk menyelesaikan pembangunan Masjid Agung Demak, dan Masjid Sang Cipta Rasa Cirebon.
Pada sisi ujung di kompleks Situs Setono Gedong Kediri ditata tumpukan batu berukir. Jika diperhatikan dengan baik, batu yang menumpang di atas batu memanjang memiliki ukiran relief seorang manusia yang duduk bersila dengan jari-jari tangan menangkup sebatas dada, namun tanpa kepala. Mungkin kepalanya ada di batu lain yang mestinya ditumpang di atasnya. Relief yang lazim ada di candi.
Di Situs Setono Gedong Kediri ada relief Burung Garuda yang dipahat pada sisi sebuah batu persegi. Di bagian atas batu itu terdapat relief berbentuk bunga teratai yang bulat dan gemuk di bagian tengahnya, berhias garis-garis lengkung dengan sisi atasnya rata. Batu peninggalan itu disimpan di bawah bangunan berbentuk joglo kecil yang berada di sisi sebelah kiri.
Belakangan baru saya sadari bahwa relief Garuda itu ternyata dipahat pada keempat sisi batu di situs ini. Dalam kepercayaan Hindu, Garuda adalah burung tunggangan Wisnu sebagaimana Nandi atau Lembu bagi Siwa. Di sebuah bagian di kompleks wisata ini ada sebentuk batu yang menyerupai mangkuk besar yang rata permukaannya, diletakkan di atas umpak yang ornamennya sudah tidak begitu kentara lagi.
Sebelum dibangun pendopo, area ini kabarnya sempat tidak terurus dan ditumbuhi alang-alang tinggi. Ada pula sumur tua yang letaknya berdekatan dengan lokasi situs, yang mengingatkan saya pada sumur yang ada di Sendang Tirta Kamandanu. Sumur ini tampaknya dulu menjadi tempat untuk mensucikan diri sebelum orang bersembahyang di candi.
Pandangan pada bentuk seperti pilar batu segi empat, mungkin lingga, yang diletakkan di sisi sebelah kanan batu berelief Garuda di Situs Setono Gedong Kediri. Seperti tampak pada foto, bahwa di sisi batu yang berada di belakang lingga ini juga terdapat relief Garuda dengan sayap mengembang, namun berbeda bentuknya dengan relief garuda pada sisi sebelumnya.
Area di atas pondasi itu sempat digunakan sebagai sarana ibadah, dan tempat pertemuan para wali. Kediri dulu dibagi 2 kelompok oleh para wali. Di Barat sungai dipimpin Sunan Bonang, dan di Timur sungai dipimpin oleh Sunan Kalijaga, di dalamnya termasuk mbah Wasil asal Istambul. Kediri adalah salah satu daerah yang paling akhir di-Islam-kan oleh para wali.
Situs Setono Gedong Kediri merupakan situs sangat menarik, meskipun menyimpan banyak misteri. Tidak ada prasasti bertulis yang ditemukan di sekitar kawasan ini yang bisa mengungkap riwayatnya. Hanya ada relief Garuda dan serakan sisa batu candi, serta cerita yang memberi gambaran samar mengenai riwayat situs yang misterius ini. Namun, beberapa waktu lalu saya mendapat kabar kondisi situs ini menjadi sangat menyedihkan.
Situs Setono Gedong Kediri
Alamat : Di Belakang Masjid Setono Gedang, Jl. Doho, Kediri, Jawa Timur. Lokasi GPS : -7.816378, 112.011796, Waze. Jam buka : sepanjang waktu. Harga tiket masuk : gratis. Hotel di Kediri, Tempat Wisata di Kediri, Peta Wisata Kediri.Pada sisi ujung di kompleks Situs Setono Gedong Kediri ditata tumpukan batu berukir. Jika diperhatikan dengan baik, batu yang menumpang di atas batu memanjang memiliki ukiran relief seorang manusia yang duduk bersila dengan jari-jari tangan menangkup sebatas dada, namun tanpa kepala. Mungkin kepalanya ada di batu lain yang mestinya ditumpang di atasnya. Relief yang lazim ada di candi.
Deret batu di bagian bawah dinding yang berwarna kekuningan adalah masih asli, yang menurut sebuah sumber merupakan pondasi sebuah candi dari jaman Kerajaan Kediri, sedangkan yang di bagian atasnya merupakan susunan batu yang ditata kemudian.
Batu di Situs Setono Gedong ini di simpan di bawah bangunan joglo kecil yang berada di sebelah kiri. Relief Garuda itu ternyata dipahat pada keempat sisi batu di Situs Setono Gedong ini. Dalam kepercayaan Hindu, Garuda adalah burung yang menjadi tunggangan Dewa Wisnu.
Sebuah bentuk batu di Situs Setono Gedong yang menyerupai sebuah mangkuk besar yang rata permukaannya, diletakkan di atas sebuah umpak yang ornamennya sudah tidak begitu kentara lagi.
Bangunan pendopo di situs ini dibuat tanpa dinding, dengan atap bersusun tiga, yang disangga lima baris pilar kayu yang masing-masing berjumlah enam buah. Sebelum dibangun pendopo, area ini sempat tidak terurus dan ditumbuhi alang-alang yang tinggi.
Ada pula sumur tua yang letaknya berdekatan dengan situs Situs Setono Gedong, yang mengingatkan saya pada Sendang Tirta Kamandanu. Sumur ini tampaknya dulu menjadi tempat untuk mensucikan diri sebelum bersembahyang di candi.
Situs Setono Gedong merupakan sebuah situs yang sangat menarik buat saya, meskipun masih menyimpan banyak misteri. Sayang tidak ada prasasti bertulis yang ditemukan di sekitar Situs Setono Gedong ini yang bisa mengungkap riwayat situs.
Diubah: Desember 13, 2024.
Label: Hindu, Jawa Timur, Kediri, Situs, Wisata
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.