Warung Degan Ijo Solo

Makan siang hari itu berjodoh di Warung Degan Ijo Solo yang berada di Jl Samanhudi, Kota Solo. Itu lantaran ekor mata sempat menangkap papan namanya saat perut lapar, dan beberapa detik kemudian saya meminta Pak Jum untuk memutar balik. Sebagai penggemar kelapa muda, nama degan itu yang menarik minat saya.

Halaman depan Warung Degan Ijo Solo cukup luas, dan terlihat banyak mobil parkir. Namun Pak Jum masih bisa menemukan tempat kosong di sebelah pos. Rupanya ada rombongan besar pengunjung warung yang tengah menyelenggarakan acara di pendopo belakang tempat makan ini.

Bangunan tempat makan Warung Degan Ijo Solo ini berbentuk pendopo kayu bergaya joglo yang terbuka di keempat sisinya dengan ukuran cukup besar dan tinggi. Semua meja kursi juga terbuat dari kayu, sehingga memberi suasana lokal yang kental. Tidak ada kesulitan untuk menemukan satu meja kosong untuk kami duduk dan memesan makanan.

Pendopo itu dibuat dalam bentuk lesehan, tanpa kursi, sehingga orang duduk dengan ndeprok di atas lantai. Suara organ tunggal datang dari tempat itu, ditingkah nyanyian pria tak merdu. Di acara seperti ini memang hanya butuh keberanian dan pantang malu untuk unjukkan suara yang ala kadar.

Warung Degan Ijo SoloDi ujung belakang sana terlihat bangunan sebuah pendopo di bagian belakang Warung Degan Ijo Solo yang tampaknya tengah digunakan untuk sebuah acara keluarga atau komunitas, terlihat dengan adanya sejumlah anak kecil yang dijaga oleh orang tuanya.Warung Degan Ijo SoloSuasana di pendopo Warung Degan Ijo Solo pada siang hari itu yang tidak lagi begitu ramai karena orang sudah selesai bersantap. Pilar soko guru pendoponya berukir motif suluran di bagian bawah pada keempat sisi kayunya.
Warung Degan Ijo SoloDaftar menu Warung Degan Ijo dengan berbagai pilihan sambal, lauk, sayur, dan minuman. Saya bukan penggemar sambal, namun pilihannya cukup menarik. Warung Degan Ijo SoloSuasana di Warung Degan Ijo yang saat itu cukup ramai karena adanya rombongan pengunjung yang menyewa joglo di bagian belakang untuk makan bersama.

Setelah sejenak duduk, saya memilih makanan berupa ayam bakar, goreng tahu tempe, ca kangkung untuk sayuran, serta es degan dengan air kelapa asli. Pelayan penerima pesanannya cukup sigap dan ramah. Pilihan makanan lainnya adalah ayam panggang, asam manis udang atau cumi, bebek goreng, nasi goreng, lele bakar, belut, dan tahu petis.

Untuk penambah nafsu makan ada sambal mondo-mondo, sambal bawang merah, sambal tomat segar, sambal terasi segar / Malang, sambal bawang goreng, sambal pecal, sampai sambal degan ijo. Harganya bervariasi dari 1500-4000 rupiah.

Sebuah lampu gantung antik menghias bagian pusat pendopo dengan ukiran kayu cantik pada lelangitnya di atas lampu. Lampu bukan hanya menjalankan fungsi sebagai penerang di kala malam tiba, namun juga sebagai bagian dari selera dekor ruang pemiliknya.

Kasir berada di pojok pendopo di ujung sana, dengan wastafel untuk cuci tangan ada di pojok yang berseberangan. Hawa di pendopo cukup nyaman, tak terlalu berangin namun juga tidak panas lantaran langit-langit pendopo yang tinggi dan sirkulasi udara yang baik. Meskipun tanpa pendingin ruangan, duduk di dalam pendopo terasa nyaman saja.

Masakan Warung Degan Ijo Solo ini cukup enak di lidah dan nyaman di perut, sesuai dengan selera saya, demikian juga es degannya, dan harganya pun bagus. Lepas dari urusan makanan, yang lebih penting dari Warung Degan Ijo ini adalah ternyata ia berada tepat di sebelah Museum Samanhudi Solo, yang keberadaannya tengah saya cari waktu itu.

Warung Degan Ijo Solo

Alamat : Jl Samanhudi, Solo. Buka jam 10.00 - 22.00. Lokasi GPS : -7.566726, 110.797454, Waze. Rujukan : Hotel di Solo, Tempat Wisata di Solo, Peta Wisata Solo.

Diubah: Desember 06, 2024.
Label: Jawa Tengah, Kuliner, Solo, Wisata
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.

aroengbinang,
seorang penyusur jalan.
Traktir BA? Scan GoPay, atau via Paypal. GBU.
« Baru© 2004 - IkutiLama »