Cafe itu memiliki dua lantai, dan kami memilih duduk di lantai dua agar bisa melihat suasana Pantai Padang dari balkon yang terbuka ke arah laut. Tempat ini merupakan salah satu lokasi yang cukup ideal untuk menikmati suasana senja, dan di saat yang bersamaan bisa menyeruput minuman hangat atau pun dingin sesuai selera.
Namun tak lama kami duduk di dalam cafe, karena ingin ke bibir pantai dan menikmati suasana dari dekat. Kami turun dari lantai dua, membayar minuman, lalu keluar menyeberang jalan menuju tepian pantai. Tepian Pantai Padang di sisi kanan cukup sempit dan dilindungi dengan tumpukan batuan dan beton untuk menjaga garis pantai dari abrasi air laut yang cukup kuat.
Dua orang sahabat tampak tengah bercengkerama di ujung tumpukan batuan sambil menikmati suasana indah menjelang tenggelamnya matahari Pantai Padang. Sementara itu seorang pria dengan jala di tangannya tengah bersiap untuk mencoba peruntungannya menangkap ikan. Senja Pantai Padang mungkin sudah menjadi bagian kesehariannya yang tidak lagi menarik perhatiannya.
Arak-arakan awan di langit sering menjadi penguat suasana alam menjelang tenggelamnya matahari di bawah garis pandang. Buih ombak berkejaran di tepian Pantai Padang, yang debur suaranya menjadi musik latar yang indah bagi para pengunjung. Angin bertiup cukup kencang, membawa bau air laut yang asin jauh ke wilayah daratan.
Bias sinar matahari memantul di permukaan air laut di Pantai Padang, dengan latar siluet pohon nyiur yang mengingatkan pada saya lagu "Rayuan Pulau Kelapa" karya Ismail Marzuki. Namun tidak terlalu banyak pohon nyiur terlihat tumbuh di tepi pantai, mungkin sekali sengaja dibuat demikian untuk alasan keamanan. Tak enak memang jika berkunjung ke pantai dan kejatuhan buah kelapa.
Warung-warung makanan dan gerobak minuman sederhana tampak berderet di tepi jalan memunggungi Pantai Padang. Sebuah papan memberi peringatan bahwa berenang di pantai bisa mengancam keselamatan. Di sebelahnya ada tumpukan batu yang menjorok ke laut yang menjadi tempat favorit untuk duduk mencangkung menikmati pemandangan laut lepas.
Pemandangan pada bagian Pantai Padang yang landai dan cukup lebar dengan riak gelombang datang susul menyusul tanpa henti, menimbulkan bunyi ritmik yang terdengar dengan jeda waktu tertentu. Sejauh mata memandang, di bagian depan pantai memang tidak ada pulau yang bisa berfungsi sebagai pemecah gelombang laut, sehingga bisa dimengerti kalau ombak di pantai ini bisa berbahaya.
Jika tak hendak duduk di teras cafe untuk menikmati suasana senja di Pantai Padang, pilihan lain tentu saja mencari tempat duduk diantara bebatuan dan pasir pantai, yang bagi sebagian orang lebih disukai karena dekat ke pantai dengan suasana alami. Tak pula perlu mengeluarkan uang untuk membeli minuman yang biasanya lebih mahal dari harga di kaki lima.
Suasana yang tertangkap ketika blue hour telah muncul di Pantai Padang, selepas tenggelamnya matahari di bawah garis cakrawala. Penjala itu tampak berdiri sendirian di sana, menunggu waktu yang tepat untuk melemparkan jaring ke air laut. Selalu saja ada ikan yang terbawa arus gelombang mendekati garis pantai, dari yang sangat kecil hingga seukuran ikan paus.
Rentang waktu saat matahari mulai mendekati garis cakrawala hingga terbenam, dengan semburat sinarnya yang indah, adalah momen dimana banyak orang senang menghidupkan waktu di tepi pantai untuk menikmati suasananya. Desau angin dan suara gelombang yang pecah saat menghantam bebatuan menjadi daya pikat tersendiri.
Pantai Padang merupakan tempat yang menarik untuk dikunjungi di sore hari. Selain suasananya yang romantis, pengunjung juga bisa sambil menikmati segarnya kelapa muda serta makanan khas setempat di warung-warung di tepi pantau atau di balkon cafe yang ada di sana.
Pantai Padang
Alamat : Jalan Samudera, Padang, Sumatera Barat. Lokasi GPS : -0.9580994, 100.3532088, Waze. Rujukan : Tempat Wisata di Padang, Peta Wisata Padang, Hotel Padang. Diubah: Februari 07, 2018.Label: Padang, Pantai, Sumatera Barat
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.
