Patung Jenderal Sudirman yang menampilkan sosok dalam pakaian khasnya itu diapit oleh empat gedung tinggi, yaitu Wisma Arthaloka dan Gedung BNI di sisi Barat, serta Gedung Landmark serta Wisma Indocement di sisi Timur. Selain mantel yang panjang untuk melindungi badannya yang ringkih akibat penyakit paru-paru, ikat kepala Jawa juga menghias kepalanya.
Meskipun hidup dengan hanya paru-paru sebelah, namun semangat dan kesetiaan sang jenderal dalam berjuang mempertahankan NKRI dari cengkeraman penjajah mampu mengalahkan keterbatasan fisiknya yang lemah. Itu dibuktikan ketika Belanda melancarkan Agresi Militer II untuk menduduki Yogyakarta pada 19 Desember 1948, hanya beberapa hari setelah Soedirman keluar dari rumah sakit.
Pada sebuah Minggu pagi, sekitar jam setengah enam, saya memotret seorang pria bersepeda kecil yang sedang melintas di samping Patung Jenderal Sudirman. Jalanan masih sepi. Orang-orang masih dalam perjalanan ke tempat ini untuk menikmati lengangnya jalan saat hari bebas mobil di sepanjang Jalan Sudirman - Thamrin ini.
Foto itu diambil jauh sebelum mulai dibangunnya MRT yang membuat lanskap jalan bergengsi ini menjadi berubah dengan hilangnya sebagian besar pohon peneduh. Pembangunan MRT yang telah direncanakan selama bertahun-tahun, akhirnya bisa diwujudkan pembangunannya sejak Joko Widodo menjadi Gubernur DKI Jakarta.
Pengendara sepeda lainnya tampak melenggang santai di jalan yang masih sunyi di samping Patung Jenderal Sudirman. Hanya di jalur lambat mobil masih bisa lewat saat hari bebas kendaraan. Sementara itu di ujung jalan terlihat sebuah bus TransJakarta berwarna merah sedang melintas.
Jalur tengah Kota Jakarta dari daerah Kota hingga Jl Medan Merdeka Barat - Jl MH Thamrin - Jl Jenderal Sudirman sampai Jl Fatmawati dan seterusnya hingga Jl Lebak Bulus adalah jalur tersibuk karenanya banyaknya daerah perkantoran, restoran dan tempat hiburan. Sehingga bisa dimengerti bahwa pembangunan MRT diprioritaskan lebih dahulu di koridor jalan ini.
Riwayat Patung Jenderal Sudirman
Pembangunan Patung Jenderal Sudirman dan sejumlah patung lainnya muncul pada September 2001, sebagai realisasi sayembara patung pahlawan yang dilakukan pada 1999. Pembuatan patung Jenderal Sudirman dikerjakan oleh Sunario, seniman dan dosen seni rupa ITB, menelan biaya Rp. 6,6 miliar yang dananya berasal dari sumbangan para pengusaha dengan kompensasi dua titik reklame di Dukuh Atas.Peresmian Patung Jenderal Sudirman yang dibuat dari perunggu seberat 4 ton setinggi 6,5 meter dengan penyangga setinggi 5,5 meter ini dilakukan pada 16 Agustus 2003. Sempat ada kontroversi pada sikap patung yang seolah menghormat pada pejalan. Namun sang jenderal menghormat ke arah Istana Negara, tempat dimana Presiden RI berada sebagai bentuk kesetiaan kepada NKRI.
Pandangan dekat pada Patung Jenderal Sudirman dengan tangan kiri memegang sebuah tongkat. Soedirman adalah tokoh militer angkatan darat pertama yang memperoleh pangkat sebagai Jenderal Besar pada tahun 1997. Pangkat tertinggi yang dapat dicapai oleh seorang perwira TNI Angkatan Darat juga disematkan pada Jenderal Besar AH Nasoetion dan Jenderal Besar Soeharto.
Perang Gerilya
Ketika pemimpin politik berlindung di keraton Jogja saat Agresi Militer II itu, Soedirman beserta sekelompok kecil tentara dan dokter pribadinya menyingkir keluar kota ke arah selatan dan melancarkan perang gerilya melawan tentara Belanda selama tujuh bulan.Beliau mendirikan markas sementara di Sobo, dekat Gunung Lawu, untuk mengomandoi operasi militer di Pulau Jawa, termasuk Serangan Umum 1 Maret 1949 ke Kota Jogjakarta yang dipimpin Letnan Kolonel Soeharto. Soedirman kembali ke Yogyakarta pada bulan Juli 1949 ketika tentara Belanda mulai ditarik.
Soedirman lahir di Purbalingga pada 24 Januari 1916, meninggal pada 29 Januari 1950 dalam usia umur 34 dengan pangkat Letnan Jenderal, dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Semaki, Jogjakarta. Dianugerahi pangkat jenderal anumerta pada tahun itu juga. Sebelum terpilih sebagai panglima TNI, beliau menjabat sebagai Komandan Tentara PETA Banyumas dan Komandan Divisi V TKR Banyumas.
Alamat Patung Jenderal Sudirman Jakarta berada di Jl Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan. Lokasi GPS : -6.2041919, 106.8224286, Waze. Hotel di Jakarta Selatan, Hotel Melati di Jakarta Selatan, Nomor Telepon Penting, Peta Wisata Jakarta, Peta Wisata Jakarta Selatan, Rute dan Jadwal Lengkap KRL Commuter Line Jabodetabek, Rute Lengkap TransJakarta, Tempat Wisata di Jakarta, Tempat Wisata di Jakarta Selatan, Trayek Bus Damri Bandara Soekarno - Hatta.
Diubah: Desember 07, 2024. Label: Jakarta, Jakarta Selatan, Jenderal Sudirman, Patung, Wisata
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.