Bumi Perkemahan Wana Wisata Kajar Kudus

Kami menghabiskan waktu di sore hari itu dengan berkunjung ke Bumi Perkemahan Wana Wisata Kajar Kudus yang berada di lereng selatan Gunung Muria, sekitar 2 km sebelum masuk ke wilayah Colo. Tempat wisata alam ini berada pada ketinggian 600 mdpl dengan luas sekitar 5 ha, dinaungi pohon pinus yang menghutan di sana. Pintu masuk ke kawasan berada di sisi sebelah kiri Jalan Raya Kudus - Colo.

Semestinya kawasan wisata alam yang cukup menarik ini kami kunjungi selepas dari kunjungan ke Makam Sunan Muria dan Air Tiga Rasa Rejenu karena tempatnya terlewati, baik ketika datang maupun saat pulang. Jika saja saya mengetahuinya lebih awal atau membuat rute perjalanan sebelum pergi meninggalkan hotel.

Namun begitulah, sebuah kunjungan kadang tak bisa diukur dengan jarak dan dihitung dengan waktu. Kadang perlu suasana tertentu, kadang memang teledor lantaran tak memeriksa atau tak membuat rute perjalanan yang baik, dan kadang ada sesuatu dibalik sebuah kunjungan. Pertemuan dengan seseorang misalnya, yang bisa berekor panjang di kemudian hari.

bumi perkemahan wana wisata kajar kudus

Bentang kain merah putih berukuran besar yang kedua ujungnya dibalutkan ke batang pohon pinus menjadi pemandangan yang menyemangati sesaat setelah kami melewati gerbang dan membayar tiket masuk. Meskipun sudah sore, atau justru mungkin karena sore, terlihat ada cukup banyak pengunjung di sana. Ada yang bersama pasangannya, ada yang bersama teman-teman sesama jenis.

Hutan pinus di dalam kawasan Bumi Perkemahan Wana Wisata Kajar Kudus itu cukup mampu membuat jinak matahari sore. Meski di beberapa tempat tak begitu rapat jarak diantara pepohonannya, namun sinar matahari tak bisa menyentuh kulit kami. Itu karena umumnya pepohonan di sana sudah cukup besar dan tinggi. Di sana ada sebuah pohon yang ditanam Presiden RI pada 13 April 2001, masa dimana Gus Dur masih menjabat.

Meski sudah lebih dari 15 tahun namun batang pohon itu masih kecil. Butuh puluhan dan bahkan ratusan tahun untuk membesarkan batang pohon, dan hanya beberapa menit untuk menumbangkannya. Itulah mengapa kebanyakan orang lebih senang menebang ketimbang menanamnya, hingga suatu saat tak ada lagi pohon besar yang tersisa dan mulailah orang menanam pohon lagi.

Gerbang masuk ke Bumi Perkemahan Wana Wisata Kajar Kudus terkesan biasa saja. Ada papan tengara nama yang mulai pudar catnya sehingga tak yakin apakah bisa menarik perhatian orang ketika melewati tempat ini. Setidaknya terbukti dua kali melewatinya, papan tengara itu tak terlahap oleh mata saya yang biasanya jelalatan melihat sekeliling.

bumi perkemahan wana wisata kajar kudus

Meskipun namanya Bumi Perkemahan yang menyediakan tenda bagi yang ingin menyewa, namun tampaknya banyak yang datang hanya untuk menikmati hawa pegunungan yang segar, dan banyak pula pasangan muda yang datang untuk memadu kasih, bercengkerama berbagi cerita.

Selain pengunjung yang kebanyakan anak-anak muda, terlihat pula beberapa penjual makanan yang mangkal di sana untuk mengais rizki. Jenis jajanan yang dijual oleh para pedagang keliling itu tentu menyesuaikan selera dan harganya dengan pangsa pasar yang disasar. Harus cukup lezat namun dengan harga yang cukup terjangkau.

Waktu itu adalah akhir musim kemarau, dan mungkin karena itu tanah di sana terlihat kering dan tandus tak menyisakan rumput sebatang pun. Namun jika saja pengelolanya peduli dan hebat, biar pun musim kemarau tanah di sana mungkin akan bisa tetap berumput hijau.

Mengapa, karena belakangan saat pergi ke toilet saya melihat air yang terus mengucur, meluberi bak dan tidak boleh ditutup kerannya, karena mungkin bisa mengakibatkan banjir di bagian atas sana. Jika pun tak bisa mengairi seluruh area yang sangat luas ini, setidaknya ada satu petak tanah yang bisa dijaga kehijauan rumputnya di sepanjang waktu dan sepanjang musim.

Ada sebuah patung seorang anak yang tampak seperti hendak terjun ke kolam renang. Bantalan patung itu terlihat sangat artistik. Selain patung-patung cantik, di tengah area Bumi Perkemahan Wana Wisata Kajar Kudus terdapat jalan lebar yang dilapis tatanan batu-batu gunung. Jalan itu berkelok di awal dan lalu lurus menanjak cukup tajam ke atas bukit.

Salah satu yang membuat Bumi Perkemahan Wana Wisata Kajar Kudus ini terlihat menarik dan hidup adalah karena adanya sejumlah patung artistik yang terpasang di lokasi yang tak terlalu berjauhan. Salah satunya adalah patung bocah pada foto di atas, yang diletakkan tepat di tengah puncak undakan dengan ekspresi dan gestur yang memikat.

Di sebelah patung anak itu diletakkan sebuah sepeda asli antik. Sepeda itu mengangkut dua keranjang bambu yang besar dan panjang dan di dalamnya terdapat bilah-bilah bambu kuning kering. Ekspresi si anak seolah sedang kosong pikirannya, mungkin lelah memikirkan beban hidup yang tak kunjung berkurang. Ia yang masih kecil mungkin harus membantu orang tuanya dan tak bisa bermaian selayaknya anak-anak.

Siapa pun pembuat patung anak kecil di Bumi Perkemahan Wana Wisata Kajar itu patut dipuji cita rasa dan kepiawaian dalam membuatnya, karena selain membuat hasil karya yang imajinatif juga ekspresi si anak bisa tergambar dengan sangat baik. Entah ini merupakan hasil pengamatan, atau imajinasi murni, atau pengalamannya sendiri di masa kecil.

Meski sempat ragu karena tak jelas dimana ujungnya, akhirnya kami berjalan kaki mendaki jalan lebar itu. Jalan itu diportal di beberapa titik, membuat mobil tak bisa melewatinya. Sesekali kami berhenti dan duduk di atas portal atau di atas batu jalan, sampai akhirnya kami tiba di dataran luas yang ditata secara apik dan berkelas. Di tempat itulah kami bertemu dan berbincang dengan Taqim (Mustaqim) serta isterinya dan kemudian disuguhi teh, sementara anak laki-laki mereka memasang sound system di area terbuka yang luas di belakang rumah.

Pemilik sanggar dan galeri Taqim Art ini menjadikan lahan dan bangunan tempat tinggalnya di Desa Kajar itu sebagai studio penelitiaan dan pengembangan seni serta laboratorium Seni Nasional Bukit Kalpataru. Ia bercerita tentang minatnya pada agribisnis, termasuk tentang hypernano technology yang ingin dikembangkannya. Ia juga aktif mengajak dan melibatkan masyarakat Desa Kajar untuk bersama-sama menjaga kawasan wana wisata dan mengembangkan Kajar sebagai Desa Seni.


Bumi Perkemahan Wana Wisata Kajar Kudus

Alamat : Desa Kajar, Kecamatan Lajar Dawe, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Lokasi GPS : -6.67878, 110.89231, Waze ( smartphone Android dan iOS ). Harga tiket masuk : Rp.7.000. Hotel di Kudus, Hotel Murah di Kudus, Peta Wisata Kudus, Tempat Wisata di Kudus.

Diubah: November 17, 2019.
Label: Bumi Perkemahan, Jawa Tengah, Kudus, Wisata
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.

aroengbinang,
seorang penyusur jalan.
Traktir BA? Scan GoPay, atau via Paypal. GBU.
« Baru© 2004 - IkutiLama »